Dakwah Maksud Hidup


widgeo.net

Thursday 17 October 2013

ISHLAH DIRI




Ishlah diri, usaha untuk memperbaiki diri sendiri.  Mengapa kita harus berusaha memperbaiki diri sendiri. Mengapa harus dimulai dari diri sendiri. 

1. Agama Islam agama yang sempurna diturunkan oleh Allah SWT Dzat Yang Maha Sempurna dan diturunkan melalui Rasul Muhammad saw seorang hamba Allah SWT yang kamil.

"Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu Jadi agama bagimu” ( QS Al Maidah ayat 3 )

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah” ( QS Al Ahzab ayat 21 )

2. Para Shahabat ra ajmain telah mendapat ridla dari Allah SWT, mereka adalah manusia biasa sebagaimana kita pada umumnya tetapi telah mencapai derajad sempurna di sisi Allah SWT karena usaha memperbaiki sifat sifat yang ada pada diri sendiri.

"Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar" ( QS At Taubah ayat 100 )

3. Kata kunci untuk memperbaiki diri adalah dengan kesungguhan. Tidak akan pernah terjadi keberhasilan melainkan dengan kesungguhan, hanya dengan kesungguhanlah maka segala pintu akan terbuka

 “Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar- benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan kami. dan Sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.” ( Al Ankabuut ayat 69 )

Dengan kata lain mengapa kita wajib untuk memperbaiki diri karena agama yang kita yakini agama Islam adalah agama yang telah disempurnakan Allah SWT dan Allah SWT telah ridla dengan agama Islam ini. Rasul saw pun seorang manusia yang sempurna dengan akhlaqul karimah. Para Shahabat ra ajmain adalah generasi yang telah mencapai derajad tertinggi yakni Allah ridla kepada mereka dan mereka pun telah ridla kepada Allah SWT. 

Apalah artinya kita beragama Islam agama yang sempurna, mempunyai panutan yang sempurna akhlaqnya yakni Nabi Muhammad saw dan contoh satu generasi terbaik sepanjang sejarah ummat manusia yakni para Shahabat ra ajmain kalau kita tidak ada usaha untuk memperbaiki diri. 
Dan kata kunci untuk berubah menjadi semakin baik hanyalah dengan kesungguh sungguhan, tidak ada cara lain. Dengan kesungguhan akan Allah SWT berikan pertolongan Nya dan segala kesulitan akan dimudahkan oleh Allah SWT.

Apapun yang kita kerjakan harus dilaksanakan dengan sungguh sungguh, lebih baik kita mengerjakan sebatas yang kita mampu namun sungguh sungguh dikerjakan dengan sempurna ketimbang mengerjakan sesuatu yang kelihatannya besar tetapi tidak ada kesungguhan didalamnya hanya asal asalan. Yang didapat cuma capek saja namun pahala tidak ada. 
Sebaliknya jika kita mengerjakan amal ibadah dengan sungguh sungguh maka kepuasan batin akan diperoleh, hikmah akan didapat dan perubahan sifat akan semakin nyata nampak dalam pribadi. Hidup akan semakin berarti di sisi Allah SWT.

Hendaknya kita malu kepada Allah SWT bahwa kita telah dianugerahi dengan agama Islam agama satu satunya yang diridloi Allah SWT, telah diberi tauladan manusia sempurna insan kamil yakni baginda Rasulullaah saw, para Shahabat ra ajmain dengan seluruh latar belakang kehidupan yang ada dengan sifat sifat mulianya sementara tidak pernah ada kesungguhan dalam diri kita untuk beramal sholeh tidak ada usaha untuk ishlah diri memperbaiki diri dari hari ke hari.

Jangan sampai ada label label yang tidak mengenakkan karena ulah oknum pribadi yang mengaku muslim seperti orang islam koq jorok ya, yang korupsi itu orang orang yang katanya beragama islam, banyak sekali orang orang miskin yang bermental peminta minta dari kalangan muslim dan mungkin banyak lagi label label yang sepertinya masih sangat lekat sekali dengan kehidupan ummat Islam saat ini.
Mari mulai dari diri sendiri, mulai saat ini dan mulai dari yang kita bisa, untuk selalu bersungguh sungguh dalam beramal. Hanya dengan kesunguh sungguhan sajalah kita akan sukses.

Man Jadda wa Jada, BARANGSIAPA YANG BERSUNGGUH SUNGGUH MAKA PASTI AKAN BERHASIL DENGAN SUKSES

Ya Allah limpahkan kepada kami pertolongan dari sisi Mu serta kekuatan untuk senantiasa istiqomah dalam memperbaiki diri . Hanya dengan pertolongan dan Petunjuk Engkau sajalah kami akan meraih kejayaan dunia dan akhirat, aamiin ya Allah Rabbal ‘aalamiin. 

Tuesday 24 September 2013

MENGALAH. . . . . . .



Mengalah bukan berarti kalah, mengalah juga tidak selamanya salah.

Pada zaman Nabi Sulaiman ada seorang wanita yang mengaku ngaku pemilik seorang bayi yang sesungguhnya bukan bayinya. Sementara ibu bayi yang sesungguhnya bersikeras bahwa bayi montok itu adalah anak kandungnya. Kedua wanita itu terus berdebat dan bertengkar mengajukan alasan alasan untuk meyakinkan bahwa bayi itu adalah anak nya. Karena tidak ada yang mau mengalah maka keduanya dihadapkan kepada Nabi Sulaiman untuk mendapatkan keadilan.

Nabi Sulaiman lalu bertanya kepada kedua wanita tersebut siapa sesungguhnya ibu dari bayi yang diperselisihkan itu dengan sejujur jujurnya. Lagi lagi kedua wanita itu bertengkar tidak ada yang mau mengalah dan bersikeras bahwa dialah ibu asli dari bayi itu. Kemudian Nabi Sulaiman berfikir sejenak dan menemukan akal untuk mengetahui siapa sebenarnya ibu dari bayi ini.

“Baiklah karena tidak ada yang mau mengalah diantara kalian maka saya terpaksa mengambil keputusan yang seadil adilnya atas permasalahan ini “ Kemudian Nabi Sulaiman mengambil sebilah pedang yang sangat tajam dan berkata kepada kedua wanita tersebut, “ Bayi ini akan saya belah jadi dua dan saya akan berikan sepotong untuk kamu dan sepotong lagi untuk kamu” Serta merta ibu dari bayi yang asli itu menjerit “ Jangan lakukan wahai Nabi Sulaiman, saya yang salah , saya bukan ibu dari bayi ini. Benar dialah ibu yang asli dari bayi ini, saya siap dihukum dengan hukuman apa saja atas kebohongan saya ini.” Padahal sesungguhnya memang dialah ibu bayi yang sebenarnya karena saking cintanya kepada bayinya itu tidak tega kalau sampai bayi itu dibelah jadi dua. Wanita yang bukan ibu kandung bayi tersebut dengan bersemangat mengatakan “ Benar wahai Nabi Sulaiman, keputusan Tuan sangat adil. Belah saja bayi ini menjadi dua, ha , ha , ha .” Wanita itu tertawa puas karena kebencian kepada ibu yang asli dari bayi itu telah tertumpahkan.

Nabi Sulaiman tersenyum lega karena pada akhirnya mengetahui siapa sebenarnya pemilik bayi ini. Seorang ibu yang sebenarnya tidak mungkin tega melihat bayinya menderita apalagi sampai dibelah dua. Maka tiba tiba Nabi Sulaiman memerintahkan kepada tentaranya untuk menangkap wanita yang mengaku ngaku pemilik bayi tersebut yang setuju bayi itu dibelah menjadi dua. Sementara wanita yang telah mengalah mengaku bahwa dialah yang salah demi keselamatan bayinya telah memperoleh bayinya kembali.

Demikianlah ada kalanya kita harus mengalah demi untuk suatu kemaslahatan yang lebih besar.

Rasulullaah saw bersabda “Aku akan menjamin sebuah rumah di dasar surga bagi orang yang meninggalkan debat meskipun dia berada dalam pihak yang benar. Dan aku menjamin sebuah rumah di tengah surga bagi orang yang meninggalkan dusta meskipun dalam keadaan bercanda. Dan aku akan menjamin sebuah rumah di bagian teratas surga bagi orang yang membaguskan akhlaknya.”
(HR. Abu Dawud dalam Kitab al-Adab, hadits no 4167. Dihasankan oleh al-Albani dalam as-Shahihah [273] as-Syamilah)

Monday 23 September 2013

T e r t i p u …….!!!


Banyak penipuan yang terjadi akhir akhir ini. Dari penipuan yang kecil kecilan hingga penipuan bernilai jutaan hingga bahkan bernilai milyaran. Dari penipuan dengan cara sederhana hingga penipuan menggunakan tekhnologi yang cukup meyakinkan. Sudah banyak sekali korban yang menjadi mangsa penipu akhir akhir ini.

Sesungguhnya penipuan tidak hanya terjadi pada kasus kasus tertentu , melainkan semua ini kalau kita tidak benar benar teliti sudah pasti akan tertipu juga. Kehidupan di dunia ini tidak lain hanyalah ujian dan cobaan, senda gurau belaka , merupakan fatamorgana bukan kehidupan yang sebenarnya. Semua apa yang kita lihat, kita dengar kita fikirkan dan kita usahakan tidak pasti benar.

Kita melihat pegunungan dari kejauhan berwarna biru, sejatinya tidak berwarna biru jika kita benar benar dekati. Banyak kita mendengar janji janji dari para calon pemimpin untuk mensejahterakan rakyat tetapi sudah banyak pula terbukti bahwa janji janji untuk memakmurkan rakyat hanyalah isapan jempol belaka. Banyak uang rakyat yang dikorupsi oleh orang orang yang tidak bertanggung jawab itu. Semua orang berfikir dan bahkan telah berusaha untuk memperbaiki kehidupan ummat manusia akan tetapi dari hari ke hari semakin parah saja kehidupan masyarakat. Tawuran antar pelajar, tawuran antar kampung, meningkatnya penggunaan dan penyebaran narkoba, kecelakaan kendaraan yang memakan korban dimana mana, penembakan aparat keamanan yang semakin marak dan kemaksiatan kemaksiatan lainnya. Diakui atau tidak diakui kita semua telah tertipu oleh penglihatan kita sendiri, oleh pendengaran kita sendiri, oleh cara berfikir kita sendiri dan cara cara usaha perbaikan kehidupan ini. Apabila kita masih saja meyakini akan penglihatan kita, pendengaran kita, fikiran dan usaha kita maka selamanya kita akan tertipu dan semakin jauh tersesat dalam kehidupan ini. Lalu siapa yang tidak akan tertipu oleh kehidupan ini ???

Dalam surat Al Ashr Allah SWT telah mengingatkan ummat manusia akan hal ini.

Waal'ashrii, inna al-insaana lafii khusrin, illaa alladziina aamanuu wa'amiluu alshshaalihaati watawaasaw bialhaqqi watawaasaw bialshshabri.

1). Demi masa
2). Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian
3). Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran

Dalam surat di atas telah dinyatakan bahwa semua manusia itu merugi karena telah tertipu.
Yang pertama adalah orang yang telah beriman mengira bahwa cukup hanya dengan iman saja mereka akan beruntung.
Yang kedua orang yang beriman dan kemudian beramal atas dasar keimanan tersebut, merasa sudah sempurna , dia tidak sadar kalau punya beban tanggung jawab dakwah, mengajak semua orang untuk taat kepada Allah SWT.
Yang ketiga orang yang beriman, beramal dan berdakwah dengan kebenaran tetapi dia tidak sabar . Mudah putus asa dalam berdakwah , bukan mengajak tetapi lebih banyak mengejek.
Barulah seseorang dikatakan beruntung oleh Allah SWT karena tidak termasuk orang yang tertipu dengan kehidupan ini yakni orang orang yang beriman dan mengerjakan amal sholeh dan nasehat menasehati supaya menta’ati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.

Dengan kata lain seseorang tidak akan tertipu hanya bilamana tidak merasa puas dengan keImanannya, dengan Amal Sholehnya, dengan Dakwahnya saja melainkan dengan

KESABARANNYA DALAM BERIMAN,
KESABARANNYA DALAM BERAMAL SHOLEH DAN
KESABARANNYA DALAM BERDAKWAH.

Wallaahu a’lam.

6 MASALAH DAN SOLUSINYA



Ummat manusia pada saat ini berada pada masalah masalah besar yang harus segera diselesaikan dengan dakwah.

1. Masalah kesyirikan dan bid’ah, hampir disebagian besar belahan dunia ini manusia terjerembab pada kesyirikan dan perbuatan bid’ah, maka solusinya adalah MENDAKWAHKAN KALIMAT IMAN LAA ILAAHA ILLALLAAH dan MANDAKWAHKAN SUNNAH SUNNAH RASUL SAW

2. Masalah Kemungkaran, dimana mana ummat manusia banyak berbuat keji dan kemungkaran maka solusinya adalah MENDAKWAHKAN PENTINGNYA SHOLAT YANG KHUSYU DAN KHUDU’.

3. Masalah Kejahilan dan Kelalaian, Kebodohan dan ketidak fahaman terhadap ilmu ilmu agama serta banyak sekali aktivitas kehidupan manusia yang membuat ummat manusia lalai dari mengingat Allah SWT, maka solusinya adalah MENDAKWAHKAN PENTINGNYA ILMU DAN BERDZIKIR MENGINGAT KEAGUNGAN ALLAH SWT.

4. Masalah Hilangnya Sifat saling Memuliakan diantara sesama ummat Islam, maka solusinya adalah MENDAKWAHKAN PENTINGNYA IKROMUL MUSLIMIN.

5. Masalah Hilangnya Keikhlasan dalam beramal, maka solusinya adalah MENDAKWAHKAN PENTINGNYA MENGIKHLASKAN NIAT SEMATA MATA HANYA MENGHARAP RIDLA ALLAH SWT.

6. Masalah Cinta Dunia dan Takut Mati, maka solusinya adalah MENDAKWAHKAN PENTINGNYA BERKORBAN WAKTU HARTA DAN DIRI KELUAR DI JALAN ALLAH SWT.

Mari luangkan waktu kita, korbankan harta dan diri kita untuk memperbaiki Iman dan Amal kita serta saling ajak mengajak kepada keta'atan dan dakwah agama