Dakwah Maksud Hidup


widgeo.net

Friday 23 February 2018

Prasangka baik / Khusnudzon



 Firman Allah dalam Hadist Qudsi-Nya,


“Aku seperti yang disangkakan hamba-Ku yang mukmin”

Kejadian kejadian didalam kehidupan dunia semuanya diketahui Allah SWT. Semua peristiwa atas Kehendak Allah SWT akan tetapi tidak semua atas Ridlo Allah SWT.
Manusia diberi bekal berupa akal fikiran yang menjadikan hamba hamba Allah ini mempunyai kedudukan lebih tinggi daripada makhluk makhluk lain bahkan malaikat sekalipun. Ternyata kekuatan fikir manusia sangat besar sehingga mampu merubah kehidupan di dunia. Apa saja yang difikirkan manusia boleh jadi akan menjadi wujud dalam jangka waktu yang tidak lama.
Ketika manusia berfikir tentang sarana komunikasi maka muncullah berbagai alat komunikasi yang saat ini seakan tidak bisa terbendung lagi keberadaannya dengan segenap konsekuensinya.

Maka demikian pula saat hamba hamba Allah SWT berfikir bahwa Allah SWT Dzat Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang pasti sangat menyayangi hamba hamba Nya jauh melebihi kasih sayang seorang Ibu kepada anak anaknya.maka fikir atau prasangka yang sedemikian akan benar benar diwujudkan oleh Allah SWT.

Suatu hari, datang seorang wanita dari Anshor bersama 10 putranya untuk menghadap Rasulullah saw. Wanita itupun berkata, “Ya Rasulullah, mereka adalah anak-anakku. Kupersembahkan semuanya untukmu. Ajaklah mereka berjihad dijalan Allah swt.”
Singkat cerita, mereka semua ikut berperang bersama Rasulullah saw hingga 9 orang syahid di jalan Allah. Dan hebatnya, seorang ibu ini lebih berbahagia mendengar kabar anak-anaknya yang gugur daripada anaknya yang masih tersisa.
Tersisalah satu anak yang paling bungsu yang masih hidup. Namun sayangnya, kehidupan anak ini mulai melenceng dan banyak melakukan dosa.
Hingga suatu hari, si bungsu ini tertimpa penyakit yang parah. Sang ibu tak kuasa melihatnya, ia begitu kasihan dan sedih melihat anak terakhirnya ini.
Lalu sang anak bertanya, “Duhai ibuku, semua saudaraku lebih baik dariku tapi ibu tidak menangisi mereka. Tapi kenapa engkau menangisi putramu yang pendosa ini?
Sang ibu menjawab, “Karena itulah aku menangis.”
Wanita ini tak pernah mengkhawatirkan putrnya yang syahid karena mereka pasti mendapat kenikmatan di sisi Allah, tapi ia begitu mengkhawatirkan putranya yang pendosa ini.
Pada akhir-akhir nafasnya, anak ini berkata, “Duhai ibuku, andai aku berbuat salah atau melanggar hakmu, sementara ditanganmu ada api yang menyala-nyala, apakah kau akan melemparkannya kepadaku?”
“Tidak mungkin wahai anakku.” jawab sang ibu.
“Bukankah kau tau bahwa yang Menciptakanku lebih penyayang daripada yang melahirkanku?” tanya sang anak, lalu ia pun menghembuskan nafas terakhirnya.
Mendengar kisah ini, Rasulullah saw berkata kepada wanita Anshor ini, “Kabar gembira untukmu, sungguh anakmu telah diampuni oleh Allah karena berbaik sangka kepada tuhannya.”
Kisah yang begitu mengharukan ini sesuai dengan Firman Allah dalam Hadist Qudsi-Nya,
 “Aku seperti yang disangkakan hamba-Ku yang mukmin”

Baik sangka kita kepada Allah menentukan nasib kita di Hari Akhir. Jangan pernah berputus asa dari rahmat dan kasih sayang. Kembalilah walau sebesar apapun dosa yang pernah kita lakukan.
Namun prasangka (husnu dzon) kepada Allah yang disebutkan dalam berbagai riwayat itu harus disertai dengan amal soleh dan menjaga syariat-Nya. Dan jika berbaik sangka kepada Allah namun meremehkan perbuatan dosa, maka husnudzon itu tak akan ada manfaatnya.

No comments:

Post a Comment

Kami akan sangat berbahagia apabila anda memberi komentar atas tulisan di atas. Jazakallooh atas segala perhatiannya.