Dakwah Maksud Hidup


widgeo.net

Friday 14 February 2020

Dahsyatnya Niat !!!


Maha Suci Allah yang menciptakan makhluq baik yang nampak maupun yang tidak nampak dan dengan Kehendak Nya menetapkan bahwa yang tidak nampak justru penentu apa apa yang nampak. Nyawa manusia tidak nampak tidak pernah dapat diraba dilihat namun menentukan segala gala yang kelihatan seperti mata telinga tangan kaki dan lain sebagainya .
Manakala nyawa manusia masih ada didalam tubuh, masih dipandang keberadaannya masih berfungsi segala gala pemberian Allah SWT berupa penglihatan pendengaran kaki tangan jantung paru paru dan semua organ tubuh semuanya. Ketika Allah Azza wa Jalla mencabut nyawa seorang hamba hilanglah keberadaan hamba sehingga dikatakan bahwa orang itu sudah “tidak ada” sementara semuanya masih ada hanya nyawanya saja sudah diambil

Demikian juga dengan ciptaan Nya berupa niat yang tidak bisa diketahui sesiapapun melainkan hanya Allah Azza wa Jalla dan hamba, sangat menentukan amal amalan dhahir yang diperbuat. Dengan Rahmat Nya maka nilai dari amalan yang nampak ini ditentukan dari keniatan yang ada didalam hati. Sebesar atau sejauh mana niat hamba sebesar dan sejauh itu pula dinilai suatu amalan. Allah Maha Mengetahui kemampuan masing masing hamba Nya sebab segala sesuatu sudah ditetapkannya. Rizki masing masing sudah ditetapkan ketika manusia belum dilahirkan kemuka bumi. Maka adakalanya simiskin ingin banyak beramal karena terbentur keterbatasan hartanya sehingga tidak mungkin dapat berderma dengan harta yang banyak. Namun karena niatnya sungguh sungguh ingin berkorban harta Allah SWT Yang Maha Penyayang memberikan pahala penuh sebagaimana dia mendermakan harta sebanyak yang diniatkannya.

الْمَسْأَلَةُ الْأُولَى: فِي فَضْلِ النِّيَّةِ
قَالَ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ: «إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ» ،
وَقَالَ: «إِنَّ اللَّهَ لَا يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَلَا إِلَى أَعْمَالِكُمْ وَإِنَّمَا يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ وَنِيَّاتِكُمْ»
وَفِي الْإِسْرَائِيلِيَّاتِ أَنَّ رَجُلًا مَرَّ بِكُثْبَانٍ مِنْ رَمْلٍ فِي مَجَاعَةٍ فَقَالَ فِي نَفْسِهِ: لَوْ كَانَ هَذَا الرَّمْلُ طَعَامًا لَقَسَمْتُهُ بَيْنَ النَّاسِ فَأَوْحَى اللَّهُ تَعَالَى إِلَى نَبِيِّهِمْ قُلْ لَهُ: إِنَّ اللَّهَ قَبِلَ صَدَقَتَكَ وَشَكَرَ حُسْنَ نِيَّتِكَ وَأَعْطَاكَ ثَوَابَ مَا لَوْ كَانَ طَعَامًا فَتَصَدَّقْتَ بِهِ.

Nabi Saw. bersabda: “Sesungguhnya apa apapun bergantung dengan niatnya”. Beliau Saw. juga bersabda: “Sesungguhnya Allah tidak memandang kepada rupa kalian, tidak pula kepada amal-amal kalian, namun Allah hanya memandang hati kalian dan niat tulus kalian”.
Didalam kisah Israiliyyat terdapat seseorang melewati bukit pasir, lalu berkata dalam hatinya:
“Andaikan sebukit pasir ini adalah makanan, maka akan aku bagikan kepada masyarakat (yang tengah dilanda kelaparan).” Maka kemudian Allah Ta’ala menurunkan wahyu kepada Nabi-Nya: “Katakanlah kepada orang itu: ‘Sungguh Allah telah menerima sedekahnya, menerima niat baiknya, dan menganugerahkan pahala kepadamu laksana sebukit pasir itu adalah makanan, lalu engkau bersedekah dengannya’.”

Kisah diatas mengajarkan kepada kita agar senantiasa berniat baik didalam segala perbuatan kita, berupaya untuk mengharapkan kebaikan didalam hati kita untuk orang lain, sebab apapun niat baik yang terbesit didalam hati kita, ada nilainya disisi Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Betapa Bijaksananya Sang Maha Pencipta Kehidupan ini yang mengutamakan isi hati hamba hamba Nya dan bukan hanya menilai apa yang nampak saja. Yang nampak adalah Karunia Allah yang dianugerahkan berbeda beda dengan Kehendak Nya seperti harta, jabatan kekuasaan keahlian ilmu pengetahuan kekuatan dan lain sebagainya. Ada orang yang memperoleh anugerah harta berlimpah, jabatan yang tinggi kekuasaan yang sangat luas keahlian yang yang tidak dimilik semua orang, ilmu pengetahuan yang dalam serta kekuatan super dan lain lain. Jika hanya itu saja yang dijadikan tolok ukur penilaian seseorang dihadapan Allah SWT maka kesempatannya sangat terbatas. Ada manusia yang tidak memiliki kesempatan tersebut sebab tidak diamanahi ni’mat ni’mat tersebut.  Maka kesempatan yang tidak terbatas berupa keniatan ini wajib kita syukuri dengan senantiasa memasang niat dengan benar dalam setiap amalan agama jangan sampai salah niat.

Ulama mendefinisikan tentang niat yaitu niat adalah Azmul qolbi ala syaiin = Keinginan kuat hati untuk melakukan sesuatu. Niat ini yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu perbuatan. Niat untuk berbuat baik atau niat untuk berbuat keburukan.Yang dinilai Allah Azza wa Jalla adalah niat yang tersimpan dihati bukan yang nampak dhahir. Sesuatu yang nampak dhahir baik belum tentu niatnya baik.
Dengar kajian dengan niat untuk menambah ilmu, niat untuk mengamalkan serta menyampaikan kembali itu niat yang baik sebaliknya dengar kajian di masjid dengan niat nanti membawa sandal baru milik orang lain itu niatnya buruk. Ringkasnya Niat dahsyat efeknya baik positif maupun negatif. Manusia bisa memperoleh keuntungan dahsyat dari niatnya yang benar atau sebaliknya manusia bisa celaka merugi apabila tidak ada niat atau salah niat Setidaknya ada 2 keadaan yang disebabkan oleh niat seseorang didalam hatinya

1.    Rugi dengan niat
Manusia beramal tetapi justru mendapatkan kerugian karena lupa memasang niat dengan benar. Sudah beramal dan lahiriahnya baik tidak ada kekurangannya akan tetapi gagal dapat pahala karena salah niat, niatnya tidak ikhlas

Sabda Nabi Betapa banyak orang puasa hanya dapat lapar dan haus karena tidak ikhlas

رُبَّ صَائِمٍ حَظُّهُ مِنْ صِيَامِهِ الجُوْعُ وَالعَطَشُ

 “Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut kecuali rasa lapar dan dahaga.” (HR. Ath Thobroniy dalam Al Kabir dan sanadnya tidak mengapa. Syaikh Al Albani dalam Shohih At Targib wa At Tarhib no. 1084 mengatakan bahwa hadits ini shohih ligoirihi –yaitu shohih dilihat dari jalur lainnya).

QS Al Furqon ayat 23 semua amalan yang tidak ikhlas akan dijadikan debu yang beterbangan

وَقَدِمْنَا إِلَىٰ مَا عَمِلُوا مِنْ عَمَلٍ فَجَعَلْنَاهُ هَبَاءً مَنْثُورًا

"Dan kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan."

Ada 3 golongan yang masuk neraka pertama kali, Pejuang, Ahli Ilmu , Qori dan dermawan, ketiganya sebab salah niat bukan salah amal.

2.    Untung karena niat
Manusia mengerjakan amal amal yang sebetulnya amal keseharian atau rutinitas namun ternyata mendatangkan pahala yang sangat besar sekali sebab memasang niat dengan benar diantaranya adalah :
a.    Rutinitas biasa berpahala contohnya tidur, makan minum mandi hub suami istri ( Hukumnya Mubah ) akan mendapatkan pahala jika niatnya melaksanakan Perintah Allah dan mencontoh Rasul saw.

b.    Bekerja dapat pahala menafkahi anak istri berpahala sebagai amal sodaqoh.  Fisabilillah tidak harus jihad melainkan juga menafkahi anak istri merupakan jihad fisabilillah juga
c.    Tanpa beramal dapat pahala contohnya niat untuk sholat tahajjud tetapi ketiduran maka tetap dapat pahala sebagaimana pahala melaksanakan sholat tahajjud.
Intinya adalah bahwa niat sangat menentukan segala galanya di sisi Allah Azza wa Jalla Niat hanya mengharap ridho Allah SWT semata. Maksud niat hanya mengharap ridho Allah Azza wa Jalla hendaknya menjadikan apa saja yang diridhoi Allah sebagai maksud dan tujuan beramal. Dakwah adalah kerja semua para Nabi dan Rasul saw sehingga dengan dakwah itu Iman para Nabi dan Rasul saw selalu meningkat sempurna dan hidayah tersebar ke seluruh ummat manusia. Maka niatkan semua amalan amalan agama kita dan semua anugerah ni’mat dari Nya dalam rangka dakwah. Itulah niat yang paling dahsyat yang In syaa Allah mendapat Ridho Allah SWT.
Jika diniatkan semua amal agama dalam rangka dakwah maka akan mendatangkan hidayah dan dengan hidayah maka akan menjadikan semua ummat manusia taat dan bertaqwa kepada Allah SWT

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu , bahwa Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ دَعَا إِلَى هُدًى كَانَ لَهُ مِنَ اْلأَجْرِ مِثْلُ أُجُوْرِ مَنْ تَبِعَهُ لَا يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ أُجُوْرِهِمْ شَيْئًا، وَمَنْ دَعَا إِلَى ضَلَالَةٍ ، كَانَ عَلَيْهِ مِنَ الْإِثْمِ مِثْلُ آثَامِ مَنْ تَبِعَهُ لَا يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ آثَامِهِمْ شَيْئًا

 “Barangsiapa mengajak (manusia) kepada petunjuk, maka baginya pahala seperti pahala orang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahala mereka sedikit pun. Dan barangsiapa mengajak (manusia) kepada kesesatan maka ia mendapatkan dosa seperti dosa-dosa orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi dosa mereka sedikit pun.”


Dengan memasang niat sejak awal awal terhadap semua amalan agama kita diniatkan sebagai amalan dakwah seperti semua para Nabi dan Rasul saw maka akan mendapatkan pahala dahsyat dan selalu mengalir sampai hari kiamat tiada henti hentinya dan semakin hari semakin meningkat sempurna. In syaa Allah.

No comments:

Post a Comment

Kami akan sangat berbahagia apabila anda memberi komentar atas tulisan di atas. Jazakallooh atas segala perhatiannya.