Adakalanya
Iman seseorang mengalami penurunan. Ketika mengalami penurunan maka amal
amalpun ikut menurun pula. Yang biasanya sholat tahajud , malam itu terasa
sangat berat untuk mengangkat badannya. Baca Al Qur’an yang biasanya sangat
rajin tiba tiba ada perasaan malas. Dzikir yang semula panjang panjang , baru
sebentar saja sudah ngantuk. Doapun jadi tidak bergairah. Kondisi seperti ini
kadang menimpa seseorang yang sedang melemah Imannya.
Hanya Allah
Subhanahu wa Ta’ala sajalah Yang Maha Mengetahui keadaan sebenarnya seorang
hamba. Adakah Imannya sedang meningkat ataukah sedang menurun. Demikian itulah
sifat sifat manusia. Manusia serba terbatas , mempunyai banyak sekali
kelemahan, tempatnya salah dan lupa dan seabreg lagi sifat sifat manusiawi
lainnya. Manusia memang bukanlah malaikat yang senantiasa ta’at terus menerus
tanpa sedikitpun mengingkari perintah perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Manusia juga bukan syaithon yang terus membangkang terhadap semua perintah
perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala. Manusia mempunyai sifat sifat diantara
malaikat dan syaithon. Namun tetap manusia sebaik baik ciptaan Allah Subhanahu
wa Ta’ala, lebih baik dari malaikat ataupun syaithon dan makhluq apapun yang
ada di alam semesta ini.
Sesungguhnya
Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya”.( QS At Tiin
ayat 4 )
Komposisi
yang sempurna terdiri atas jasmani yang bersumber dari tanah dan ruhani yang
bersumber dari ruh yang ditiupkan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Malaikat bahan
dasarnya dari Nur ( Cahaya ) dan Iblis bahannya dari Naar ( Api ). Ruh yang
ditiupkan Allah Subhanahu wa Ta’ala kedalam jasmani menjadikan manusia dapat
hidup. Tidak hanya itu jika ruh terus menerus memandang kepada Allah Subhanahu
wa Ta’ala maka akan diberi sifat sifat yang mulia.
Allah
Subhanahu wa Ta’ala Maha Rahman Maha Rahim maka ruh yang senantiasa memandangi
Nya akan diberi sifat kasih sayang terhadap semua makhluq .
Allah
Subhanahu wa Ta’ala Maha Pengampun maka ruh yang senantiasa memandangi Nya akan
diberi sifat pemaaf terhadap manusia lainnya .
Allah
Subhanahu wa Ta’ala Maha Adil dan Maha Bijaksana maka ruh yang senantiasa
memandangi Nya akan diberi sifat adil dan bijaksana dalam memutuskan segala
sesuatu .
Allah
Subhanahu wa Ta’ala Maha Suci , Maha Sempurna maka ruh yang senantiasa
memandangi Nya akan diberi sifat menginginkan kesucian jiwa dan menginginkan
kesempurnaan Iman.
Mengapa
suatu saat manusia melemah Imannya ? Karena ruhnya tidak lagi mau memandang
kepada Wajah Allah Subhanahu wa Ta’ala. Jasmani yang bahan dasarnya dari tanah
liat kotor dan bau terus saja dipenuhi apapun keinginannya. Sehingga sifat
sifat tanah melekat kedalam hatinya. Tanah yang tidak dikelola akan tumbuh
menjadi semak belukar, semakin tidak dirawat lagi akan berubah menjadi hutan
belantara. Akan bermunculan serangga , ular berbisa, hewan buas lainnya.
Apabila hal itu terjadi maka segeralah arahkan pandangan kita hanya kepada
Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sehingga tanah akan kembali subur, hewan hewan liar
akan terusir diganti dengan taman taman indah dengan berbagai bunga beraneka
ragam warnanya serta harum mewangi baunya. Danau yang sejuk dan segar airnya
serta pemandangan alam yang begitu mempesona.
Jangan
pernah palingkan muka ini dari memandangi Wajah Allah Subhanahu wa Ta’ala,
kalau tidak ingin Allah Memalingkan Wajah Nya dari kita. Binasa kita bila Allah
Subhanahu wa Ta’ala tidak Memandang walau hanya sekejap saja.
"Maka
hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah
Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan
pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak
mengetahui"
(QS. Ar
Ruum: 30)
“[Ihsan]
adalah kamu beribadah kepada Allah seolah-olah melihat-Nya. Dan apabila kamu
tidak sanggup beribadah seolah melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia Melihat
dirimu.” (HR. Muslim dari ‘Umar bin Khaththab radhiyallahu’anhu)
“Setiap anak
Adam (manusia) pasti sering berbuat kesalahan “Dan sebaik-baik orang yang
berbuat kesalahan adalah yang mau bertaubat.” (H.R. Ibnu Majah no. 4251 dan
lainnya)
“Bersegeralah
menuju kepada ampunan dari Rabb kalian dan kepada al jannah (surga) yang seluas
langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang bertaqwa.” (Ali Imran:
133)
“Sesungguhnya
Allah sangat gembira terhadap taubat hamba-Nya melebihi kegembiraan salah
seorang di antara kalian yang kehilangan untanya di padang pasir kemudian
menemukannya kembali.” (H.R. Muslim no. 2747)
Marilah kita
bertaubat, taubatan nasucha.
Jangan lagi
kita palingkan wajah ini dari Agama Allah Subhanahu wa Ta'ala
Mari amalkan
dan niat sampaikan pada semua ummat manusia hingga kiamat kelak
Jadikan
Dakwah Maksud Hidup
In Syaa
Allah, Jazakallooh
No comments:
Post a Comment
Kami akan sangat berbahagia apabila anda memberi komentar atas tulisan di atas. Jazakallooh atas segala perhatiannya.