Dunia hanyalah sarana dakwah |
Tidak ada kebahagiaan dan
kemuliaan ummat manusia terlahir didunia melainkan ditaqdirkan sebagai ummat Islam
akhir zaman. Allah SWT telah secara tegas mengabadikan didalam ayat suci Al
Qur’an mengenai keistimewaan ummat Islam akhir zaman sebagai ummat yang terbaik
!
كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ
لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ
بِاللَّهِ ۗ وَلَوْ آمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ ۚ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ
وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ
“Kamu
adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia,
menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar, dan berimanlah
kepada Allah...” (QS. Ali Imran: 110 ).
Maka seluruh ummat Islam
akhir zaman adalah Dai tanpa terkecuali mempunyai kewajiban sama , menyampaikan
apa apa yang bersumber dari Rasulullaah saw
Nabi Muhammad Saw bersabda: “Sampaikanlah dariku walaupun satu ayat.”
(HR. Bukhari, Ahmad dan Turmdzi).
Ummat Islam akhir zaman usianya
pendek pendek, amalannya singkat tetapi masuk syurga awal dibanding ummat ummat
nabi sebelumnya yang usianya panjang panjang serta amalannya juga lebih lama.
Hadits Abu Hurairah
Radhiyallahu anhu, ia berkata :
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَحْنُ الْآخِرُونَ الْأَوَّلُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
وَنَحْنُ أَوَّلُ مَنْ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ بَيْدَ أَنَّهُمْ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ
قَبْلِنَا وَأُوتِينَاهُ مِنْ بَعْدِهِمْ فَاخْتَلَفُوا فَهَدَانَا اللَّهُ لِمَا اخْتَلَفُوا
فِيهِ مِنْ الْحَقِّ فَهَذَا يَوْمُهُمْ الَّذِي اخْتَلَفُوا فِيهِ هَدَانَا اللَّهُ
لَهُ قَالَ يَوْمُ الْجُمُعَةِ فَالْيَوْمَ لَنَا وَغَدًا لِلْيَهُودِ وَبَعْدَ غَدٍ
لِلنَّصَارَى
Rasululah Shallallahu
‘alaihi wa sallam telah bersabda : “Kami
adalah umat terakhir, namun pertama pada hari kiamat. Kamilah yang pertama kali
masuk surga. Walaupun mereka mendapatkan kitab suci sebelum kami dan
kami mendapatkan kitab suci setelah mereka. Lalu mereka berselisih dan kami
ditunjukkan Allah kepada kebenaran dalam hal yang mereka perselisihkan. Inilah
hari mereka, yang mereka berselisih padanya, dan Allah tunjukkan kepada kita”.
Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda lagi: “Hari Jum’at, adalah hari
kita, dan esoknya hari Yahudi, dan setelah esok adalah hari Nasrani. [HR
Muslim].
Maksud dan tujuan utama
hanyalah akhirat dengan memanfaatkan seluruh potensi, fasilitas serta sarana
sarana yang Allah SWT anugerahkan didunia. Sangat penting untuk difahami bahwa dunia
hanyalah sarana dan jangan dijadikan sebagai tujuan. Apabila sarana duniawi
dijadikan sebagai tujuan maka urusan pasti akan tercerai berai.
Hadits dari Zaid bin Tsabit
radhiyallahu ‘anhu bahwasanya beliau berkata: Kami mendengar Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
مَنْ كانت الدنيا هَمَّهُ فَرَّق
الله عليه أمرَهُ وجَعَلَ فَقْرَهُ بين عينيه ولم يَأْتِه من الدنيا إلا ما كُتِبَ
له، ومن كانت الآخرةُ نِيَّتَهُ جَمَعَ اللهُ له أَمْرَهُ وجَعَلَ غِناه في قَلْبِه
وأَتَتْهُ الدنيا وهِيَ راغِمَةٌ
“Barangsiapa
yang (menjadikan) dunia tujuan utamanya maka Allah akan mencerai-beraikan
urusannya dan menjadikan kemiskinan/tidak pernah
merasa cukup (selalu ada) di hadapannya, padahal dia tidak akan mendapatkan
(harta benda) duniawi melebihi dari apa yang Allah tetapkan baginya. Dan
barangsiapa yang (menjadikan) akhirat niat (tujuan utama)nya maka Allah akan
menghimpunkan urusannya, menjadikan kekayaan/selalu merasa cukup (ada) dalam
hatinya, dan (harta benda) duniawi datang kepadanya dalam keadaan rendah (tidak
bernilai di hadapannya)
Kelebihan Allah SWT berikan
bagi orang yang menjadikan Akhirat sebagai tujuan hidupnya dan sebaliknya
kerugian yang sangat besar yang akan didapati ketika seseorang menjadikan dunia
sebagai tujuan hidupnya.
Banyak bukti bahwa sarana
telah berubah menjadi tujuan. Kelompok
kelompok yang ada dalam ummat Islam semestinya saling menguatkan saling
melengkapi saling memahami namun disebabkan kepentingan kepentingan dunia jadi
saling menghina.saling bangga
Dari Abu Hurairah r.a., ia
berkata, Rasulullah saw. bersabda, "Apabila umatku sudah mengagungkan
dunia, maka akan tercabut dari mereka kehebatan Islam. Dan apabila mereka
meninggalkan amar ma'ruf nahi mungkar, maka mereka akan terhalang dari
keberkahan wahyu. Dan apabila umatku saling menghina , maka jatuhlah mereka
dari pandangan Allah." (Hakim, Tirmidzi - Durrul Mantsur).
Akibat lanjut dari terlalu
mengagungkan dunia menyebabkan ummat Islam terpecah menjadi beberapa kelompok
yang telah dikabarkan jauh jauh hari oleh Rasulullaah saw.
Dari Ibnu Umar, dia
berkata,”Rasulullah SAW bersabda, “Benar-benar akan terjadi pada umatku seperti
yag terjadi pada Bani Israel, layaknya sepasang terompah, sampai-sampai jika
ada diantara mereka yang menyetubuhi ibunya secara terang-terangan, tentu
ditengah umatku ada pula yang berbuat demikian. Sesungguhnya Bani Israel
terbagi menjadi 72 golongan , sedangkan umatku terbagi menjadi 73 golongan.
Semuanya ada di neraka kecuali satu golongan. Mereka bertanya,”Golongan apa itu
wahai Rasulullah?” Beliau menjawab,”yang berada pada jalanku dan para
sahabatku”(HR Tirmidzi)
Yang sangat menarik dalam
hal ini untuk difahami adalah sepatutnya seorang Dai hanya berfikir
keselamatan. Tidak hanya berfikir selamat dirinya, keluarganya, kelompoknya melainkan
semua ummat manusia akan diselamatkan. Rasulullaah saw telah menunjukkan dengan
fikir Beliau agar seluruh ummat manusia selamat sampai manusia yang terakhir
lahir di hari kiamat. Mengapa kita sebagai ummatnya hanya berfikir selamat
untuk diri sendiri, sedang kelompok lainnya adalah ahli neraka. Bukankah semua
ummat Islam Dai ? Yang berada pada jalanku dan para sahabatku. Siapa itu ? Yang
berusaha menyelamatkan yang lainnya, bukan yang mengaku ngaku paling selamat selamat.
Maka semua anugerah dari
Allah SWT hanyalah sarana , harusnya dijadikan sebagai alat untuk menyelamatkan
ummat manusia keseluruhannya. Jika sarana
dijadikan sebagai tujuan demi kepentingan kepentingan duniawi urusan
ummat Islam akan tercerai berai dan tujuan tidak akan tercapai yakni Ridlo
Allah SWT. Tetapi ketika hanya Ridlo Allah SWT saja yang dituju dengan
memanfaatkan semua sarana sarana yang ada termasuk keberadaan dan potensi ummat
Islam yang ada maka in syaa Allah ummat Islam dan bahkan ummat manusia akan
selamat semuanya. Itulah yang dirisaukan oleh Rasulullah saw hingga saat saat
akhir kehidupan Beliau saw dan itulah yang semestinya menjadi kerisauan ummat
Islam semuanya sebagai Dai akhir zaman.
Maka akhlaq seorang Dai
dalam menyampaiakan dakwahnya dengan selalu mengikuti pedoman Al Qur’an
ادْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ
بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ ۖ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ
ۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ ۖ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ
“ Serulah (manusia) kepada
jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka
dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui
tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui
orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS An Nahl ayat 125)
No comments:
Post a Comment
Kami akan sangat berbahagia apabila anda memberi komentar atas tulisan di atas. Jazakallooh atas segala perhatiannya.