Dua anggota TNI masih muda muda mampir di musholla klinik untuk melaksanakan sholat dhuhur. Ternyata salah satu diantaranya sudah kenal aku sejak lama. Kira kira sekitar 4 tahunan kami tidak berjumpa. Selesai mengerjakan sholat dhuhur berjamaah lalu temanku itu memanggil temannya anggota TNI untuk kenalan dan berbincang bincang santai dengan ku. Dalam hati aku berharap kepada Ar Rahman agar didalam pertemuan ini membawa begitu besar hikmah hikmah sebab telah disebutkan didalam hadis bahwa ada 7 golongan hamba yang kelak akan diselamatkan Allah Subhanahu wa Ta’ala dibawah Arsy saat di padang Mahsyar yakni diantaranya laki laki yang bertemu dan berpisah hanya karena Allah Azza Wa Jalla.
Pembicaraan kemudian
mengarah kepada masalah masalah agama terlebih khusus mengenai Ridho Allah
Subhanahu wa Ta’ala yang merupakan cita cita tertinggi ummat Islam. Aku sebagai
seorang yang berprofesi dokter dan mereka berdua ditaqdirkan menjadi anggota
TNI mempunyai kesamaan misi untuk keselamatan hidup ummat manusia didunia.
Namun aku sampaikan bahwa setiap manusia siapapun orangnya pasti maunya tetap
selamat didunia dan diakhirat nanti. Keselamatan yang hakiki hanya jika kita
mengambil tugas dan tanggung jawab sebagai Dai. Dokter atau TNI sekalipun tidak
ada jaminan hidup untuk hidup selamat didunia terlebih nanti ketika di akhirat.
Bukankah banyak tenaga medis yang tidak selamat hidup didunia saat awal awal
pandemi Covid terjadi. Jaminan keselamatan hidup didunia hingga di akhirat
kelak dengan semakin mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala
mengikuti Jejak Langkah Sunnah Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam. Itulah
pentingnya Dakwah karena dengan dakwah suatu wujud usaha untuk mengajak seluruh
ummat manusia kembali dan semakin mendekat kepada Nya melalui cara cara Sunnah
Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam. Hanya hamba hamba Allah Subhanahu wa
Ta’ala yang didekatkan kepada Nya saja yang akan diselamatkan. Oleh sebab itu
kataku lagi siapapun diri kita apapun profesi kita dimanapun kapanpun dalam
keadaan bagaimanapun pentingkan dakwah terlebih dahulu jadikan sebagai maksud
utama setiap aktifitas kehidupan kita. Justru dengan profesi yang telah
diamanahkan kepada setiap kita hendaknya dimanfaatkan sepenuhnya guna mengajak
kepada keselamatan hakiki dunia akhirat
yaitu semakin mendekatkan ummat manusia kepada Rabb nya melalui jalan yang
telah ditempuh oleh Baginda Nabi Muhammad Shallallaahu alaihi wa Salam.
Aku berusaha memotivasi
teman temanku dari TNI tersebut dengan memasang niat benar hanya berharap Ridho
Allah Azza Wa Jalla baik secara lisan atau dalam hati dan yang terpenting
adalah pengamalannya yakni menerima apapun ketetapan dari Nya berupa amanah
amanah yang telah dibebankan kepada masing masing kita beserta segala
konsekuensinya dengan penuh ridho. Sebagai anggota TNI hendaknya betul betul
ikhlas tulus menyiapkan dirinya jika sewaktu waktu negara , bangsa dan agama
membutuhkan dengan semangat pengorbanan yang tinggi.
Setelah aku sedikit
menyampaikan pendapat tentang tugas dan tanggung jawab sebagai seorang Dai aku
pun tidak ingin melewatkan kesempatan memperoleh ilmu ilmu dari anggota TNI
yang aslinya orang Semarang itu. Beliau punya dua orang putri yang salah
satunya masih mondok di ponpes putri tahfidz. Mengetahui putrinya menjadi
santri tahfidz aku semakin semangat disebabkan putriku juga sama sama masih
mondok di pesantren putri tahfidz. Katanya putri beliau hampir menyelesaikan 30
juz nya hanya saja saking tawadhunya tidak ingin untuk diketahui siapapun
bahkan tidak mau berterus terang kepada keluarganya sampai sejauhmana
hafalannya. Putrinya memang kadang menceritakan kehidupan di pondok yang
demikian disiplin sampai sampai terkesan ada ustadzah yang “galak”. Yang
membuat aku terkesan adalah bukannya sebagai orang tua lalu marah dan tidak
menerima dengan sistem pendidikan dan pengajaran di pondok tetapi justru
memberi dorongan semangat kepada putrinya itu untuk tetap patuh dan memang
harus begitu kalau ingin berhasil lanjut beliau. Masya Allah mungkin karena
beliau terbiasa didikan militer jadi ya menganggap hal tersebut wajar wajar
saja bahkan suatu keharusan. Allahu Akbar !
Karena waktu makan siang
sudah tiba maka dua anggota TNI tersebut kemudian berpamitan hendak kembali ke
Markas. Di akhir pertemuan dengan
anggota TNI itu aku merenung sejenak apa kiranya hikmah dipertemukannya kami di
rumahnya Allah Subhanahu wa Ta’ala ini karena tidak mungkin semua yang terjadi
hanya kebetulan saja hanya sekedar iseng iseng saja tidak ada maksud maksud
penting apapun dibalik semuanya ini dari Allah Subhanahu wa Ta’ala
Profesi dokter dan anggota
TNI punya kesamaan misi berupa usaha menyelamatkan kehidupan tidak hanya
sebatas diri sendiri bahkan usaha untuk menyelamatkan seluruh kehidupan ummat
manusia. Untuk selamat baik bagi diri maupun bagi seluruhnya maka wajib
ditegakkan kedisiplinan. Sekali saja lalai atau terlambat dalam mengambil
tindakan maka bisa saja maut akan merenggut semuanya. Hanya saja seorang dokter
senjatanya berupa alat suntik dan peralatan medis lainnya untuk bertempur
melawan kuman kuman, bakteri virus dan sebagainya,sedangkan anggota TNI
senjatanya alat alat tempur dari yang ringan sampai yang berat dalam rangka
memerangi musuh musuh negara dan bangsa dan agama
Selamat berjuang anggota TNI
yang sholeh dan Dai aku mengiringi kepulangan mereka dengan penuh rasa bangga
karena Allah Subhanahu telah menciptakan makhluq yang sungguh luar biasa.
Tentara yang akan membela negara , bangsa dan agama dan yang akan di Bela Allah
Subhanahu wa Ta’ala di hari Pembalasan kelak sebab pengorbanan harta, waktu dan
pengorbanan jiwa raga mereka semuanya. Bravo TNI yang Dai dan Sholeh, Allah
Azza Wa Jalla Melindungimu.
Allahu Akbar !!!