Dakwah Maksud Hidup


widgeo.net

Friday 15 August 2014

Filosofi Mudik

Tradisi pulang kampung atau yang populer disebut mudik yang bermakna kembali ke udik pada hari Lebaran, adalah sebagian dari ekspresi kerinduan masyarakat Indonesia untuk pulang kekampung halamannya. Momen ini untuk sebagian masyarakat kita tidak hanya telah menjadi tradisi tahunan, tapi lebih jauh dari itu ia telah menjadi semacam kebutuhan “hati” untuk melepaskan rasa kangen pada orang-orang yang dekat dihati setelah lama tidak bertemu.

Mudik lebaran memang sebuah fenomena tahunan yang menarik di Indonesia. Semangat mudik sebenarnya ada di setiap bangsa karena bersumber dari fitrah manusia berupa kerinduan akan tempat asal. Namun ritual mudik masal hanya hidup di Indonesia dan sebagian masyarakat melayu.

Apa filosofi mudik ini ? Sejauh mana kita memaknai mudik ini sebagai sesuatu yang sangat sarat makna dalam kehidupan ?
Mudik dari sisi agama memberikan sebuah pemahaman bahwa manusia punya daerah asal. Manusia diciptakan Allah, dia berasal dari Allah dan dia akan kembali kepada-nya. Tidak ada satupun manusia yang tidak mengalami hal yang satu ini, tidak ada satupun yang mampu menghindar dari penggilannya, sekalipun mereka tidak percaya pada-Nya. Mudik boleh dikata sebagai pemahaman dari konsep innalillahi wainna ilaihi rajiiun, yang dimiliki akan kembali pada sang pemilik.

Makna mudik yang sangat penting:
1. Sejauh jauh manusia bepergian, setinggi tinggi manusia mendaki pada akhirnya dia pasti akan kembali ke asalnya. Manusia hidup didunia ini seberapa lamapun dia tinggal di dunia pada akhirnya akan menghadap Ilahi sebagai asal dari segala galanya.

2. Berkumpulnya seluruh handai tolan darimanapun datangnya dan dari berbagai latar belakang apapun dirinya menggambarkan bahwa kelak semua ummat manusia pasti akan dikumpulkan oleh Allah SWT di alam Mahsyar. Karena sesungguhnya ummat manusia adalah satu keluarga yakni Bani Adam as.

3. Silaturrahmi yang menjadi tujuan dari mudik sesungguhnya mempunyai makna yang sangat dalam sekali. Amalan ahli syurga kelak di akhirat hanyalah saling kunjung mengunjungi / bersilaturrahmi hanya karena Allah SWT maka kebiasaan suka bersilaturrahmi di dunia yang niatnya hanya karena Allah SWT saja ini akan menjadi sebab seseorang akan menjadi penduduk syurga di akhirat kelak.

4. Bermaaf maafan pada saat bersilaturrahmi / mudik tersebut adalah amalan calon ahli syurga. Suatu ketika Rasulullaah saw memberitahukan kepada para Shahabat ra ajmain mengenai seseorang yang dijamin akan masuk syurga. Ternyata amalannya adalah sifat suka memaafkan orang lain yang telah berbuat dzalim kepada dirinya sebelum orang itu meminta maaf terlebih dahulu.

Itulah filosofi mudik yang menjadi tradisi di negara kita yang patut dilestarikan dan terutama difahami agar tidak sampai bergeser kepada pemahaman lain sebagaimana sekedar pamer harta pamer kedudukan dan berbangga banggaan terhadap perkumpulan bani ini dan bani itu.

Suatu saat nanti ummat manusia semuanya pasti akan Mudik Besar Besaran di alam Mahsyar dan sebelum hari itu datang menjemput kita , bersihkan hati ini dari segala macam penyakit hati berupa iri dengki dendam dan lain lain. Diganti sifat kasih sayang serta saling memaafkan baik diminta ataupun tidak agar kita semua termasuk hamba hamba Allah SWT yang akan mendapat Rahmat Nya serta akan dimasukkan kedalam syurga Nya , aamiin.

Maka saya beserta sekeluarga mengucapkan
Taqabbalallahu minna wa minkum, shiyamana wa shiyamakum”
“Semoga Allah menerima amalan saya dan saudara, amalan puasa saya dan saudara“.
Selamat Hari Raya Iedul Fitri 1 Syawal 1435 H
Mohon maaf lahir dan bathin

Mengaku Salah dan Mengaku Lemah

Setiap hamba Allah SWT diberi bekal masing masing dengan beberapa kelebihan maupun kekurangan. Kelebihan kelebihan yang Allah SWT anugerahkan ada maksud yang tersembunyi juga kekurangan atau kelemahan ada maksud pula yang tersembunyi.
Maksud Allah SWT memberikan semua kelebihan yang ada pada diri seseorang beserta kekurangan kelemahannya itulah yang seharusnya difahami benar benar sehingga jangan sampai membawa kemudharatan baik untuk diri sendiri terlebih lagi bagi semua ummat manusia. Sebagai contoh Allah SWT menganugerahi seseorang dengan harta benda maupun ilmu pengetahuan bukan maksudnya untuk sebatas memamerkan kekayaan atau menyombongkan kepintarannya saja. Jauh daripada itu maksud Allah SWT memberikan kelebihan kepada seorang hamba adalah untuk disyukuri dengan cara bagaimana agar memberikan manfaat yang sebesar besarnya untuk kebahagiaan kehidupan ummat manusia. Bagaimana hartanya diinfakkan untuk membantu fakir miskin bagaimana ilmunya digunakan untuk menyelamatkan hamba hamba Allah SWT yang lemah ilmunya dengan penuh bijaksana .

Kebanyakan kita justru dengan kelebihan kelebihan itulah semakin jauh dari Allah SWT semakin sombong dihadapan manusia dan itulah sesungguhnya kesalahan dan kelemahan kita. Maka sikap merasa BERSALAH dan MENGAKU LEMAH dihadapan Allah SWT adalah sikap yang terpuji. Rasulullaah saw yang maksum saja telah mencontohkan kepada ummatnya untuk senantiasa beristighfar tidak kurang dari 70 hingga 100 kali dalam sehari maka sudah sepantasnya kita sebagai ummatnya menteladani kehidupan beliau dengan senantiasa beristighfar bahkan setelah berbuat amal yang kita merasa amal sholeh. Mengapa ? Ulama mengatakan dengan beristighfar setelah beramal akan menghapus dosa dosa dalam amalan tersebut dan selebihnya kebaikan kebaikannya akan diterima Allah SWT.

Sebagai contoh setelah mengerjakan shalat maka bagi orang awam hendaknya beristighfar karena didalam sholat kita banyak sekali dosa dosa diperbuat tanpa sadar. Wudlunya yang kurang sempurna, sholat yang tidak tepat waktu bahkan selalu tertinggal berjamaah di masjid, bacaannya yang tidak fasih, tidak khusyu dalam sholat dan lain lain lagi adalah contoh dosa dosa dalam amalan sholat. Sehingga sebaiknya sebagai hamba Allah SWT yang banyak salah dan dosa ini senantiasa beristighfar sehabis sholat ataupun setelah beramal lainnya baru kemudian mengucapkan syukur karena bagaimanapun Allah SWT telah memudahkan kita untuk beramal dengan niat menyempurnakan ketaatan kita kepada Allah SWT dan niat istiqomah hingga akhir zaman nanti.

Marilah kita belajar tawadlu , merendahkan hati penuh harap dan cemas kepada Allah SWT . Dengan dua perasaan tersebut yakni HARAP dan CEMAS , maka in syaa Allah akan Allah SWT berikan apa yang menjadi harapan kita dan akan Allah SWT hindarkan dari segala apa yang kita cemaskan.
Orang yang mengaku salah dan mengaku lemah tidak berarti dia memang betul betul bersalah dan lemah sebaliknya orang yang mengaku benar dan mengaku hebat dialah orang yang menipu dirinya sendiri, wallahu a’lam.
Ya Allah tolonglah diri kami dari sifat menyombongkan diri , karena setitik dzarrah kesombongan yang ada pada diri kami Engkau haramkan syurga bahkan bau syurga pun tidak akan dapat menciumnya.
Ampuni kami ya Allah . Aamiin Aamiin Ya Allah Rabbal ‘aalamiin

Meninggalkan perbuatan sia sia

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu , dia berkata: “Rasululah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Di antara (tanda) kebaikan Islam seseorang adalah meninggalkan perkara yang tidak bermanfaat baginya’.” [Hadits hasan. Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dan selainnya seperti itu]

Salah satu hal yang sangat berharga didalam kehidupan didunia adalah kesempatan atau waktu. Sungguh akan sangat merugi orang orang yang menyia nyiakannya . manusia tidak akan pernah mengetahui seberapa besar nilai waktu atau kesempatan hidup didunia sebelum waktu itu meninggalkan kita buat selama lamanya. Pada saat itulah kita baru memahami dengan sebenar benarnya nilai waktu yang telah Allah SWT anugerahkan kepada kita. Seorang yang mati dengan mengucapkan kalimat thoyyibah kalimat tauhid maka akan dihapuskan semua dosa dosanya dan akan mendapat jaminan syurga, sebaliknya seseorang yang mati dalam keadaan tidak beriman maka dia akan menyesali kehidupannya dan akan meminta kesempatan sekali lagi bahkan walau hanya sesaat saja untuk di akhir hidupnya menyatakan keImanan dengan mengucapkan kalimat tauhid.

Kalau kita hitung hitung, betapa banyaknya waktu yang kita buang buang percuma dengan hal hal yang tidak bermanfaat dibandingkan dengan waktu yang kita isi dengan kesibukan amal agama. Yang lebih parah lagi seorang hamba mengira bahwa amalannya adalah amalan yang bermanfaat ternyata tidak,karena dia tidak berusaha belajar ilmu ilmu agama sehingga tidak mengetahui bahwa amalannya tidak sesuai dengan syariat agama, tidak ada dalil perintah dari Allah SWT dan tidak ada dalil dari Sunnah Rasul saw hanya berdasar nafsu semata dan sebatas ikut ikutan saja. Inilah pentingnya kita semua mewajibkan diri untuk tetap terus belajar dan belajar agama, baik laki laki maupun wanita, dari ayunan hingga liang lahat bahkan seandainya harus ke Negara China sekalipun tetap melekat kewajiban tersebut.

Tidak hanya itu betapa banyaknya barang barang yang kita beli tetapi sesungguhnya jauh sekali dari manfaatnya baik manfaat duniawi terlebih lagi manfaat ukhrowi. Sekian juta rupiah telah kita hambur hamburkan untuk perkara sia sia yang seandainya kita lebih teliti lagi dapat digunakan untuk hal hal yang jauh lebih bermanfaat lagi.

Sebuah hadist dari Rasulullaah saw “Berkemauan keraslah kepada apa-apa yang bermanfaat bagimu, dan minta tolonglah kepada Allah dan janganlah bersikap lemah….” Shahîh. HR Muslim (no. 2664), dari Sahabat Abu Hurairah Radhiyallahu anhu.

Hidup didunia teramat sangat singkat sekali , bahkan andai kita gunakan seluruh waktu harta dan diri untuk hal hal yang tidak sia sia sekalipun kita masih merasa rugi setelah kita menjalani kehidupan di akhirat nanti karena kita menyesal bahwa sebenarnya kita masih bisa memanfaatkannya dengan amalan yang jauh lebih baik lagi jika kita memahami agama. Wallahu a’lam

Mari kita belajar meninggalkan perkara sia sia dan belajar untuk mengisi kehidupan sepenuhnya dengan hal hal yang sangat bermanfaat saja.
In syaa Allah

Keadilan

Keadilan adalah sesuatu barang yang dari hari ke hari semakin langka saja. Sungguh sangat sulit sekali menemukan keadilan ini bahkan pada institusi Pengadilan sekalipun tidak begitu saja bisa mendapatkan keadilan ini.
Keadilan adalah suatu yang wajib untuk ditegakkan oleh siapapun dan berlaku untuk siapapun. Rasulullah saw pernah bersabda yang mafhumnya adalah seandainya putri Beliau saw kedapatan mencuri maka hukum potong tangan akan tetap diberlakukan.

“Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. [QS Al-Maidah : 8].

" Dan Allah Telah meninggikan langit dan Dia meletakkan neraca (keadilan). Supaya kamu jangan melampaui batas tentang neraca itu. Dan Tegakkanlah timbangan itu dengan adil dan janganlah kamu mengurangi neraca itu." (QS. Ar Rahman:7-9).

Orang yang bersifat adil dekat dengan taqwa, dan taqwa adalah derajad tertinggi seseorang di hadapan Allah SWT. Seorang pemimpin yang adil juga akan dijamin mendapat perlindungan Allah SWT di bawah ‘Arasy Nya ketika semua ummat manusia dalam keadaan sengsara di alam Mahsyar

Adil juga bermakna seimbang. Maka adil juga berrmakna menyeimbangkan kehidupan antara dunia dan akhirat. Adilkah kita bila untuk dunia yang hanya sementara kita habis habiskan seluruh waktu , tenaga , uang dan segenap perhatian sedangkan untuk akhirat yang kekal abadi selama lamanya kita hanya beri sedikit itupun sisa sisa yang sudah tidak berguna dari duniawi kita.

Keadilan adalah suatu perjuangan , untuk tegaknya keadilan di muka bumi ini maka terlebih dahulu kita tegakkan keadilan di dalam diri sendiri. Selama keadilan tidak bisa tegak dalam diri masing masing hamba Allah AWT maka Keadilan tidak mungkin bisa tegak di muka bumi ini. Mari kita belajar berbuat adil untuk diri sendiri dan berbuat adil untuk sesama, in syaa Allah.

Agama Islam yang utuh

“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu. Tetapi jika kamu menyimpang (dari jalan Allah) sesudah datang kepadamu bukti-bukti kebenaran, maka ketahuilah, bahwasanya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS Al-Baqarah [2]: 208-209)

Memahami agama tidak seutuhnya dan mengamalkan agama hanya setengah setengah hanya akan menimbulkan masalah. Penyimpangan penyimpangan yang terjadi yang tidak mencerminkan amalan agama yang sesungguhnya yakni membawa rahmatallil ‘alamiin adalah karena pemahaman agama yang tidak utuh dan akibatnya melahirkan amal agama yang setengah setengah.

Ulama ahli dakwah menyampaikan bahwa usaha agama yang utuh itu meliputi usaha Dakwah Ilallah, Ta’lim Wa Ta’allum, Dzikir dan Ibadah serta Khidmat.
Dakwah Ilallah adalah usaha mengajak ummat manusia hanya yakin kepada Allah SWT dan tidak yakin kepada makhluq, mencintai amal bukan mal ( harta benda ), lebih mencintai kampung akhirat daripada kampung dunia. Ta’lim wa Ta’alum adalah usaha memberi kefahaman kepada ummat manusia akan Kehendak Kehendak Allah SWT dan tata cara Sunnah Rasul saw melalui ilmu ilmu agama yang akan membawa kepada kebahagiaan dunia maupun akhirat. Dzikir dan Ibadah adalah suatu usaha mengajak ummat manusia untuk mengamalkan ilmu ilmu agama dengan bentuk nyata berupa amalan amalan keseharian serta senantiasa mengingat Allah SWT dalam setiap saat maupun keadaan. Khidmat adalah usaha memberi pelayanan kepada ummat manusia baik secara perseorangan dengan akhlaqul karimah maupun dengan secara ijtimaiyyah berupa pelayanan ummat misalnya pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial lainnya.

Keempat usaha agama tersebut diatas seharusnyalah dikerjakan secara menyeluruh dan berurutan sebagaimana usaha pertanian yang dimulai dari pengolahan lahan, penaburan benih, penyiraman, pemupukan pemeliharaan dan pemanenan. Satu saja tidak dikerjakan atau dikerjakan tetapi tidak berurutan maka tentu saja tidak akan bisa panen.

Mengamalkan agama hanya sebagian sebagian saja juga akan membawa fitnah.
Hanya berdakwah saja maka lama lama bukan meng Agungkan Allah SWT tanpa disadari sedikit demi sedikit membesarkan kelompok golongan nya sendiri terjebak dalam ashobiyah.
Hanya taklim wa ta’alum saja maka yang semula mencari kebenaran yang hakiki tanpa sadar dari waktu kewaktu hanya sibuk mencari cari kesalahan orang lain atau kelompok lain dan semakin gigih membenarkan dirinya sendiri atau fahamnya sendiri.
Hanya dzikir dan ibadah saja banyak yang kemudian tidak menyadari bahwa ibadahnya sudah melenceng jauh karena tidak didasari ilmu sehingga jatuh dalam lembah bid’ah dhalalah.
Hanya giat dalam usaha perhidmatan ummat saja maka lambat laun hanya mengutamakan tampilan luar nya sedangkan esensinya sudah hilang. Nama Islam saja yang dibangga banggakan , maaf Rumah Sakit Islam, Bank Islam Pendidikan Islam , Islam ini dan Islam itu tetapi dalam memberikan pelayanan sudah hampir tidak beda dengan cara cara yahudi dan nashara.

Semoga Allah SWT berikan kefahaman kepada kita semua untuk masuk Islam secara kaaffah jangan mau diajak syaithon untuk meninggalkan Islam secara perlaha perlahan tanpa kita sadari. Allah SWT hanya akan menerima hamba hamba Nya yang senantiasa berusaha mengamalkan agama seutuhnya mencontoh kepada bagaimana Rasulullaah saw dan para Shahabatnya dahulu telah berusaha. menyempurnakan Iman dan amal agama. In syaa Allah apabila kita benar benar berusaha dengan niat tulus ikhlas akan mendapat bimbingan dari Allah SWT.

Allah SWT berfirman, “Walladziina jaahaduu fiinaa lanahdiyannahum subulanaa wa innaLlaaha lama’al Muhsiniin”. Yang artinya, “dan orang-orang yang berjuang di jalan Kami niscaya akan Kami tunjukkan jalan jalan Kami, dan sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang baik”. (QS. Al-Ankabut 69)