Dakwah Maksud Hidup


widgeo.net

Monday 17 February 2020

Hebatnya Berdzikir


Maha Mulia Allah SWT yang telah menciptakan akal fikiran dan hati nurani yang diantara keduanya mempunyai fungsi berbeda. Kedua duanya adalah anugerah yang tidak semua ciptaan memilikinya. Dengan Kekuasaan Allah SWT telah menjadikan akal fikiran sebagai sarana untuk memikirkan tentang ciptaan Allah SWT , sementara hati nurani untuk memahami segala gala kenikmatan yang telah dianugerahkan Allah Azza wa Jalla. Dua dua sarana ini wajib ada dalam diri seseorang hamba dan dengan Rahmat Rachim Nya hamba hamba memperoleh kepuasan serta ketentraman hati yang sangat diidam idamkan semua makhluq yang bernama manusia. 
Manusia tidak akan puas sebelum akalnya dapat menemukan bagaimana Allah Azza wa Jalla telah Menciptakan dan Mengatur semua ciptaan Nya. Demikian pula hati tidak pernah tenteram manakala gagal dalam menyambungkan semua yang ada dengan KeAgungan , KeMuliaan , KeSempurnaan serta semua Sifat Sifat Allah SWT.

Dalam tulisan kali ini kita batasi bahasan tentang hebatnya dzikrullah didalam menciptakan ketentraman hati  Sebagaimana Allah SWT nyatakan dalam firman-Nya,

الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

 ''(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan dzikrullah. Ingatlah, hanya dengan berzikir hati menjadi tenteram.'' (QS Ar Ra'du [13]: 28).

Mari kita tengok sejauhmana hati mengenal akan Sifat Sifat Allah SWT. Apabila hati mengenal Allah Azza wa Jalla sebagai Penjamin Rizqi dan Penyelesai masalah maka sudah pasti tidak akan ragu sedikitpun dengan jaminan rizqi dari penyelesaian setiap masalah kehidupan. Dengan senantiasa mengingati Allah Azza wa Jalla hati akan tenteram karena pada dasarnya setiap manusia punya masalah kehidupan khususnya rizqi baik materi maupun ruhani

Ketentraman berikutnya yakni saat seorang hamba terbebas dari dosa dosa yang berakibat menghitamkan hati. Zikir kepada Allah SWT juga menjadi alat untuk menghapus dosa. Kita semua memiliki dosa, sehingga kita juga memerlukan zikir untuk menghapusnya. Seperti difirmankan dalam Surat Al Ahzab [33] ayat 35, Allah mempersiapkan pengampunan dosa dan ganjaran yang mulia bagi Muslimin dan Muslimat yang berzikir.

إِنَّ الْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْقَانِتِينَ وَالْقَانِتَاتِ وَالصَّادِقِينَ وَالصَّادِقَاتِ وَالصَّابِرِينَ وَالصَّابِرَاتِ وَالْخَاشِعِينَ وَالْخَاشِعَاتِ وَالْمُتَصَدِّقِينَ وَالْمُتَصَدِّقَاتِ وَالصَّائِمِينَ وَالصَّائِمَاتِ وَالْحَافِظِينَ فُرُوجَهُمْ وَالْحَافِظَاتِ وَالذَّاكِرِينَ اللَّهَ كَثِيرًا وَالذَّاكِرَاتِ أَعَدَّ اللَّهُ لَهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا

 “ Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyu', laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.” (Q Surat Al Ahzab [33] ayat 35)

Pentingnya berzikir juga diungkap dalam hadis, dari Abdullah bin Amr, Rasulullah SAW bersabda, 

''Sesungguhnya bagi tiap-tiap sesuatu ada pengilapnya (pembersihnya). Sesungguhnya pengilap hati adalah dzikrullah.'' (HR Ibnu Abidunya dan Baihaqi dari riwayat Said bin Sinan. Lihat at-Targhib wa at-Tarhib juz 11 hal 243). 

Dengan hati yang dibersihkan, Allah Azz wa Jalla mudahkan kita mamahami hidayah dari Nya.Allah SWT memerintahkan berzikir kepada hamba-hamba-Nya yang beriman. Dengan berzikir, kita akan menjadi bagian dari orang-orang yang beriman itu. Semakin kuat iman, makin hebat pula zikir kita kepada Allah SWT. Orang yang tidak beriman tidak akan memiliki keinginan berzikir. Allah SWT berfirman,

أَلَمْ يَأْنِ لِلَّذِينَ آمَنُوا أَنْ تَخْشَعَ قُلُوبُهُمْ لِذِكْرِ اللَّهِ

 ''Tidaklah kalian ketahui bahwa hati hamba-hamba Allah SWT yang beriman dibahagiakan oleh Allah SWT dengan banyak zikir mereka kepada Allah SWT.'' (QS al-Hadid [57]: 16)

۞ أَلَمْ يَأْنِ لِلَّذِينَ آمَنُوا أَنْ تَخْشَعَ قُلُوبُهُمْ لِذِكْرِ اللَّهِ وَمَا نَزَلَ مِنَ الْحَقِّ وَلَا يَكُونُوا كَالَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلُ فَطَالَ عَلَيْهِمُ الْأَمَدُ فَقَسَتْ قُلُوبُهُمْ ۖ وَكَثِيرٌ مِنْهُمْ فَاسِقُونَ

“Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik.”

Lebih jauh lagi, zikir juga membawa ketenangan, kedamaian, dan kebahagiaan hidup. Kita bahagia mencintai ayah, ibu, anak-anak, suami atau istri. Subhanallah, betapa bahagianya saat kita bisa mencintai Yang Menciptakan Cinta itu: Mahacinta.
Dengan berzikir, kita juga berarti mengundang rahmat Allah SWT dan doa para malaikat. Allah SWT juga akan menyelamatkan orang yang berzikir dari kegelapan, kedzaliman, serta maksiat, menuju cahaya-Nya.

Hadis dari Abu Hurairah dan Abu Said Al Khudri menjelaskan bahwa Rasulullah SAW bersabda, 

''Tidaklah duduk suatu kaum yang berzikir nama Allah melainkan dinaungilah mereka oleh para malaikat, dipenuhi mereka oleh rahmat Allah SWT dan diberi ketenangan kepada mereka, juga Allah SWT menyebut-nyebut nama mereka di hadapan malaikat yang ada di sisi-Nya.'' (HR Muslim, Tirmidzi, dan Ibnu Majah).

Zikir juga merupakan makanan rohani yang paling bergizi serta membangkitkan selera ibadah dan akhlak mulia. Zikir juga menjadi benteng dari gangguan setan. Dengan berzikir, peluang kita untuk mendapatkan husnul khatimah juga semakin terbuka.

Maha Suci dan Maha Adil Allah SWT yang telah menetapkan suatu amalan sebagai amalan paling baik paling suci dan paling tinggi derajadnya di sisi Nya.yang semua hamba dapat mengamalkan dengan amat mudah sekali dan bisa dilakukan setiap saat dimanapun berada dan dalam keadaan bagaimanapun.

وَعَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – ، قَالَ : قَالَ رَسُولُ الله – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – : (( أَلاَ أُنَبِّئُكُمْ بِخَيْرِ أَعْمالِكُمْ ، وَأَزْكَاهَا عِنْدَ مَلِيكِكُمْ ، وَأَرْفَعِهَا فِي دَرَجَاتِكُمْ ، وَخَيرٍ لَكُمْ مِنْ إنْفَاقِ الذَّهَبِ والفِضَّةِ ، وَخَيْرٍ لَكُمْ مِنْ أَنْ تَلْقَوا عَدُوَّكُمْ فَتَضْرِبُوا أعْنَاقَهُمْ وَيَضْرِبُوا أعْنَاقَكُمْ ؟ )) قَالَوا : بَلَى ، قَالَ : (( ذِكْرُ الله تَعَالَى )) . رَوَاهُ التِّرمْذِي ، قَالَ الحَاكِمُ أَبُو عَبْدِ الله : (( إِسْنَادُهُ صَحِيْحٌ ))

Abu Darda’ radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Maukah kuberitahukan kepada kalian amal yang paling baik dan paling suci menurut Rabb kalian, dan yang paling tinggi derajatnya untuk kalian, juga lebih baik bagi kalian daripada menginfakkan emas dan perak, serta lebih baik bagi kalian daripada bertemu dengan musuh kalian lalu kalian menebas batang leher mereka dan mereka membalasnya?” Para sahabat berkata, “Tentu mau.” Beliau menjawab, “Dzikir mengingat Allah.” (HR. Tirmidzi. Al-Hakim mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih) [HR. Tirmidzi, no. 3377; Ibnu Majah, no. 3790. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan)

Allah SWT Yang Maha Lembut Menciptakan hati yang mana dengan hati penuh kelembutan mempengaruhi seluruh aspek kehidupan seorang hamba. Mudah ta’at terhadap perintah Allah SWT sehingga melahirkan sifat sifat penuh kasih sayang terhadap sesama banyak memberi kemanfaatan. Sebaliknya jika hati mengeras akan sangat sulit menta’ati perintah Nya , akan bersifat kasar dan keras serta banyak menimbulkan kesengsaraan terhadap ummat manusia.
Inilah di antara alasan dan hikmah yang mendorong kita untuk terus-menerus berzikir. Karena itulah zikir menjadi ibadah yang bisa dilakukan kapan pun, di manapun, dan dalam kondisi bagaimanapun. Selama berzikir, selama itu pula kita bersama Allah SWT. Imam Suyuti berkata, ''Berzikirlah kalian terus-menerus kepada Allah SWT, jangan sekalipun meninggalkannya. Sesungguhnya zikir itu seperti raja yang akan menundukkan hatimu untuk taat kepada-Nya.'' Subhanallah.

Friday 14 February 2020

Dahsyatnya Niat !!!


Maha Suci Allah yang menciptakan makhluq baik yang nampak maupun yang tidak nampak dan dengan Kehendak Nya menetapkan bahwa yang tidak nampak justru penentu apa apa yang nampak. Nyawa manusia tidak nampak tidak pernah dapat diraba dilihat namun menentukan segala gala yang kelihatan seperti mata telinga tangan kaki dan lain sebagainya .
Manakala nyawa manusia masih ada didalam tubuh, masih dipandang keberadaannya masih berfungsi segala gala pemberian Allah SWT berupa penglihatan pendengaran kaki tangan jantung paru paru dan semua organ tubuh semuanya. Ketika Allah Azza wa Jalla mencabut nyawa seorang hamba hilanglah keberadaan hamba sehingga dikatakan bahwa orang itu sudah “tidak ada” sementara semuanya masih ada hanya nyawanya saja sudah diambil

Demikian juga dengan ciptaan Nya berupa niat yang tidak bisa diketahui sesiapapun melainkan hanya Allah Azza wa Jalla dan hamba, sangat menentukan amal amalan dhahir yang diperbuat. Dengan Rahmat Nya maka nilai dari amalan yang nampak ini ditentukan dari keniatan yang ada didalam hati. Sebesar atau sejauh mana niat hamba sebesar dan sejauh itu pula dinilai suatu amalan. Allah Maha Mengetahui kemampuan masing masing hamba Nya sebab segala sesuatu sudah ditetapkannya. Rizki masing masing sudah ditetapkan ketika manusia belum dilahirkan kemuka bumi. Maka adakalanya simiskin ingin banyak beramal karena terbentur keterbatasan hartanya sehingga tidak mungkin dapat berderma dengan harta yang banyak. Namun karena niatnya sungguh sungguh ingin berkorban harta Allah SWT Yang Maha Penyayang memberikan pahala penuh sebagaimana dia mendermakan harta sebanyak yang diniatkannya.

الْمَسْأَلَةُ الْأُولَى: فِي فَضْلِ النِّيَّةِ
قَالَ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ: «إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ» ،
وَقَالَ: «إِنَّ اللَّهَ لَا يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَلَا إِلَى أَعْمَالِكُمْ وَإِنَّمَا يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ وَنِيَّاتِكُمْ»
وَفِي الْإِسْرَائِيلِيَّاتِ أَنَّ رَجُلًا مَرَّ بِكُثْبَانٍ مِنْ رَمْلٍ فِي مَجَاعَةٍ فَقَالَ فِي نَفْسِهِ: لَوْ كَانَ هَذَا الرَّمْلُ طَعَامًا لَقَسَمْتُهُ بَيْنَ النَّاسِ فَأَوْحَى اللَّهُ تَعَالَى إِلَى نَبِيِّهِمْ قُلْ لَهُ: إِنَّ اللَّهَ قَبِلَ صَدَقَتَكَ وَشَكَرَ حُسْنَ نِيَّتِكَ وَأَعْطَاكَ ثَوَابَ مَا لَوْ كَانَ طَعَامًا فَتَصَدَّقْتَ بِهِ.

Nabi Saw. bersabda: “Sesungguhnya apa apapun bergantung dengan niatnya”. Beliau Saw. juga bersabda: “Sesungguhnya Allah tidak memandang kepada rupa kalian, tidak pula kepada amal-amal kalian, namun Allah hanya memandang hati kalian dan niat tulus kalian”.
Didalam kisah Israiliyyat terdapat seseorang melewati bukit pasir, lalu berkata dalam hatinya:
“Andaikan sebukit pasir ini adalah makanan, maka akan aku bagikan kepada masyarakat (yang tengah dilanda kelaparan).” Maka kemudian Allah Ta’ala menurunkan wahyu kepada Nabi-Nya: “Katakanlah kepada orang itu: ‘Sungguh Allah telah menerima sedekahnya, menerima niat baiknya, dan menganugerahkan pahala kepadamu laksana sebukit pasir itu adalah makanan, lalu engkau bersedekah dengannya’.”

Kisah diatas mengajarkan kepada kita agar senantiasa berniat baik didalam segala perbuatan kita, berupaya untuk mengharapkan kebaikan didalam hati kita untuk orang lain, sebab apapun niat baik yang terbesit didalam hati kita, ada nilainya disisi Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Betapa Bijaksananya Sang Maha Pencipta Kehidupan ini yang mengutamakan isi hati hamba hamba Nya dan bukan hanya menilai apa yang nampak saja. Yang nampak adalah Karunia Allah yang dianugerahkan berbeda beda dengan Kehendak Nya seperti harta, jabatan kekuasaan keahlian ilmu pengetahuan kekuatan dan lain sebagainya. Ada orang yang memperoleh anugerah harta berlimpah, jabatan yang tinggi kekuasaan yang sangat luas keahlian yang yang tidak dimilik semua orang, ilmu pengetahuan yang dalam serta kekuatan super dan lain lain. Jika hanya itu saja yang dijadikan tolok ukur penilaian seseorang dihadapan Allah SWT maka kesempatannya sangat terbatas. Ada manusia yang tidak memiliki kesempatan tersebut sebab tidak diamanahi ni’mat ni’mat tersebut.  Maka kesempatan yang tidak terbatas berupa keniatan ini wajib kita syukuri dengan senantiasa memasang niat dengan benar dalam setiap amalan agama jangan sampai salah niat.

Ulama mendefinisikan tentang niat yaitu niat adalah Azmul qolbi ala syaiin = Keinginan kuat hati untuk melakukan sesuatu. Niat ini yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu perbuatan. Niat untuk berbuat baik atau niat untuk berbuat keburukan.Yang dinilai Allah Azza wa Jalla adalah niat yang tersimpan dihati bukan yang nampak dhahir. Sesuatu yang nampak dhahir baik belum tentu niatnya baik.
Dengar kajian dengan niat untuk menambah ilmu, niat untuk mengamalkan serta menyampaikan kembali itu niat yang baik sebaliknya dengar kajian di masjid dengan niat nanti membawa sandal baru milik orang lain itu niatnya buruk. Ringkasnya Niat dahsyat efeknya baik positif maupun negatif. Manusia bisa memperoleh keuntungan dahsyat dari niatnya yang benar atau sebaliknya manusia bisa celaka merugi apabila tidak ada niat atau salah niat Setidaknya ada 2 keadaan yang disebabkan oleh niat seseorang didalam hatinya

1.    Rugi dengan niat
Manusia beramal tetapi justru mendapatkan kerugian karena lupa memasang niat dengan benar. Sudah beramal dan lahiriahnya baik tidak ada kekurangannya akan tetapi gagal dapat pahala karena salah niat, niatnya tidak ikhlas

Sabda Nabi Betapa banyak orang puasa hanya dapat lapar dan haus karena tidak ikhlas

رُبَّ صَائِمٍ حَظُّهُ مِنْ صِيَامِهِ الجُوْعُ وَالعَطَشُ

 “Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut kecuali rasa lapar dan dahaga.” (HR. Ath Thobroniy dalam Al Kabir dan sanadnya tidak mengapa. Syaikh Al Albani dalam Shohih At Targib wa At Tarhib no. 1084 mengatakan bahwa hadits ini shohih ligoirihi –yaitu shohih dilihat dari jalur lainnya).

QS Al Furqon ayat 23 semua amalan yang tidak ikhlas akan dijadikan debu yang beterbangan

وَقَدِمْنَا إِلَىٰ مَا عَمِلُوا مِنْ عَمَلٍ فَجَعَلْنَاهُ هَبَاءً مَنْثُورًا

"Dan kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan."

Ada 3 golongan yang masuk neraka pertama kali, Pejuang, Ahli Ilmu , Qori dan dermawan, ketiganya sebab salah niat bukan salah amal.

2.    Untung karena niat
Manusia mengerjakan amal amal yang sebetulnya amal keseharian atau rutinitas namun ternyata mendatangkan pahala yang sangat besar sekali sebab memasang niat dengan benar diantaranya adalah :
a.    Rutinitas biasa berpahala contohnya tidur, makan minum mandi hub suami istri ( Hukumnya Mubah ) akan mendapatkan pahala jika niatnya melaksanakan Perintah Allah dan mencontoh Rasul saw.

b.    Bekerja dapat pahala menafkahi anak istri berpahala sebagai amal sodaqoh.  Fisabilillah tidak harus jihad melainkan juga menafkahi anak istri merupakan jihad fisabilillah juga
c.    Tanpa beramal dapat pahala contohnya niat untuk sholat tahajjud tetapi ketiduran maka tetap dapat pahala sebagaimana pahala melaksanakan sholat tahajjud.
Intinya adalah bahwa niat sangat menentukan segala galanya di sisi Allah Azza wa Jalla Niat hanya mengharap ridho Allah SWT semata. Maksud niat hanya mengharap ridho Allah Azza wa Jalla hendaknya menjadikan apa saja yang diridhoi Allah sebagai maksud dan tujuan beramal. Dakwah adalah kerja semua para Nabi dan Rasul saw sehingga dengan dakwah itu Iman para Nabi dan Rasul saw selalu meningkat sempurna dan hidayah tersebar ke seluruh ummat manusia. Maka niatkan semua amalan amalan agama kita dan semua anugerah ni’mat dari Nya dalam rangka dakwah. Itulah niat yang paling dahsyat yang In syaa Allah mendapat Ridho Allah SWT.
Jika diniatkan semua amal agama dalam rangka dakwah maka akan mendatangkan hidayah dan dengan hidayah maka akan menjadikan semua ummat manusia taat dan bertaqwa kepada Allah SWT

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu , bahwa Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ دَعَا إِلَى هُدًى كَانَ لَهُ مِنَ اْلأَجْرِ مِثْلُ أُجُوْرِ مَنْ تَبِعَهُ لَا يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ أُجُوْرِهِمْ شَيْئًا، وَمَنْ دَعَا إِلَى ضَلَالَةٍ ، كَانَ عَلَيْهِ مِنَ الْإِثْمِ مِثْلُ آثَامِ مَنْ تَبِعَهُ لَا يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ آثَامِهِمْ شَيْئًا

 “Barangsiapa mengajak (manusia) kepada petunjuk, maka baginya pahala seperti pahala orang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahala mereka sedikit pun. Dan barangsiapa mengajak (manusia) kepada kesesatan maka ia mendapatkan dosa seperti dosa-dosa orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi dosa mereka sedikit pun.”


Dengan memasang niat sejak awal awal terhadap semua amalan agama kita diniatkan sebagai amalan dakwah seperti semua para Nabi dan Rasul saw maka akan mendapatkan pahala dahsyat dan selalu mengalir sampai hari kiamat tiada henti hentinya dan semakin hari semakin meningkat sempurna. In syaa Allah.

Saturday 8 February 2020

Dunia hanyalah sarana


APA yang sebenarnya kita cari dalam kehidupan ini? Semua orang, termasuk kita pasti akan menjawab sama, kebahagiaan.dan keselamatan Semua aktivitas yang dilakukan oleh umat manusia, dari Nabi Adam hingga manusia akhir zaman kelak, semuanya hanya ingin mendapat kebahagiaan.dan keselamatan baik didunia maupun di akhirat kelak
Namun demikian, hanya sedikit atau bahkan mungkin sangat langka manusia yang benar-benar memahami makna dari kebahagiaan dan keselamatan itu sendiri.

Allah SWT Menciptakan dunia seisinya , langit dan bumi, makhluq makhluq diantara langit dan bumi yang hanya Allah SWT saja Maha Mengetahui semuanya ini. Segala makhluq yang diciptakan Allah SWT mutlaq berada didalam Kekuasaan Nya serta diatur sedemikain rupa berdasar Ilmu Nya sehingga tidak ada lain maksudnya hanya memberikan kebahagiaan dan keselamatan semata mata sebab semua ummat manusia pasti menginginkan kehidupan bahagia dan selamat dunia maupun akhirat. Hanya Allah SWT Yang Maha Mencintai hamba hamba Nya sehingga tidak satupun dari semua yang telah diciptakanNya dan ditetapkanNya kecuali hanya maksudya untuk kebahagiaan dan keselamatan ummat manusia didunia maupun diakhirat kelak.

Allah SWT Yang Maha Pemurah telah menciptakan semua makhluq makhluq Nya hanya untuk manusia bukan untuk selainnya sedangkan manusia dan jin diciptakan bukan untuk maksud dunia. Akan tetapi banyak diantara manusia tidak memahami maksud penciptaannya dimuka bumi ini
Firman Allah dalam Q.S Adz Dzariat ayat 56 disebutkan

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

 “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.”

Dengan Rahmat Allah SWT melalui kitab suci Al Qur’an telah dinyatakan bahwa maksud penciptaan manusia dan jin hanyalah untuk beribadah menyembah Allah Azza wa Jalla. Dunia seisinya dan segala apa saja yang ada hanyalah sarana saja untuk memudahkan ummat manusia didalam beribadah menyembah Allah SWT. Sangat sulit dan bahkan seolah tidak mungkin manusia dapat beribadah dengan sempurna manakala Allah SWT tidak ciptakan kehidupan didunia ini. Sebagaimana perahu yang memerlukan air sebagai sarana menuju suatu pulau. Perahu tidak mungkin bisa berlayar tanpa sarana air namun tentunya juga jangan sampai air memasuki dan memenuhi perahu yang mengakibatkan perahu tenggelam karenanya.
Penting sekali difahami dengan sebaik baiknya bahwa bagaimanapun dunia hanyalah sebatas sarana saja dan bukan tujuan. Apabila dunia dijadikan sarana untuk meraih kehidupan akhirat yang sukses sempurna maka itulah maksud hidup kita , tetapi sebaliknya jika dunia dijadikan tujuan pasti akan berakibat sangat fatal.


Dari Zaid bin Tsabit Radhiyallahu anhu, ia mendengar Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

مَنْ كَانَتِ الدُّنْيَا هَمَّهُ ، فَرَّقَ اللهُ عَلَيْهِ أَمْرَهُ ، وَجَعَلَ فَقْرَهُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ ِ، وَلَمْ يَأْتِهِ مِنَ الدُّنْيَا إِلَّا مَا كُتِبَ لَهُ ، وَمَنْ كَانَتِ الْآخِرَةُ نِيَّـتَهُ ، جَمَعَ اللهُ أَمْرَهُ ، وَجَعَلَ غِنَاهُ فِيْ قَلْبِهِ ، وَأَتَتْهُ الدُّنْيَا وَهِيَ رَاغِمَةٌ.

Barangsiapa tujuan hidupnya adalah dunia, maka Allâh akan mencerai-beraikan urusannya, menjadikan kefakiran di kedua pelupuk matanya, dan ia tidak mendapatkan dunia kecuali menurut ketentuan yang telah ditetapkan baginya. Barangsiapa yang niat (tujuan) hidupnya adalah negeri akhirat, Allâh akan mengumpulkan urusannya, menjadikan kekayaan di hatinya, dan dunia akan mendatanginya dalam keadaan hina.”

مَنْ كَانَ يُرِيدُ حَرْثَ الْآخِرَةِ نَزِدْ لَهُ فِي حَرْثِهِ ۖ وَمَنْ كَانَ يُرِيدُ حَرْثَ الدُّنْيَا نُؤْتِهِ مِنْهَا وَمَا لَهُ فِي الْآخِرَةِ مِنْ نَصِيبٍ

Barangsiapa menghendaki keuntungan di akhirat akan Kami tambahkan keuntungan itu baginya, dan barangsiapa menghendaki keuntungan di dunia Kami berikan kepadanya sebagian darinya (keuntungan dunia), tetapi dia tidak akan mendapat bagian di akhirat. [Asy-Syûrâ/42:20]

Dengan sifat Allah Azza wa Jalla Yang Maha Pemurah  akan memberikan semuanya baik dunia maupun akhirat kepada hamba hamba Nya. Bahagia di dunia bahagia di akhirat, namun banyak manusia yang hanya menginginkan dunia saja tidak menginginkan akhirat. Itulah kebodohan manusia yang ingin hanya kesenangan sesaat sedikit dan semu setelah itu justru menderita selama lamanya di akhirat. Dunia sebenarnya sama sekali tidak ada nilainya dibanding dengan akhirat tidak lebih daripada sebelah sayap nyamuk

لَـوْ كَـانَتِ الدُّنْـيَـا تَـعْـدِلُ عِـنْـدَ اللّٰـهِ جَـنَـاحَ بَـعُوْضَةٍ ، مَا سَقَى كَافِـرًا مِنْـهَـا شَرْبَـةَ مَـاءٍ.

Seandainya dunia ini di sisi Allâh Subhanahu wa Ta’ala senilai dengan (berat) sayap nyamuk, maka Allâh Subhanahu wa Ta’ala tidak akan  memberi minum sedikit pun darinya kepada orang kafir.[14]

Itulah sebabnya untuk masalah dunia Allah Azza wa Jalla telah berikan semuanya bahkan kepada orang orang kafir sekalipun, sebab dunia ini memang sama sekali tidak ada nilainya di sisi Allah SWT.
Allah SWT menetapkan bahwa kebahagiaan kesuksesan dan kejayaan hidup ummat manusia hanya dalam Agama yang sempurna yakni Agama Islam bukan pada yang lainnya. Jika ummat Islam berpaling dari agama dan menumpukan maksud hidupnya kepada dunia maka akan hilang kehebatan sebagai ummat Islam akan jatuh martabatnya sebagai ummat terbaik, 

كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّـهِ … ﴿١١٠﴾

“Kalian adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.” (QS: Ali Imron 110)

Allah Azza wa Jalla sesungguhnya mengadakan semua fasilitas kehidupan di dunia  bagi kemudahan ummat manusia menuju keridhoan Nya bukan untuk maksud lainnya Yang paling penting tujuan kita hanya mendapatkan Ridho Allah SWT semata dengan memanfaatkan segala gala yang dianugerakan Nya di dunia ini. Hendaknya benar benar difahami dengan sebaik baiknya dunia beserta segala isinya hanyalah sebatas sarana saja tidak lebih daripada itu. Jangan sampai sarana baik yang berupa harta pangkat jabatan profesi organisasi harokah dan lain lain sebagainya. dijadikan kebanggaan kesombongan terlebih lagi menjadikan sarana  sebagai tujuan hidup yang akan berakibat sangat fatal sekali. Dengan sarana sarana ini jangan pernah merasa paling baik paling benar apalagi saling mencaci sehingga tanpa disadari justru terjerumus kepada kehancuran kebinasaan yakni kesombongan sifat yang sangat diMurkai Allah SWT. 

Dari Abu Hurairah r.a ia berkata, Rasulullah s.a.w bersabda: “Apabila umatku sudah mengagungkan dunia, maka akan tercabut dari mereka kehebatan Islam. Dan apabila mereka meninggalkan amar maa’ruf nahi mungkar, maka mereka akan terhalang dari keberkahan wahyu. Dan apabila umatku saling menghina, maka jatuhlah mereka dari pandangan Allah. (Hakim, Tirmidzi–Durrul Mantsur).

Selama sarana yang kita gunakan masih didalam aturan agama Islam , sesuai Kehendak Allah SWT sesuai Sunnah Rasul saw sekecil apapun maka yakinlah akan dinilai Nya sebagai amal agama. Waktu kita harta kita pangkat jabatan kita organisasi, harokah dan segala galanya hanyalah sarana semata mata bukan tujuan. Jangan lah berpecah belah hanya karena berbeda sarana dakwah justru kita saling bersinergi saling bantu mambantu tolong menolong didalam ketaqwaan. Kita akan menang terhadap kaum musyrik kafir hanya dengan Pertolongan Allah SWT dan Pertolongan Allah Azza wa Jalla hanya akan datang sepenuhnya jikalau ummat Islam satu hati.

Ayo jadikan semuanya sebatas sarana saja dengan satu tujuan hanya mengharap Ridho Allah semata in syaa Allah akan disatukan hati kita oleh Nya dan akan dicegah dari hal hal lain sehingga  tidak ada konflik sekecil apapun dengan Kehendak dan Kuasa Allah SWT