Pada suatu persidangan
dihadirkan saksi saksi untuk memutuskan suatu perkara. Saksi pertama dihadirkan
lalu dia mengutarakan kronologis kejadian kecelakaan tersebut. Dikatakan bahwa
seorang pengendara motor dengan kecepatan tinggi telah melintas di suatu perempatan
sementara saat itu lampu lalu lintas masih menyala merah. Pada saat bersamaan
ada pengendara sepeda motor lain melintas melalui perempatan jalan tersebut
ketika lampu lalu lintas berwarna hijau. maka tak ayal terjadi kecelakaan
tersebut. Hakim telah bertanya kepada saksi pertama darimana dia mendapatkan
informasi tersebut. Dikatakanlah bahwa cerita kecelakaan itu dia dapatkan dari
pembicaraan orang orang sementara dia sendiri tidak melihat langsung kejadian
kecelakaan itu. Maka saksi pertama ini meyakini kebenaran kejadian tersebut
hanya dari pembicaraan orang orang.
Saksi kedua kemudian
dihadirkan untuk dimintai keterangan mengenai kejadian kecelakaan yang
sebenarnya. Maka disampaikanlah kejadian demi kejadian sesuai dengan yang
disampaikan oleh saksi pertama. Hakim pun lalu bertanya kepada saksi kedua
darimana dia mendapatkan informasi tentang kejadian tersebut. Dijawab oleh nya
bahwa informasi itu dia dapatkan dari berita berita di koran atau media massa
lainnya.
Terakhir dihadirkan saksi
ketiga dan sebagaimana saksi saksi sebelumnya maka diapun diminta menjelaskan
kronologis nya sehingga terjadi kecelakaan lalu lintas itu. Persis seperti
yang diungkap olah saksi saksi pertama dan kedua, saksi ketiga itupun mengulang
untuk kesekian kalinya kejadian tersebut. Hakim pun bertanya lagi seperti
pertanyaan kepada saksi saksi sebelumnya mengenai sumber berita kecelakaan.
Ternyata saksi ketiga mengatakan bahwa dia saat kejadian kecelakaan berada di
tempat tersebut. Dia saksi mata akan peristiwa itu.
Walaupun informasi yang
disampaikan sama persis tidak ada yang berbeda sedikitpun namun saksi terakhir
adalah yang paling kuat dan bisa dijadikan pedoman dalam memutuskan perkara
tersebut, sedangkan saksi saksi yang pertama dan kedua lebih lemah daripada
saksi ketiga walaupun memang benar adanya.
Demikian pula kita dalam
beragama ada yang meyakini ajaran agama berdasarkan kata pak Kyai kata Ulama
dan kata kata dari orang orang ahli agama lainnya. Adapula orang yang meyakini
suatu ajaran agama berdasar dari apa yang dia baca sendiri melalui kitab suci
Al Qur’an atau kitab kitab hadist dan kitab kitab agama lainnya. Merekalah para
penuntut ilmu ilmu agama. Yang terakhir orang orang yang meyakini ajaran agama
dengan cara mengalami sendiri , mempraktekkan ajaran agama tersebut. Sebagai contoh
ada manusia yang yakin tentang Janji Allah SWT akan membantu hamba hamba Nya
yang membantu agama Islam, dari pengajian pengajian yang dia ikuti. Para Ulama
Ustadz selalu mengingatkan bahwa agar ditolong Allah SWT maka hendaknya kita
menolong Allah SWT dengan cara mengajak ummat manusia taat kepada Allah SWT.
Dia sangat yakin sekali akan Janji Allah SWT karena yang menyampaikan orang
orang yang ahli dalam hal agama , dan sudah tentu mustahil mereka akan
mengatakan yang tidak benar.
Meningkat lagi keyakinannya maka berusaha mencari
sumber aslinya dengan membaca dan mempelajari langsung tentang ayat ayat dan
hadist hadist yang berkenaan dengan usaha agama. Lalu ditemukanlah ayat suci Al
Qur’an yang menerangkan tentang amalan menolong Agama Allah SWT.
Allah SWT berfirman :
“Yaa
ayyuhaladzina aamanu intan surullaha yansurkum wayushabit aqdaamakum”
Artinya : “Hai orang-orang
mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan
meneguhkan kedudukanmu”. (QS. Muhammad 7)
Dengan membaca langsung dan
mempelajari kandungan ayat ayat suci al Qur’an maupun hadist hadist Rasulullaah
saw semakin menjadikan keyakinannya
bertambah kuat sebab yang selama ini hanya katanya katanya saat ini telah
membuktikan sendiri dengan penglihatannya bahwa janji Allah SWT memang benar
adanya disebutkan didalam Kitab Kitab.
Pada akhirnya keyakinannya
yang semakin kuat menjadikannya untuk benar benar mengamalkan dengan sebaik
baiknya ajakan untuk menolong agama Allah. Maka dari hari ke hari , minggu ke
minggu dan seterusnya diapun telah mengorbankan waktunya , sebagian hartanya
dan tak ragu ragu lagi untuk mengorbankan dirinya sendiri, korban perasaan,
bahkan korban nyawanya untuk pergi menjumpai ummat manusia agar mau mentaati
Allah SWT. Maka setelah benar benar diamalkan semua perintah perintah Allah SWT
tersebut barulah yakin seyakin yakinnya akan kebenaran Janji Janji Allah SWT.
Haqqul yakin adalah target yang hendaknya dicapai oleh setiap orang beriman
jangan hanya berpuas diri dengan telah mendengar telah melihat telah mengetahui
tetapi akan sempurna yakinnya jika telah mengamalkan karena agama adalah
perintah perintah Allah SWT yang dikerjakan mengikuti sunnah Rasulullah
saw. In syaa Allah.
No comments:
Post a Comment
Kami akan sangat berbahagia apabila anda memberi komentar atas tulisan di atas. Jazakallooh atas segala perhatiannya.