Dakwah Maksud Hidup


widgeo.net

Sunday 21 February 2021

Berfikir solusi versus berfikir masalah

 Berfikir solusi versus berfikir masalah


Kita ini hidup di dunia seperti orang yang buta, tuli, bisu dan lumpuh. Tidak ada yang bisa kita lakukan kecuali ada yang menolong. Maka seorang hamba jika tidak diberi hidayah Allah Subhanahau wa Ta’ala tidak dibimbing Rasulullah Shallaallaahu alaihi wa salam semua kita pasti akan tersesat dan binasa Kita sebagaimana bayi yang terlahir. Tidak tahu apa apa tidak punya apa apa tidak bisa apa apa bukan siapa siapa tidak ada apa apanya. Lalu Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan kita jadi tahu apa apa jadi punya apa apa jadi bisa apa apa jadi siapa siapa dan jadi ada apa apanya. Saat seorang hamba menyadari memahami bahwa dirinya tidak ada apa apanya lalu mau mengakui akan Keberadaan Allah Subhanahu wa Ta’ala sebagai Dzat Maha Pengasih Maha Penyayang Maha Kuasa Maha Sempurna, dia akan diangkat derajadnya karena hamba ini sadar akan siapa dirinya dan siapa Tuhan nya. Tetapi sebaliknya ketika seorang hamba merasa sudah tahu merasa punya merasa bisa tidak merasa butuh siapa siapa pun selain dirinya sendiri, kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala akan tinggalkan hamba tersebut, dan manakala seorang hamba ditinggalkan oleh Nya pasti binasalah hamba tersebut. Oleh sebab itu siapapun diri kita sebanyak apapun harta yang ada pada diri kita seluas apapun pengetahuan kita setinggi apapun pangkat dan jabatan kita tetaplah kita hanya seorang hamba pendosa, jangan pernah menyombongkan diri dihadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Hanya Allah Azza wa Jalla Yang Maha Kuasa Merubah keadaan suatu kaum

لَهُۥ مُعَقِّبَٰتٌ مِّنۢ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِۦ يَحْفَظُونَهُۥ مِنْ أَمْرِ ٱللَّهِ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا۟ مَا بِأَنفُسِهِمْ ۗ وَإِذَآ أَرَادَ

ٱللَّهُ بِقَوْمٍ سُوٓءًا فَلَا مَرَدَّ لَهُۥ ۚ وَمَا لَهُم مِّن دُونِهِۦ مِن وَالٍ

“Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia. (QS Ar Ra’d ayat 11 )

Setiap manusia pasti menginginkan hidup yang lebih baik dan hanya Allah  Azza wa Jalla saja yang Maha Kuasa Merubah keadaan menjadi lebih baik asalkan manusia itu mau merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Namun harus diingat merubah keadaan di sini maksudnya sudah pasti merubah yang sesuai dengan Kehendak Allah Subhahu wa Ta’ala dan sesuai  cara yang diberikan oleh Rasulullah shallallaahu alaihi wa salam. Barulah nanti keadaan ini akan diperbaiki Nya. Tetapi manakala hamba hamba Nya tidak mau merubah keadaan dirinya hanya mengikut pemikirannya saja mengikut hawa nafsunya saja, justru keburukan yang menimpa ummat manusia dan manusia tidak akan pernah bisa menolaknya dan hanya Allah Azza wa Jalla Yang Maha Melindungi ummat manusia apabila terjadi bala bencana musibah menimpa. Manusia merubah keadaan yang ada pada dirinya ( kaumnya ) sesuai Kehendak Nya dengan mencontoh Sunnah Rasul shallallaahu alaihi wa salam lalu Allah Subhanahu wa Ta’ala Merubah keadaan suatu kaum menjadi lebih baik. Intinya upaya perbaikan diri dan upaya mengajak perbaikan diri masing masing mengikuti Kehendak Allah Azza wa Jalla dan kembali kepada kehidupan sunnah dan bukan memperbaiki orang lain apalagi sampai melalaikan diri sendiri !

Bagaimana cara menghadapi masalah dalam kehidupan

Masalah itu muncul kalau kita jadikan masalah, masalah tidak akan pernah muncul kalau tidak pernah dijadikan masalah. Jadi masalah itu tergantung pada manusia. Ada manusia yang sedikit sekali masalahnya sebab dia tidak pernah berfikir tentang masalah sebaliknya ada manusia yang masalahnya sangat banyak sekali sebab apa saja dijadikan masalah  Dari masalah penampilan masalah makanan masalah rizki masalah rumah, kendaraan dan lain lain sebagainya. Menghadapi masalah apabila fokusnya kepada masalah itu sendiri , justru masalah akan semakin bertambah. Masalah semakin besar masalah semakin banyak, masalah masalah akan semakin rumit dan banyak bermunculan masalah masalah baru lainnya, Jika kita berhadapan dengan suatu masalah tetaplah tawajuh hanya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan jangan berpaling kepada selainnya.

فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا ۚ فِطْرَتَ ٱللَّهِ ٱلَّتِى فَطَرَ ٱلنَّاسَ عَلَيْهَا ۚ لَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ ٱللَّهِ ۚ ذَٰلِكَ ٱلدِّينُ ٱلْقَيِّمُ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ ٱلنَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ

 “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui,” (Ar-Rum 30).

Masalah yang menciptakan Allah Azza wa Jalla hanya  Dia Yang Maha Mengetahui hakikat masalah yang sebenar benarnya, masalah akan selesai hanya jika diselesaikan Nya, maka mengapa kita sibuk derngan masalah bukan sibuk dengan Allah Rabbul aalamiin. Seharusnya kita semakin sibuk dengan Nya semakin dekat dengan Nya semakin meningkatkan amal ibadah yang diridhoi Nya barulah nanti Dia Yang Maha Kuasa dan Maha Pengasih Penyayang akan segera mencabut semua masalah masalah ini dari kehidupan ummat manusia sampai ke akar akarnya..

Sebenarnya adakah masalah itu ? Kalau masalah memang ada lalu apa masalah sebenar benarnya dan apa akar dari segala masalah hidup di dunia ini ?

Sebenarnya masalah itu tidak ada !!! Loh maksudnya apa kalimat ini ? Kenyataannya hidup kita adalah masalah dan tidak ada manusia yang tidak punya masalah khan ?

Selama Allah Subhanahu wa Ta’ala “tetap ada” didalam hati kita maka selama itu masalah akan tidak ada didalam hati kita. Masalah itu bagi kita sedangkan bagi Allah Azza wa Jalla masalah itu tidak pernah ada. Ketika Allah Rabbul Izzati “ada” didalam hati kita masalah masalah itu diselesaikan Nya sehingga tidak ada lagi tersisa masalah satupun , namun ketika Allah Azza wa Jalla “tidak ada” didalam hati kita maka semuanya saja akan menjadi masalah. Intinya, masalah sebenar benarnya adalah apakah Allah Subhanahu wa Ta’ala masih “Berada” didalam hati kita masing masing, atau “tidak berada” didalam hati kita. Adakah hati kita masih menyimpan keyakinan kepada KeAgungan Kekuasaan Kesempurnaan dan segala gala Sifat Sifat Mulia Allah Azza wa Jalla atau sudah tidak lagi yakin atau sangat lemah sekali keyakinan kita kepada Nya.

Masalah sebenarnya hanya ada dua saja yaitu masalah Iman dan masalah amal dan sumber masalah tidak siapa siapa hanya saja diri sendiri. Masalah masalah lain muncul saat imannya bermasalah dan amalnya bermasalah. Saat imannya sempurna disertai amal yang shahih maka masalah masalah lainnya akan hilang lenyap karena masalah itu semuanya sudah diselesaikan Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Cara menyikapi masalah juga terkadang keliru mengakibatkan masalah semakin rumit semakin banyak. Kebanyakan manusia berfikir tentang masalah tidak berfikir tentang solusi dan hikmah. Semua yang terjadi didalam kehidupan ummat manusia adalah semata semata dengan Kehendak Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dan semua Kehendak Allah subhanahu wa Ta’ala pasti membawa hikmah sangat besar didalam kehidupan. Sehingga hendaknya kita pandai pandai mengambil hikmahnya dan senantiasa berfikir solusi yakni berfikir bagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala yang akan menyelesaikan semua masalah kita ini. Sesungguhnya manusia sangat lemah sekali tidak punya kemampuan sedikitpun menyelesaikan masalah masalah meskipun masalah yang sangat sederhana. Manusia tidak dirancang untuk menyelasaikan masalah melainkan manusia hanya dirancang untuk mengembalikan semua masalah hanya kepada Allah Robul Aalamiin. Sebaliknya tidak ada masalah apapun yang tidak bisa diselesaikan oleh Allah Azza wa Jalla Yang Maha Kuasa dan Maha Perkasa.

Sumber masalah adalah dari manusia itu sendiri wabilkhusus diri sendiri. Ketika ada masalah penyebabnya adalah dari diri sendiri kemudian kita mestinya beristighfar introspeksi diri, bukan lalu mencak mencak menyalahkan ini menyalahkan itu menyalahkan anu menyalahkan orang lain, wah sudah pasti masalahnya akan semakin besar rumit dan banyak. Dengan beristighfar sebanyak banyaknya mengakui kesalahan diri sendiri jadikan semua nya sebagai sarana penyempurna Iman dan introspeksi diri terhadap amal amal kita. Pasti ada yang bermasalah dengan amal kita ini. Jangan jangan sumber segala masalah saat ini  intinya ada pada diri kita sendiri. Nah khan pasti kita akan memberontak dan mengatakan “ Loh koq bisa ???” Menyelesaikan masalah dimulai dari yang paling sederhana yang paling mudah. Sebetulnya menyalahkan diri sendiri jauh lebih mudah daripada menyalahkan orang lain.  Menyalahkan diri sendiri cukup hanya satu saja yang disalahkan dan cukup hanya satu orang saja yang diperbaiki dan paling gampang sebab yang paling tahu tentang diri kita ya kita sendiri. Sedangkan menyalahkan yang lainnya sangat banyak yang harus diperbaiki. Belum lagi jika orang lain tak mau diperbaiki tak merasa perlu diperbaiki karena merasa tak bersalah apalagi jika ternyata bukan salah mereka. Memperbaiki diri sendiri jauh lebih mudah ketimbang memperbaiki orang lain karena tidak ada orang yang mau disalah salahkan.

Sebagaimana firman-Nya dalam QS. Ar-Rum ayat 41, yakni:

ظَهَرَ ٱلْفَسَادُ فِى ٱلْبَرِّ وَٱلْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِى ٱلنَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعْضَ ٱلَّذِى عَمِلُوا۟ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ

“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”.

أَلَّا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُخْرَىٰ

 Bahwasanya seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain.” {QS. An-Najm: 38.}

وَلَا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُخْرَىٰ ۚ وَإِن تَدْعُ مُثْقَلَةٌ إِلَىٰ حِمْلِهَا لَا يُحْمَلْ مِنْهُ شَىْءٌ وَلَوْ كَانَ ذَا قُرْبَىٰٓ ۗ إِنَّمَا تُنذِرُ ٱلَّذِينَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُم بِٱلْغَيْبِ وَأَقَامُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ ۚ وَمَن تَزَكَّىٰ فَإِنَّمَا يَتَزَكَّىٰ لِنَفْسِهِۦ ۚ وَإِلَى ٱللَّهِ ٱلْمَصِيرُ

“Dan orang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Dan jika seseorang yang berat dosanya memanggil (orang lain) untuk memikul dosanya itu tiadalah akan dipikulkan untuknya sedikitpun meskipun (yang dipanggilnya itu) kaum kerabatnya. Sesungguhnya yang dapat kamu beri peringatan hanya orang-orang yang takut kepada azab Tuhannya (sekalipun) mereka tidak melihat-Nya dan mereka mendirikan sembahyang. Dan barangsiapa menyucikan dirinya, sesungguhnya dia menyucikan diri untuk kebaikan dirinya sendiri.

Dan kepada Allah-lah tempat kembali. (QS Faathir: 18.}

 

Jangan mempermasalahkan dosa orang lain risaukan dosa diri sendiri karena seseorang tidak memikul dosa orang lain. Terutama yang harus difikirkan adalah dosa dosa pribadi dan jangan sampai kita sibuk dengan dosa dosa orang lain sementara dosa dosa kita kadang jauh lebih besar terabaikan. Boleh jadi dosa dosa yang ternampak pada orang lain justru sebab dosa dosa kita sendiri. Suatu kaum mendapat pemimpin yang dzolim karena tanpa sadar kita banyak berbuat dzalim sehingga Allah Subhanahu wa Ta’ala beri seorang pemimpin yang dzolim. Daripada banyak menghujat, mencemooh, menghina apakah tidak lebih baik kita menjadi tauladan dikarenakan orang lebih mudah mencontoh ketimbang mendengar uraian yang panjang lebar namun contoh nyatanya tidak ada atau malah sama saja tentunya tanpa disadari. Masalah tidak selesai hanya dengan hujatan, makian, cemoohan. Masalah selesai hanya jika diselesaikan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Allah Subhanahu wa Ta’ala akan Bantu selesaikan masalah saat hamba hamba Nya menolong Allah Azza wa Jalla

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِن تَنصُرُوا۟ ٱللَّهَ يَنصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ

“Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu      ( QS Muhammad ayat ke 7 )

Mengingatkan manusia terutama mengingatkan diri sendiri menyampaikan ajakan kepada ummat manusia didahului dengan mengajak kepada diri sendiri terlebih dahulu. Mengajak kepada kebaikan bukan mencela menghujat membuka buka aib manusia.

Rasul shalallaahu alaihi wa salam bersabda, "Siapa yang melihat kemungkaran di antara kalian, hendaklah ia mengubah dengan tangannya. Apabila tidak mampu, maka hendaklah ia mengubah dengan lisannya. Jika tidak mampu, hendaklah mengubah dengan hatinya. Itu adalah selemah-lemah iman." (HR Muslim).

Maksud mengubah disini harus sesuai dengan sunnah Rasul Shallallaahu alaihi wa salam yang Beliau diutus menjadi Rahmat bagi semesta alam.

لِّلْعَالَمِينَ رَحْمَةً إِلَّا أَرْسَلْنَاكَ وَمَا ﴿١٠٧

“Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam”. (QS Al Anbiya ayat 107)

Berikut amalan amalan yang dapat dikerjakan dalam rangka usaha perbaikan diri sendiri dan saling ajak mengajak untuk sama sama memperbaiki diri sendiri

Solusi masalah secara islami

1.         Beristighfar sebab sumber masalah adalah diri sendiri

2.         Bertaubat karena masalah muncul karena dosa dosa kita

3.         Sholat “Wastainu bissobri wassholat

4.         Sedekah sebab tidak ada musibah yang dapat melampaui sedekah

5.         Prasangka baik dan fokus hanya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala jangan berfikir hanya masalah saja

6.         Senantiasa berdzikir karena hanya dengan berdzikir hati akan menjadi tenteram dan ketentraman separuh masalah akan selesai

7.         Jangan pernah menyalah nayalahkan orang lain apalagi sampai menghujat menghina mengghibah mencemooh dan lain sebagainya yang hanya akan mengurangi timbanangan amal kebaikan kita bahkan akan mendatangkan dosa dosa menjadikan kita sebagai orang yang bangkrut.

8.         Selalu mengambil Hikmah dari semua masalah yang dihadapi

9.         Masalah dafahami sebagai sarana menyempurnakan Iman dan amal dan menghapus dosa dosa

10.       Para Rasul para Nabi orang orang Sholeh dan semua orang yang didekatkan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala semuanya diberi masalah sebab hendak diangkat kedudukannya setinggi tingginya di sisi Nya. Semakin tinggi pohon semakin kuat tiupan angin yang diterima nya.

 

Kunjungi kami di http://www.drtamtomo.blogspot.com/

Youtube channel : tamtomonh

https://youtu.be/iG_GIzi9QpY?t=55

 

Friday 5 February 2021

 

Manfaatkan semua sarana yang ada untuk mendekati Nya

Dari waktu ke waktu sesungguhnya setiap hamba Allah Subhanahu wa Ta’ala semakin mendekat kepada kematian. Jadi orang orang yang biasa merayakan hari ulang tahunnya sebenarnya tanpa sadar dia sedang merayakan hari hari semakin dekatnya kematian.  Kemanapun hamba Allah Subhanahu wa Ta’ala pergi hakikatnya  dia sedang pergi menuju kuburnya, Sehingga saat seorang manusia melakukan perjalanan di muka bumi ini entah ke Jakarta ke Surabaya ke Bandung ataupun perjalanan jauh ke negara negara lain sesungguhnya  dia tidak sedang kemana mana kecuali sedang pergi berjalan menuju alam kuburnya. Apapun yang dikerjakan saat ini hakikatnya sedang mengerjakan bangunan kuburnya masing masing. Ketika seorang hamba sedang membangun rumahnya, membangun gedung, membangun jalan atau sedang membangun rumah sakit sekalipun hakikatnya manusia itu lagi membangun kuburnya sendiri. Apakah kuburnya nanti sebagaimana taman taman di syurga atau sebaliknya sebagaimana jurang jurang neraka Jahanam, ( naudzubillah min dzaalik ), tergantung dari apa yang lagi dikerjakannya di dunia ini

Pertanyaan selanjutnya adalah persiapan apa yang harus dibuat agar sewaktu waktu nanti kita sampai dikubur, kehidupan di alam kubur sebagaimana di taman taman syurga ? Yang pasti dengan semakin dekatnya seorang hamba kepada kematian harusnya semakin dekat dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Untuk perbandingan ketika seseorang sangat dekat sekali dengan penguasa di muka bumi ini tentu akan sangat senang sekali. Kalau ada masalah masalah pasti akan dibantu oleh penguasa tersebut. Suatu ketika lalai melakukan pelanggaran hukum pasti akan lain sekali perlakuan terhadapnya dibandingkan orang pada umumnya. Persyaratan persyaratan yang diberlakukan bagi orang orang pada umumnya mungkin akan sangat dipermudah bagi orang orang tertentu disebabkan karena kedekatannya kepada penguasa. Maka demikian pula jika seorang hamba memiliki hubungan yang sangat dekat sekali dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala pastinya akan mendapatkan fasilitas fasilitas teristimewa yang tidak akan pernah didapat oleh manusia pada umumnya. Sebagai hamba Allah Subhanahu wa Ta’ala tentu banyak sekali dosa dosa yang diperbuat baik sengaja maupun tidak disengaja , besar maupun kecil, dosa dosa kepada sesama hamba Allah Subhanahu wa Ta’ala maupun dosa kepada Al Khaliq. Amal amal yang belum sempurna , amal amal yang masih sangat jauh dari Kehendak Nya yang masih sangat jauh dari Sunnah Rasul shallaallaahu alaihi wa salam. Bahkan Iman yang belum murni semurni Iman para Shahabat radhiallahu an ajmain. Akan tetapi dengan kedekatan yang sangat kepada Dzat Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang in syaa Allah diampuni dosa dosanya , diperbaiki serta diterima seluruh amalnya dengan penuh ridho dan akan dimudahkan dengan semudah mudahnya saat di alam kubur,  di alam mahsyar di alam shirot hingga selesai hisab dimasukkan ke dalam syurga yang penuh kenikmatan sempurna dan kekal abadi selama lamanya.  

Bagaimana cara untuk mendekati Allah Azza wa Jalla, sarana apa saja yang dapat dipergunakan untuk semakin mendekati Al Khaliq dan apa tanda tanda bahwa seorang hamba didekatkan kepada Nya ?

Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memberikan segala sesuatu untuk hamba hamba Nya dan semua itu merupakan sarana untuk mendekati Nya. Ingat bahwa semuanya ini hanyalah sebagai sarana dan bukan tujuan. Tujuannya ya agar seorang hamba dari waktu ke waktu semakin akrab dengan Dzat Ar Rahman Ar Rahim.

Jadi harta yang di anugerahkan kepada hamba hanyalah sarana untuk taqorrub, jabatan , kekuasaan juga sebagai sarana taqorrub bukan tujuan untuk meraih keduniaan yang sebesar besarnya. Segala potensi atau profesi yang diamanahkan pun maksudnya tidak ada lain untuk mendekatkan diri kepada Sang Pemberi Amanah. Bahkan organisasi baik keagamaan organisasi profesi harakah harakah keagamaan maupun harakah harakah kemanusiaan umumnya pun hanya sarana. Tujuannya tidak lepas dari satu maksud tersebut di atas. Kalau dengan harta jabatan kekuasaan potensi profesi organisasi harakah menjadikan manusia semakin jauh dengan Allah Azza wa Jalla maka semuanya akan sia sia belaka serta menjadi beban pertanggung jawaban yang sangat berat di yaumil akhir nanti.

Tanda tanda seseorang hamba didekatkan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala yakni dari waktu kewaktu hamba tersebut semakin didekatkan dengan hamba hamba Allah lainnya yang dekat dengan Allah Azza wa Jalla. 

Seseorang yang didekatkan Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan hartanya yakni seseorang yang berharta namun sangat dekat dengan orang orang miskin disekitarnya dan dia banyak membantu orang orang fakir miskin di sekitarnya. Orang orang didekatkan Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan kekuasaan dan jabatannya adalah para penguasa para pemimpin yang dekat sekali dengan rakyatnya dan dia berbuat adil serta banyak membela kepentingan orang orang lemah daripada orang orang kuat lainnya baik dari segi harta maupun kedudukannya. Hamba hamba Allah Azza wa Jalla yang didekatkan kepada Nya dengan agamanya adalah hamba hamba Allah Subhanahu wa Ta’ala yang semakin dekat dengan ummat Islam lainnya yang berbeda pemahaman berbeda methode dakwah berbeda pendekatan berbeda organisasi berbeda harokah arahan maupun tertib tertib dakwah lainnya. Karena semuanya ini hanya sebagai sarana saja sedangkan tujuannya hanya satu yaitu pendekatan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala melalui syariat yang dibawa oleh Rasulullaah shallallaahu alaihi wa salam.

Ketika seorang hamba dengan hartanya dengan kekuasaan yang diamanahkan kepadanya dengan ilmunya bahkan dengan amalan agamanya membuatnya sombong tidak mau mendekati hamba hamba Allah Subhanahu wa Ta’ala lainnya sebab merasa lebih mulia merasa lebih kuat lebih benar lebih baik daripada yang lainnya jangan jangan sesungguhnya dia sedang dijauhkan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala tanpa sadar. Dan ketika seorang hamba dijauhi Nya itulah bencana yang paling besar sebab hamba hamba yang dijauhi Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak akan pernah bahagia tidak akan pernah diTolong diLindungi dan tidak akan mendapat Rahmat dari Nya.

إِنَّ ٱلَّذِينَ فَرَّقُوا۟ دِينَهُمْ وَكَانُوا۟ شِيَعًا لَّسْتَ مِنْهُمْ فِى شَىْءٍ ۚ إِنَّمَآ أَمْرُهُمْ إِلَى ٱللَّهِ ثُمَّ يُنَبِّئُهُم بِمَا كَانُوا۟ يَفْعَلُونَ

 “Sesungguhnya orang-orang yang memecah-belah agamanya dan mereka (terpecah) menjadi beberapa golongan, tidak ada sedikitpun tanggung jawabmu terhadap mereka. Sesungguhnya urusan mereka hanyalah (terserah) kepada Alloh, kemudian Alloh akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka perbuat” [Al-An’am ; 159]

مِنَ ٱلَّذِينَ فَرَّقُوا۟ دِينَهُمْ وَكَانُوا۟ شِيَعًا ۖ كُلُّ حِزْبٍۭ بِمَا لَدَيْهِمْ فَرِحُونَ

“yaitu orang-orang yang memecah-belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka.” (QS Ar Rum ayat 32 )

Terkadang tanpa sadar pemahaman kita menggiring umat Islam terjebak kedalam firqoh firqoh yang tentu saja mengakibatkan ummat Islam semakin jauh dan semakin lemah. Hanya melihat kepada perbedaan perbedaan saja dengan tanpa melihat banyaknya kesamaan diantara sesama ummat Islam. Mari mengajak kepada diri sendiri dan semua hamba hamba Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk semakin mendekat kepada Nya dengan ikhtiar semakin mendekat kepada hamba hamba Nya dalam rangka saling ingat mengingatkan saling ajak mengajak saling bantu membantu tolong menolong dalam kebaikan dan kesabaran.

اِنَّ الۡاِنۡسَانَ لَفِىۡ خُسۡرٍ وَالۡعَصۡرِۙ

اِلَّا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا وَ عَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَتَوَاصَوۡا بِالۡحَقِّ ۙ وَتَوَاصَوۡا بِالصَّبۡر

1. Demi masa,

2. sungguh, manusia berada dalam kerugian,

3. kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran.

Perbanyak silaturrahmi dan semakin peduli terhadap sesama ummat Islam. Jangan merasa cukup apalagi merasa lebih penting lebih baik lebih benar dari yang lainnya. Saat seorang hamba semakin peduli terhadap sesama ummat manusia maka saat itulah Allah Azza wa Jalla semakin Kasih Sayang kepadanya.

عن جابر قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : المؤمن يألف ويؤلف ، ولا خير فيمن لا يألف ، ولا يؤلف، وخير الناس أنفعهم للناس

Dari Jabir, Ia berkata: ”Rasulullah Shallalaahu alaihi wa salam bersabda,’Orang beriman itu bersikap ramah dan tidak ada kebaikan bagi seorang yang tidak bersikap ramah. Dan sebaik-baik manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi manusia.” (HR. Thabrani dan Daruquthni).

Dalam hadits lain, Rasulullah Shalallaahu alaihi wa salam memperingatkan:

“Apabila umatku sudah mengagungkan dunia maka akan dicabutlah kehebatan Islam; dan apabila mereka meninggalkan aktivitas amar ma’ruf nahi munkar, maka akan diharamkan keberkahan wahyu; dan apabila umatku saling mencaci, maka jatuhlah mereka dalam pandangan Allah.” (HR at-Tirmidzi).

Gunakan semua sarana sarana untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan mendekatkan sesama ummat Islam dan jangan jadikan sarana sebagai tujuan niscaya ummat Islam akan terpecah dan lemah. Subhanallaah.