“Halo pak Abdi apa sudah
menerima transfer saya ?”
“Sudah pak Tamtomo malah ini
sudah saya belikan tiketnya untuk keberangkatan bapak ke Pakistan” sahut beliau
yang membantu menguruskan tiket. Sejenak tubuhku bergetar menerima keganjilan
yang lumayan juga besarnya. Dalam hati aku bersyukur mudah mudahan ini rezeki
tak disangka sangka bantuan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala ketika aku akan
belajar “menolong agama” belajar dakwah ke negara jauh di India dan Pakistan.
Transfer misterius yang
kedua aku berusaha menanyakan ke bank untuk mengetahui siapa sesungguhnya yang
mentransfer ke buku rekeningku. Setelah di cek ternyata dari suatu perusahaan
dan pegawai bank bertanya ke aku.
“Apa bapak pernah bekerja ?”
Aku bingung dengan
pertanyaannya sebab aku masih aktif bekerja di klinik sampai sekarang. Pelayan bank
itu kemudian dengan nada tinggi dan terkesan sangat kesal lalu mengulangi
pertanyaannya sekali lagi
“SAYA TANYA APA BAPAK PERNAH
BEKERJA ?”
Aku jawab bahwa masih
bekerja. Seketika Allah Subhanahu wa Ta’ala seperti mengingatkan aku mengenai
sikapku yang pernah mengucapkan kata kata ke pasien dengan nada tinggi ketika
aku tanya ke pasien
“Sudah berapa kali diarenya
hari ini”
Pasien menjawab sekenanya “Diarenya
sudah dua hari pak dokter” padahal yang aku tanyakan jumlahnya sudah berapa
kali. Aku juga mengulangi pertanyaan ku ke pasien tersebut dengan nada tinggi
“SAYA TANYA HARI INI SUDAH
BERAPA KALI DIARENYA BU ?”
Astaghfirullaahaladziim saya
berdosa bagaimanapun saya adalah pelayan yang tidak sepantasnya berucap dengan
nada tinggi dan dengan kekesalan kepada pasien apapun alasannya. Bisa bisa
rontok semua pahala pahala amal nya.
No comments:
Post a Comment
Kami akan sangat berbahagia apabila anda memberi komentar atas tulisan di atas. Jazakallooh atas segala perhatiannya.