Musuh
yang terbesar
Kehidupan manusia seolah olah rumit berat sulit misterius dan penuh dengan
tantangan tantangan sehingga bisa dipastikan sangat sedikit sekali yang bisa
lulus dari ujian hidup ini. Namun Allah SWT telah memudahkan kehidupan dengan
semudah mudahnya bahkan untuk manusia yang paling sederhana sekalipun, manusia
yang paling banyak keterbatasan keterbatasannya yakni dengan agama. Sehingga
hidup manusia didunia dan bekal persiapan hidup di akhirat kelak akan jadi
mudah semudah mudahnya dengan berpedomankan agama. Hanya manusia manusia bodoh
sajalah yang mengira agama adalah penghalang penyulit racun kehidupan dan
sederet lainnya akibat tidak faham dengan fungsi terpenting dari agama.
Justru tanpa adanya agama dalam kehidupan
didunia ini makhluq manusia tidak lebih dari hewan ternak bahkan hewan buas
yang lebih hina derajadnya lebih berbahaya lebih kejam melebihi makhluq apapun
yang ada di muka bumi ini.
Iblis laknatullah alaih makhluq terkutuk
sampai akhir zaman kelak di hari pembalasan akan berkhotbah dihadapan pendosa
pendosa di neraka bahwa dia berlepas diri dari semuanya. Iblis laknatullah
hanya sebatas merayu saja tidak lebih, sama sekali tidak mempunyai kekuasaan
sedikitpun untuk memaksa manusia melakukan kemaksiatan kemaksiatan. Semuanya
itu sesungguhnya sebab kebodohan dan kesalahan manusia itu sendiri tidak mengindahkan
sama sekali peringatan peringatan dari Allah SWT dan para Utusan Utusannya
melalui Agama.
Allah SWT berfirman dalam Al Qur’an Surat
Ibrahim ayat 22:
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا
خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ
“Hai
orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhan, dan
janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh
yang nyata bagimu.” (QS. Al Baqarah: 208).
Dalam ayat tersebut di atas sudah diperingatkan
bahwa syetan adalah musuh yang nyata bagi ummat manusia, akan tetapi manusia
tetap saja menjadikan syetan sebagai sesembahannya. Dari sini sesungguhnya
musuh bagi seorang hamba bukan lain adalah diri sendiri. Tanpa disadari hawa
nafsu yang ada pada dirinya telah menggelincirkan untuk mengikuti ajakan syetan
. Akal yang dibekalkan pada dirinya tidak digunakan melainkan mengikuti kata
nafsu.
Maka iblis dan anak keturunannya tidak bisa
disalahkan sebab memang telah diciptakan Allah SWT untuk cobaan bagi ummat
manusia menggoda anak Adam sampai hari kiamat kelak dan sudah Allah SWT
tegaskan didalam Al Qur’an tentang apa siapa syetan itu sesungguhnya dalam ayat
di atas.
Hawa nafsu yang ada pada diri manusia jika
tidak ditundukkan oleh akalnya oleh tuntunan agama bisa jadi musuh yang menyatu
pada diri kita. Tanpa kita sadari bahwa musuh terbesar justru ada pada diri
sendiri bukan berada diluar sana bukan siapa siapa.
Manakala musuh terbesar ini dapat kita
taklukkan in syaa Allah menghadapi musuh musuh lainnya jadi lebih mudah.
Manakala musuh terbesar belum bisa dikalahkan yakni hawa nafsu maka sepertinya
tidak akan pernah bisa mengalahkan musuh musuh lainnya yang berada diluar diri
kita sebab inti masalah ada pada pengendalian diri. Masalah masalah kehidupan
ummat manusia sebab manusia tidak mampu mengendalikan diri untuk mengikuti
Kehendak Allah SWT mencontoh Rasul saw.
Allah SWT telah memberi fasilitas pada saat
bulan suci Rhamadlan untuk melatih mengendalikan diri sendiri memerangi hawa
nafsu sebagai musuh terbesar ummat manusia sepanjang sejarah kehidupan ummat
manusia di dunia ini.
Puasa di bulan Ramadhan
disebut juga sebagai perang melawan hawa nafsu. Peperangan melawan hawa nafsu
dianggap amat berat, bahkan lebih berat daripada perang fisik melawan musuh.
Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa perang Badar di zaman Rasulullah amat
berat, tetapi dalam riwayat itu pula disebutkan oleh Nabi, bahwa masih ada
peperangan yang lebih berat lagi yang akan dihadapi oleh kaum muslimin setelah
perang badar, ialah perang melawan hawa nafsu.
No comments:
Post a Comment
Kami akan sangat berbahagia apabila anda memberi komentar atas tulisan di atas. Jazakallooh atas segala perhatiannya.