Dakwah Maksud Hidup


widgeo.net

Sunday 4 May 2014

Semua Hanyalah Titipan Allah Subhanahu wa Ta’ala

Add caption

QS 3.Ali 'Imran:109
"Kepunyaan Allah-lah segala yang ada di langit dan di bumi; dan kepada Allahlah dikembalikan segala urusan."

QS 2.Al Baqarah:284
"Kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Dan jika kamu melahirkan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu menyembunyikan, niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan kamu tentang perbuatanmu itu. Maka Allah mengampuni siapa yang dikehendaki-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu."

Manusia dilahirkan ke dunia fana ini tidak ada sesuatupun yang dibawa. Pada saat lahirpun hanya bisa menangis saja. Apapun yang menjadi kebutuhannya maka bayi pun menangis. Dengan menangis Ibu lalu memberikan apa yang diperlukannya.
Dari waktu ke waktu bayi tumbuh menjadi anak anak kemudian bertumbuh lagi menjadi dewasa dan menjadi orang tua. Kemampuan yang semula hanya bisa menangis saja lalu Allah Subhanahu wa Ta’ala ajari bicara. Yang tadinya hanya bisa merangkak kesana kemari kemudian diberi Nya kepandaian ini dan itu,  keahlian ini dan itu. Semuanya hanyalah pemberian dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Setelah tiba masanya maka dianugerahinya jodoh sebagai pasangan hidup didunia ini agar tenang dan merasakan kenikmatan lebih bersama kekasihnya. Dimudahkanlah rizqinya sehingga dapat digunakan untuk membeli rumah untuk berteduh dan membesarkan anak anaknya, digunakan untuk keperluan keperluan hidup lainnya seperti kendaraan, perabotan rumah tangga lainnya dan sarana sarana penunjang lainnya.

Sampai suatu saat ia memperoleh jabatan yang begitu penting dalam pemerintahan. Kekuasaan ada dalam gengamannya, kesempatan terbuka lebar lebar jika ia mau ini dan itu. Tawaran tawaran pun mulai berseliweran di depan matanya. Dalam hatinya dia berkata “Mumpung ada kesempatan, mumpung saya ada kekuasaan, mengapa tidak saya ambil semuanya saja?”
Manusia tidak menyadari kalau semua ini hanyalah titipan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Manusia lupa saat terlahir ke dunia dia tidak membawa apa apa, tidak bisa apa apa, tidak tahu apa apa, tidak punya apa apa. Kemudian dia bisa apa apa karena dimampukan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Kemudian dia punya apa apa karena semuanya diberi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dia bisa tahu apa apa pun karena Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah memberi ilmu kepadanya.

“(1) Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang telah menciptakan. (2) Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. (3) Bacalah, dan Tuhanmu adalah Maha Pemurah. (4) Yang mengajar (manusia) dengan perantaran qalam (alat tulis) (5) Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (QS Al Alaq ayat 1 s/d 5 )

Titipan apapun harus dikembalikan. Kapanpun diminta harus kita serahkan dalam keadaan baik. Maka demikian pula apa saja yang Allah Subhanahu wa Ta’ala telah titipkan pada kita suatu saat nanti pasti akan diminta kembali. Manusia harus dapat mempertanggung jawabkan dihadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala semua titipan tersebut. Mata, telinga, hati maupun fikiran semuanya akan dimintai pertanggung jawabannya.

''Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak memiliki pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya, pendengaran, penglihatan, dan hati, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya.'' (QS 17:36).

“Tidak akan bergeser dua telapak kaki seorang hamba pada hari kiamat sampai dia ditanya (dimintai pertanggungjawaban) tentang umurnya kemana dihabiskannya, tentang ilmunya bagaimana dia mengamalkannya, tentang hartanya; dari mana diperolehnya dan ke mana dibelanjakannya, serta tentang tubuhnya untuk apa digunakannya.”[HR.Tirmidzi]

Selama ini bagaimana kita telah manfaatkan mata, adakah untuk menyaksikan tanda tanda Kekuasaan Allah Subhanahu wa Ta’ala di alam raya ini, ataukah digunakan untuk melihat perkara perkara yang haram dilihat ? Telinga, adakah sudah kita manfaatkan sesuai dengan Kehendak Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk mendengarkan ayat ayat suci Nya, mendengarkan Perintah Perintah nya serta Larangan Larangan Nya, ataukah digunakan untuk mendengarkan hal hal yang sia sia seperti mendengarkan musik musik yang cenderung membuat kita lalai dari mengingat Nya ?  Hati untuk membedakan mana yang haq dan mana yang bathil karena hati diciptakan Allah Subhanahu wa ta’ala untuk membuka diri terhadap kebenaran. Fikir sudahkah digunakan untuk memikirkan mengenai ciptaan ciptaan Allah Subhanahu wa Ta’ala yang menghantarka kita pada pengenalan lebih dekat dan semakin dekat lagi kepada Nya ? Atau bahkan dengan fikiran yang dikaruniakan ini menjadikan kita semakin sombong dan tidak mengenal Allah Subhanahu wa Ta’ala karena merasa paling tahu, paling benar paling baik diantara semua manusia ?

Jangankan di akhirat nanti seandainya semua titipan yang kita terima diminta di dunia ini maka sudah pasti harus ikhlas diserahkan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Berapa banyak waktu kesempatan hidup kita yang sudah diberikan ? Berapa banyak harta benda yang sudah kita ni’mati kelezatannya ? Terlebih lebih ni’mat badan , jasmani dan ruhani yang selama ini terus menyatu dengan diri. Betapa besarnya semua ni’mat ini yang tidak sanggup kita menghitungnya.

 “Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta), ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah (kering)nya, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana” (QS Luqmaan:27).

Allah Subhanahu wa Ta’ala hanya meminta ketika di dunia ini sedikit saja dari semua yang sudah dianugerahkan kepada kita. Allah Subhanahu wa Ta’ala hanya meminta sedikit harta benda kita, hanya sedikit saja waktu kita dan hanya sedikit sekali dari diri kita. Semua ini apabila kita relakan untuk dikorbankan di jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala pasti akan diberi ganti yang jauh lebih baik lagi. Dan janji Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah PASTI BENAR .

“Perumpamaan orang-orang yang menginfakkan harta-harta mereka di jalan Allah adalah seperti sebuah biji (benih) yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada masing-masing tangkai terdapat seratus biji. Allah melipatgandakan (balasan) kepada siapa saja yang Allah kehendaki. Dan Allah Maha Luas lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah [2]: 261)

Hanya harta saja apabila diinfaqkan pasti akan diberi 700 kali lipat. Bagaimana apabila kita luangkan waktu kita , kita korbankan diri kita ? Pastilah akan mendapatkan jauh lebih besar dan lebih mulia lagi dari pahala yang telah dijanjikan Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Allah Subhanahu wa ta’ala mengambil sedikit dari waktu, harta dan diri kita bukan karena Allah Subhanahu wa Ta’ala memerlukan itu semua , melainkan karena akan diganti dengan keni’matan yang kekal abadi di syurga . Keni’matan yang tiada ada akhirnya yang dari waktu ke waktu semakin bertambah tambah keni’matannya. Apalah artinya tiga hari dibanding tiga puluh hari , empat puluh hari dalam setahun dan empat bulan seumur hidup untuk kita luangkan berjihad di jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala menolong agama Nya agar tersebar di seluruh dunia hingga akhir zaman nanti. Bahkan seandainya seluruh waktu kita seluruh harta kita dan seluruh jiwa dan raga kita pun seharusnya kita serahkan sepenuhnya apabila sudah di Kehenadaki Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk diminta. Setidak tidaknya kita belajar menyerahkan semua yang diminta Allah Subhanahu wa Ta’ala sepenuh hati kita.

Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan maupun berat, & berjihadlah kamu dgn harta & dirimu di jalan Allah. Yang demikian itu adl lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui. ( QS At Taubah ayat 41 )



Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, Kami akan tunjukkan kepada mereka jalan-jalan kami.  Dan sungguh, Allah beserta orang-orang yang berbuat baik.  (QS Al Ankabuut ayat 69.)

2 comments:

  1. Yaa Allah.... astaghfirullah..😒😒😒😒😒😒😒😒😒

    ReplyDelete

Kami akan sangat berbahagia apabila anda memberi komentar atas tulisan di atas. Jazakallooh atas segala perhatiannya.