Dakwah Maksud Hidup


widgeo.net

Saturday 17 August 2019


Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya.”

Pernahkah terfikir oleh kita jasad yang sudah mati yakni jenazah yang sebagian orang merasa takut dengan jenazah atau mayat, maka ruhani yang mati demikian pula bahkan lebih menakutkan lagi.

Manusia diberi Allah SWT jasmani beserta ruhani, kedua duanya tetap menyatu selagi nyawa masih ada. Saat nyawa dicabut maka jasmani terpisah dengan ruh dan hamba Allah tersebut dikatakan sebagai mayat. Sesungguhnya dikatakan seorang hamba sebagai manusia hidup manakala ruhaninya masih hidup. Walaupun hamba itu masih bernyawa namun tatkala ruhaninya mati disebabkan tidak ada dzikrullah maka seakan akan hamba tersebut adalah mayat, mayat hidup.

Jasmani agar tetap hidup maka tidak henti hentinya paru paru selalu bernafas menjamin tersedianya oksigen untuk diedarkan ke seluruh sel sel tubuh, jantung pun selalu berdenyut mengedarkan darah keseluruh tubuh agar seluruh sel sel tubuh terjamin nutrisinya dan lain lain. Beberapa saat saja paru paru berhenti bernafas apalagi jantung berhenti berdetak maka jasad akan mengalami kerusakan sehingga menimbulkan hal yang sangat fatal sampai mengalami kematian. Seperti halnya jasmani maka agar ruhani tidak rusak dan tetap hidup terus harus selalu menyambung dengan Allah SWT yakni selalu mengingat Nya. Sesaat saja ruhani tidak menyambung dengan Allah SWT maka akan menyebabkan ruhani mengalami kerusakan dan apabila terus menerus tidak ada sambung dengan Allah SWT bisa berakibat sangat fatal yakni kematian ruhani. Manusia yang ruhaninya telah mati bagaikan mayat hidup. Jasmaninya hidup tetapi sesungguhnya telah mati seperti (maaf) zombie yang tentu menakutkan dan membahayakan kehidupan.

Firman-firman Allah SWT dalam Al-Qur'an banyak memberi tuntunan bagaimana seharusnya ruhani tetap ada sambung dengan Allah SWT dengan berdzikir.agar tetap hidup.

"(yaitu) orang-orang yang beriman dan dan hati mereka menjadi tenteram dengan dzikrullah. Ingatlah hanya dengan dzikrullah hati menjadi tenang" (Ar-Ra'd 28).

"Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku, niscaya Aku ingat (pula) kepadamu; dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (ni'mat)- Ku." (Al-Baqarah 152), 

"Wahai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dzikir yang sebanyak- banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang" (QS Ali Imran ayat 41 )

"Adapun orang laki-laki yang banyak berdzikrullah, demikian juga orang-orang wanita, disedikan Allah baginya ampunan dan pahala yang besar" (Al-Ahzab 35),
“Maka apabila telah ditunaikan salat,  maka hendaklah kamu bertebaran dimuka bumi  dan carilah karunia Allah.  Dan ingatlah Allah sebanyak – banyaknya supaya kamu beruntung” QS.  Al Jumuah (62) : 10
Landasan lain yang digunakan kaum Sufi adalah sabda-sabda Nabi Muhammad SAW yang berbunyi: " “Dari Ibn Umar ia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wassallam bersabda: Hati ini berkarat seperti berkaratnya besi jika terkena air. Lalu beliau ditanya: Apa pembersihnya? Sabda beliau: banyak mengingat mati dan membaca Al-Quran.”(HR: Albaihaqiy)
Manusia yang hatinya lalai tidak berdzikir kepada Allah SWT sehingga hatinya mengalami kerusakan dan bahkan jika tidak berdzikir sama sekali maka hatinya akan mati. Kematian hati ini akan mempengaruhi segala galanya sebagaimana  sabda Rasul saw
Dari An Nu’man bin Basyir radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَلاَ وَإِنَّ فِى الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ . أَلاَ وَهِىَ الْقَلْبُ

Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati ” (HR. Bukhari no. 52 dan Muslim no. 1599).
Hati yang mati mengakibatkan tidak dapat merespon segala petunjuk petunjuk dari Allah SWT selanjutnya karena tidak dapat memahami petunjuk petunjuk dari Allah SWT maka hawa nafsunya lah yang akan mengendalikan segala aktifitas jasmaninya.
"Dan siapakah yang lebih zalim dari pada orang yang telah diperingatkan dengan ayat-ayat Tuhannya lalu dia berpaling dari padanya dan melupakan apa yang telah dikerjakan oleh kedua tangannya? Sesungguhnya Kami telah meletakkan tutupan di atas hati mereka, (sehingga mereka tidak) memahaminya, dan (Kami letakkan pula) sumbatan di telinga mereka; dan kendatipun kamu menyeru mereka kepada petunjuk, niscaya mereka tidak akan mendapat petunjuk selama-lamanya. (QS Al Kahfi 57)
"Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta.(QS Al Baqarah 10)

Membersihkan hati dan menolak kehendak hawa nafsu yang keji itu fardlu 'ain hukumnya. Akan tetapi, membersihkan hati itu sangat sukar karena penyakit hati (illat-illat) itu tidak terlihat oleh mata tetapi dapat ditangkap dengan hati.
Untuk menandingi illat-illat tersebut harus ada Nur yang tidak dapat ditangkap oleh panca indera tetapi tertangkap oleh hati. Dengan Nur tersebut keluarlah manusia dari gelap gulita ke terang benderang dengan izin Tuhannya. Cara kaum Sufi membuang penyakit hati tersebut adalah dengan riyadhah dan latihan-latihan yang antara lain meliputi bertaubat, membersihkan Tauhid, taqarrub kepada Allah, mengikuti Sunnah Nabi, memperbanyak ibadah, qiyamul lail, tidak memakan/meminum makanan/minuman yang haram, tidak menghadiri tempat yang menambah nyala api hawa nafsu, tidak melihat pemandangan yang haram, dan menahan diri dari ajakan syahwat. Riyadhah dan latihan khusus kaum Sufi untuk membersihkan hati adalah dengan DZIKRULLAH, berdzikir dengan menyebut nama Allah.

Ada satu pengalaman dari seorang hamba Allah SWT yang sangat menarik untuk disimak mengenai apa itu hakikat dzikir , dzikir yang tiada putus.

DZIKIR TIADA PUTUS
Sekitar lima tahun yang lalu, tepat nya mungkin tahun 2012. seseorang pria misterius menelepon saya dan berbicara seputar dzikir. memang di kala itu saya sedang gila-gila nya berdzikir. Tetapi saat itu saya belum mengenal yang nama nya dzikir nafas.
Aneka macam alat tasbih yang saya miliki.. dari kayu hingga lah batu. saya senang berdzikir. saya rela duduk berjam-jam hingga kaki saya pincang-pincang ketika berjalan karna terlalu lama duduk.
Saya pun tidak tahu siapa pria itu, siapa namanya dan darimana dapat No Hp saya? saya pun tidak tahu. kami sangat asyik mengobrol tentang agama dan seputar dzikir.
"sekarang apakah kamu sedang berdzikir?" tanya beliau.
"Tidak pak, saya dzikir itu di saat selesai sholat magrib dan di tengah malam. kalau bapak kapan saja berdzikir nya?" saya pun kembali bertanya.
"Saya berdzikir setiap saat, tiada putus. di saat sedang ngobrol dengan kamu ini pun saya sedang berdzikir kepada Allah..!" jawab bapak itu dengan santai nya.
"Ah, jangan bercanda lah pak..! sekarang ini kan sedang ngobrol dengan saya.. bagaimana pula bapak katakan sedang berdzikir?" saya pun jadi tertawa dengan pengakuan nya itu. pasti ngawur nih orang. mengada-ngada saja, kata hati saya.
" saya tidak bercanda, memang benar saya sedang berdzikir. suatu saat kamu pasti akan memahami nya." begitulah kalimat terakhir nya. santai tapi serius.
Tiba-tiba obrolan kami pun terputus. saya pun tidak menelepon balik, " Ah, ini hanya orang iseng saja.." pikir saya.
Di tahun 2013 bertemu lah saya dengan metode dzikir nafas yang di sampaikan oleh pak setiyo purwanto. beliau menjelaskan bahwa makna Dzikrullah itu bukan ingat Allah, apalagi menyebut nama Allah. tetapi makna nya ialah Sadar Allah.
Mulai lah saya mendalami dzikir nafas, alat tasbih sudah tidak saya gunakan lagi. tetapi nafas lah sebagai alat pengganti tasbih untuk berdzikir kepada Allah. saya selalu berdzikir menggunakan nafas di setiap keadaan.
Semakin lama saya dalami dzikir nafas.. kesadaran jiwa aktif, kesadaran kepada Allah selalu ON setiap saat, dzikir nafas pun saya tinggalkan.
Barulah saya pahami yang di katakan bapak misterius tadi, yaitu berdzikir tiada putus. sehingga ketika mengobrol saja ia bisa berdzikir kepada Allah. ternyata yang ia pakai adalah "kesadaran".
Kesadaran adalah wilayah jiwa. ketika jiwa aktif maka kesadaran kita ini bisa di bagi-bagi. jasad bisa beraktivitas seperti biasa, jiwa bisa terus menerus berdzikir kepada Allah. baik dengan menyebut nama Allah, maupun tanpa menyebut. kita bisa terus menerus berdzikir kepada Allah.
Kalau dahulu saya hanya merasakan Allah yang dekat itu hanya lah di saat duduk berdzikir saja. ketika menjalani kesibukan duniawi.. saya pun lalai. Allah tak lagi hadir di hati saya.
Sekarang baru lah saya pahami makna dzikir yang tiada putus. Allah menyuruh kita berdzikir sebanyak-banyak nya, baik di kala duduk, berdiri, dan berbaring.
Makna "sebanyak-banyak nya" itu, seberapa banyak? apakah 100 kali, 1000 kali, atau 10.000 kali sebutan?
Dan makna di kala duduk, berdiri, dan berbaring itu seperti apa?
Apakah kita harus meluang kan waktu hanya untuk berdzikir saja? bagaimana dengan urusan dunia kita?
Sekarang baru saya pahami.. berdzikir lah dengan kesadaran. karna kesadaran itu tak terbatas ruang dan waktu. sungguh urusan duniawi tak akan terganggu.
Istri saya pun bertanya akan perubahan sikap saya. " dahulu abang sering duduk berdzikir hingga berjam-jam lama nya. sekarang mengapa saya lihat abang sudah jarang berdzikirnya..?"
Karna saya sudah pahami hakikat dzikir yang sesungguhnya. Allah hadir bukan disaat duduk saja tetapi setiap saat dikala sendiri maupun beramai-ramai dikala sepi maupun dikala kebisingan saya selalu bersama Allah.
karna Hakikat dzikir adalah "Sadar Allah". jika kesadaran telah aktif. barulah kita bisa berdzikir tanpa putus. itulah yang di katakan dzikir yang sebanyak-banyak nya.
Sesungguhnya Allah Swt dalam  al Quran Kariim berulang kali menyampaikan tentang perintah zikir pada seluruh hamba – Nya.
Mudah mudahan Allah SWT mudahkan kita semua untuk senantiasa berdzikir dengan dzikir yang tiada putus putus dan kita niat dakwahkan hakikat dzikir ini kepada seluruh ummat manusia sampai hari kiamat kelak
In syaa Allah