Setidaknya ada dua penyakit para Dai yang semestinya
diwaspadai. Jika tidak segera diobati maka penyakit ini bisa bertambah parah
sehingga dapat melemahkan kekuatan dan tidak jarang bisa menimbulkan kehancuran
dan kebinasaan.
1.
Ragu ragu
Penyakit ragu ragu sangat berbahaya
sekali. Ketika ragu ragu mulai merasuk kedalam hati seorang Dai terhadap Islam
maka sedikit demi sedikit akan menggerogoti semua kekuatan kekuatan yang ada
didalam ruhani seperti kekuatan yakin, kekuatan fikir, kekuatan amal, laksana
kanker ganas yang meluluh lantakkan seluruh sistem pertahanan tubuh manusia. Keyakinan
yang sempurna tanpa keraguan sedikitpun terhadap kebenaran Islam akan
membuahkan kekuatan fikir yang sangat jernih yang sangat cerdas. Fikiran yang
sangat jernih dan sangat cerdas akan melahirkan amal amal yang sesuai dengan
Kehendak Allah SWT dan sesuai dengan Sunnah Rasul saw.
Alif Laam Miim. Kitab (Al Qur'an)
ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa,
(yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib, yang mendirikan shalat dan
menafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka, ( QS Al
Baqarah ayat 1 s/d 3 )
Jika racun keraguan terhadap
kebenaran Islam berhasil disuntikkan syaithon kedalam hati manusia maka yang
pertama kali diserang adalah keyakinannya. Pelan pelan keyakinan terhadap
kebenaran Islam semakin melemah. Dengan melemahnya keyakinan terhadap Islam
maka fikirpun akan kacau tidak lagi bisa berfikir jernih. Lambat laun kemampuan
untuk menilai suatu kebenaran jadi hilang. Pada akhirnya amal amal perbuatan
tidak lagi disandarkan pada sesuai tidaknya dengan Kehendak Allah SWT dan
Sunnah Sunnah Rasul saw melainkan sudah semata mata mengikuti keinginan hawa
nafsu .
2.
Tidak
Sabar
Didalam Al Qur’an surat Al Ashr telah
dinyatakan oleh Allah SWT bahwa semua orang dalam keadaan merugi dari waktu ke
waktu. Seberapa besarkah kerugian yang Allah SWT sendiri telah menyatakan
kerugian tersebut ? Apakah cukup hanya
berbekal Iman saja, atau Iman dan Amal saja atau sudah cukupkah dengan iman
kemudian amal serta saling ajak mengajak mengenai kebenaran. Masih belum
beruntung menurut Allah SWT kecuali hamba tersebut senantiasa bersabar didalam ajak
mengajak semua manusia untuk taat kepada Allah SWT. Terkadang kita sangat ingin
sekali hidayah seketika datang saat ini juga ketika kita telah berdakwah, atau
kita sangat ingin sekali hidayah turun tepat di tempat kita telah berdakwah
bahkan kita sangat ingin sekali hidayah langsung diberikan tepat kepada orang
yang telah kita dakwahi.
Sesungguhnya urusan kita hanyalah
menjalankan perintah untuk berdakwah saja. Mengenai kapan hidayah akan
diturunkan, dimana hidayah akan diberikan dan siapa yang akan mendapat hidayah
itu adalah Kehendak Mutlaq Allah SWT. Jangan pernah kita mencampuri urusan Allah
SWT. Urusan kita adalah taati semua perintah perintah Allah SWT sesuai contoh
dari Rasul saw selebihnya kita bersabar dan tawaqal menerima segala Ketentuan
dan Kehendak Nya. Kerja agama adalah kerjanya Allah SWT dan mustahil Allah SWT
gagal dalam pekerjaan Nya.
Kedua penyakit ini jika menghinggapi
hati seorang dai maka pelan tapi pasti Daya Juang Dai akan semakin melemah dan
Cepat Putus Asa karena segala sesuatu tidak sesuai dengan keinginannya. Pada
akhirnya jika penyakit ini tidak segera diobati maka seorang Dai akan berhenti
dari berdakwah, sesuatu yang akan mendatangkan bencana besar bagi kehidupan
ummat manusia. Sebaliknya apabila para Dai memiliki keyakinan yang sempurna
terhadap segala perintah perintah Allah SWT melalui cara sunnah Rasul saw serta
memiliki kesabaran yang tiada ada batasnya maka insya Allah kerja kerja dakwah
ini semakin hari terasa semakin nikmat dan tidak ada kerja yang lebih asyik melebihi
asyiknya kerja kerja dakwah, karena pahala dakwah mengikut sebanyak mana orang
yang mendapatkan hidayah.
“Siapa saja yang menyeru manusia pada
hidayah, maka ia mendapatkan pahala sebesar yang diperoleh oleh orang-orang
yang mengikutinya, tanpa mengurangi sedikit pun pahala mereka. “
[HR. Muslim]
“Allahumma yaa muqallibal quluubi sabbit qalbii ‘ala diinika”
“Ya Allah, wahai Tuhan yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku
pada agama-Mu. (H.R. Tirmizi)”
“Rabbana Afrigh alaina shabra wa
tsabbit Aqdamana wanshurna alal qaumil kafirin”
( QS Al Baqarah ayat 250 )
"Ya Tuhan kami, tuangkanlah kesabaran atas diri kami, dan kokohkanlah
pendirian kami dan tolonglah kami terhadap orang-orang kafir".
صالح المري يدعو : « اللهم ارزقنا صبرا على طاعتك
، وارزقنا صبرا عن معصيتك ، وارزقنا صبرا على ما تحب ، وارزقنا صبرا على ما نكره ،
وارزقنا صبرا عند عزائم الأمور »
Doa Shalih Al Mari:
“Ya Allah
berikanlah aku rezeki sabar dalam ketaatan pada-Mu, rezeki sabar dari
kemaksiatan, rezeki sabar pada hal yang Engkau sukai, rezeki sabar pada apa
yang kami benci, dan rezeki sabar ketika bertekad mendapatkan sesuatu.” (HR
Ibnu Abi Dunya)
Aamiin ya Rabbal aalami