Dakwah Maksud Hidup


widgeo.net

Friday 20 October 2017

Api, Api , Apiiii



Ada yang namanya lisan atau pembicaraan, ada juga yang namanya gambaran atau penampilan namun yang sebenarnya adalah hakikat. Seperti orang yang mengucapkan dengan lisannya kata kata api, api, api maka seandainya dia mampu mengucapkan kata kata api api tersebut walau sampai ribuan kali tetap tidak ada kesan sedikitpun. Jangankan terbakar bahkan kesan panaspun tidak akan muncul jika hanya sekedar ucapan lisan saja.
Atau jika seseorang menuliskan tulisan api, api dan api sebanyak banyaknya memenuhi beratus ratus lembar kertas tetap juga tidak ada kesan secuilpun. Kertas tidak teraba panas apalagi terbakar sebab walau api, api dan api nyatanya Cuma tulisan saja.
Seorang pelukis yang begitu indahnya menggambarkan kobaran api yang menyala nyala seolah membumihanguskan sebuah bangunan bertingkat, sehingga siapa saja yang memandangi lukisannya sangat kagum dengan kepiawaian nya melukis. Lagi lagi kesan api tidak ada sama sekali , semuanya hanya kepalsuan belaka. Api yang nampak bergulung gulung hanyalah sebatas gambaran saja sama sekali tidak bisa menimbulkan panas apalagi membakar.

Demikian itulah perkataan, tulisan maupun gambaran semua hanyalah sebatas itu tidak lebih. Akan tetapi apabila sebatang korek api walau hanya sebiji saja digoreskan akan muncul api yang sebenarnya. Kertas yang didekatkan akan menyala terbakar, bensin yang ada didekatnya akan disambar menimbulkan kebakaran yang hebat dapat memusnahkan segala galanya yang ada disekitarnya.

Hikmah yang bisa diambil dari pemikiran tersebut di atas adalah bahwa hakikat yang sebenarnya barulah akan memberi kesan yang sebenarnya pula. Api tidak akan memberikan efeknya apabila hanya sebatas ucapan, tulisan ataupun gambaran atau tampilan saja. Maka demikian pula agama, apabila hanya sebatas hanya lisan saja, atau tulisan saja bahkan seandainya hanya sekedar penampilannya saja tidak dibarengi dengan usaha usaha yang sungguh sungguh untuk memasukkan kedalam hati yang paling dalam, maka agama hanya terkesan biasa saja tidak bisa menimbulkan perubahan yang nyata dalam kehidupan masyarakat.

Amalan amalan agama hendaknya betul betul dijiwai diresapi hingga menyatu dalam hati karena kata Nabi Muhammad Saw dalam diri manusia ada segumpal daging manakala segumpal daging itu baik maka akan baik semuanya namun sebaliknya jika segumpal daging itu buruk akan buruk semua yang ada pada diri manusia tersebut.

Rosululloh Bersabda:

أَلاَ وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ أَلاَ وَهِيَ الْقَلْبُ

“Ketahuilah bahwa sesungguhnya di dalam jasad manusia ada segumpal daging, jika segumpal daging itu baik, maka baiklah seluruh jasad,jika segumpal daging itu rusak, maka rusaklah seluruh jasad,Ketahuilah , dia itu adalah hati.”

Maka sangat penting untuk diperhatikan bahwa dalam setiap amal amal agama hendaknya selalu diusahakan agar bisa diresapi , dijiwai dimasukkan benar benar kedalam hati. Bukan sebatas amalan yang refleks saja , otomatis seperti robot yang tidak ada penjiwaan sama sekali. Tidak difahami betul betul apa maksud dan tujuan dari setiap amal agama tersebut.

Hamba hamba Allah SWT yang diberi kefahaman agama niscaya akan sangat berhati hati dalam bersikap , berperilaku dan barkata kata.

Ingatlah firman Allah Ta’ala,

أَيَحْسَبُ الْإِنْسَانُ أَنْ يُتْرَكَ سُدًى

“Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggung jawaban)?”

Hendaknya kita berhati-hati dalam berucap dan berbuat, karena semua pasti akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah Ta’ala di akhirat. 

وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ ۚ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَٰئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا

“Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungjawabannya.” (QS. Al Isra’: 36)

Dan balasan yang disediakan oleh Allah Ta’ala di akhirat kelak sesuai dengan amalnya di dunia. Perhatikanlah firman Allah Ta’ala,

“Bagi orang-orang yang memenuhi seruan Tuhannya, (disediakan) pembalasan yang baik. Dan orang-orang yang tidak memenuhi seruan Tuhan, sekiranya mereka mempunyai semua (kekayaan) yang ada di bumi dan (ditambah) sebanyak isi bumi itu lagi besertanya, niscaya mereka akan menebus dirinya dengan kekayaan itu. Orang-orang itu disediakan baginya hisab yang buruk dan tempat kediaman mereka ialah Jahanam dan itulah seburuk-buruk tempat kediaman.” (QS. Ar-Ra’du:18)

In syaa Allah dengan memasukkan kedalam hati semua amalan amalan agama tidak hanya sebatas rutinitas saja maka Allah SWT akan semakin menyempurnakan kefahaman kita terhadap agama. Tanda kasih sayang Allah SWT kepada hamba Nya adalah dengan memberikan kefahaman  agama.

Dari Mu’awiyah bin Abi Sufyan Radhiyallahu 'Anhu , Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِى الدِّينِ

 “Barangsiapa yang Allah kehendaki mendapatkan seluruh kebaikan, maka Allah akan memahamkan dia tentang agama.”

No comments:

Post a Comment

Kami akan sangat berbahagia apabila anda memberi komentar atas tulisan di atas. Jazakallooh atas segala perhatiannya.