Setiap insan pasti menginginkan hidup mulia. Tidak satupun
insan menginginkan kehinaan baik didalam kehidupan duniawi maupun kehidupan
akhirat. Segala daya dan upaya dikerjakan untuk meraih cita cita tersebut.
Muhammad bin ‘Ali Asy Syaukani rahimahullah berkata,
“Sesungguhnya yang paling mulia di antara kalian adalah yang paling bertakwa.
Yang bertakwa itulah yang berhak menyandang kemuliaan, yaitu lebih mulia dari
orang yang tidak memiliki sifat takwa. Dialah yang paling mulia dan tinggi
kedudukannya (di sisi Allah SWT). Jadi, klaim kalian dengan saling berbangga
pada nasab kalian yang mulia, maka itu bukan menunjukkan kemuliaan. Hal itu
tidak menunjukkan seseorang lebih mulia dan memiliki kedudukan utama (di sisi
Allah).” (Fathul Qodir, 7: 20)
Upaya menggapai kemuliaan dengan derajat Takwa
Semua ibadah adalah untuk meningkatkan derajad taqwa. Dan
bulan suci Ramadhan adalah waktu yang sangat tepat untuk menggapai derajat taqwa
tersebut. Hal itu sebagaimana difirmankan oleh Allah dalam surat Al-Baqoroh
ayat 183:
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى
الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Hai orang-orang
yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas
orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al Baqarah: 183).
Ayat diatas menunjukkan bahwa di antara hikmah puasa
adalah agar seorang hamba dapat menggapai derajat taqwa. Dan puasa adalah sebab
meraih derajat yang mulia ini. Oleh karena itu sebagai muslim jangan sampai
menyia-nyiakan kesempatan besar di bulan Ramadhan ini.
Kenapa? Karena dalam puasa, seseorang akan melaksanakan
perintah Allah dan menjauhi setiap larangan-Nya. Dan inilah yang sebenarnya
dimaksud dengan takwa. Bentuk takwa dalam puasa dapat kita lihat dalam berbagai
hal berikut.
Pertama, orang yang berpuasa akan meninggalkan setiap
larangan, diantaranya makan, minum, berjima’ dengan istri di siang hari dan
sebagainya. Di lain bulan Ramadhan, apa apa yang dilarang bukanlah larangan.
Sehingga umat Islam benar-benar diuji untuk melaksakan perintah dan menjauhi
larangan semata mata hanya karena mengharap Ridha Allah SWT bukan karena itu
adalah suatu perintah dari Allah SWT atau bahwa hal tersebut adalah larangan
dari Allah SWT. Dengan kata lain bahwa dengan berpuasa hamba hamba Allah ingin
meraih derajad tertinggi di sisi Allah SWT yakni dengan menyempurnakan hubungan
tidak hanya sebagaimana seorang budak dengan Tuannya melainkan sebagaimana
hubungan antara kekasih hati yang saling mencintai.
Kedua, orang yang berpuasa sebenarnya mampu untuk
melakukan kesenangan-kesenangan duniawi yang ada. Namun dia mengetahui bahwa
Allah selalu mengawasi diri-Nya. Ini juga salah bentuk takwa yaitu merasa
selalu diawasi oleh Allah SWT. Didalam hati seorang kekasih hanya ada satu
satunya cinta kepada kekasih hatinya , tidak ada keinginan secuilpun untuk
mengkhianati sang kekasih.
Ketiga, ketika berpuasa, setiap hamba akan semangat
melakukan amalan-amalan ketaatan. Tidak ada rasa puas diri apalagi kebosanan
yang ada hanyalah merasa selalu rindu ingin selalu berdekatan dengan Allah SWT
dengan selalu melaksanakan amalan amalan yang semakin mendekatkan diri kepada
Allah SWT.
Marilah pada bulan suci ramadlan kali ini dan seterusnya
kita akan meraih setinggi tingginya derajat di sisi Allah SWT yakni derajad
Taqwa, menjadi hamba Allah SWT yang benar benar sebagai Muttaqin . In Syaa
Allah
No comments:
Post a Comment
Kami akan sangat berbahagia apabila anda memberi komentar atas tulisan di atas. Jazakallooh atas segala perhatiannya.