Kalau kita mencari siapa sebenarnya
yang bersalah, tentu tidak mudah. Kalaupun ada yang memang bersalah boleh jadi
dia tidak sendiri dalam hal ini. Ada hal hal lain yang menyebabkan dia
terjerumus kedalam sebuah perbuatan dosa. Maka daripada mencari cari kesalahan
pada diri orang lain tidakkah sebaiknya kita memeriksa diri sendiri terlebih
dahulu apakah diri ini sudah sempurna. Kalau diri ini belum sempurna dan
niscaya masih sangat jauh sekali dari sempurna karena memang tidak ada yang
sempurna didunia ini kecuali Agama Islam, tidaklah sepantasnya membuka buka aib
orang lain.
Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma menceritakan bahwasanya
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam naik ke mimbar, lalu beliau berseru
dengan suara yang lantang :
“Wahai orang-orang yang mengaku beriman dengan lisannya namun
iman itu belum masuk (belum sampai) ke dalam hatinya, janganlah kalian
menyakiti kaum Muslimin, jangan kalian mengghibah mereka dan mencari-cari aurat
mereka (kejelekan mereka), karena sesungguhnya siapa yang mencari-cari aurat
saudaranya yang Muslim niscaya Allah akan mencari-cari auratnya dan siapa yang
dicari-cari auratnya oleh Allah maka Allah akan membeberkan aurat tersebut
walaupun di tengah rumahnya.” (HR. Tirmidzi dan Abu Daud. Dishahihkan Asy
Syaikh Muqbil Al Wadi’i dalam kitabnya Ash Shahihul Musnad Mimma Laisa fish
Shahihain 1/493. Darul Haramain)
Bahkan apabila seseorang berani mengatakan “ Akulah yang
bersalah ” itulah sifat seorang ksatria. Jika dilihatnya banyak orang
bermaksiat dengan minum minuman keras, berjudi, berzina maka dirinya merasa
bersalah karena belum berusaha mendakwahi mereka dengan kelemah lembutan serta
mengajak mereka kembali ke jalan yang benar. Boleh jadi semuanya ini hanya
karena terbawa oleh arus lingkungan yang tidak baik, ketidak tahuan akan ajaran
ajaran agama yang apabila dikerjakan dengan sebaik baiknya akan mencegah semua
perbuatan maksiat serta membawa kepada kebahagiaan hidup.
Ingatlah Kebenaran bukanlah untuk mencari cari kesalahan
manusia melainkan untuk membawa manusia kepada jalan Keselamatan dan
Kebahagiaan yakni dengan menta’ati semua Printah Perintah Allah SWT dengan
mengikuti contoh tauladan yang benar dari Rasulullaah saw. Jangan pernah merasa
diri ini sudah sempurna lalu memandang hina semua manusia.
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum
mengolok-olok kaum yang lain, karena boleh jadi mereka (yang diolok-olokan)
lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok). Dan janganlah pula perempuan
mengolok-olok perempuan yang lain, karena boleh jadi perempuan (yang
diolok-olokan) lebih baik dari perempuan (yang mengolok-olok). Dan janganlah
kamu saling mencela satu sama lain, dan jangan memanggil dengan gelaran yang
buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk (fasik) dan
barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang dzalim.”
(Qs. Al Hujurat:11)
Jangan salahkan siapa siapa , salahkan saja saya.
Jika saya ,
saya dan saya dan semua saya berusaha memperbaiki diri masing masing maka Insya
Allah kebaikan akan terwujud dimana mana.
Selamat Hari Raya Iedul Fitri, semoga di hari raya yang suci
ini Allah SWT lahirkan kita kembali seperti bayi yang baru lahir dari rachim
ibu, sebagai kertas putih polos yang tidak ada noda. Aamiin aamiin ya Rabbal
aalamiin.
Mari amalkan dan saling ingat mengingatkan serta saling ajak
mengajak demi kebaikan dan keta’atan niatkan sampai hari kiamat kelak. Insya
Allah !!!
No comments:
Post a Comment
Kami akan sangat berbahagia apabila anda memberi komentar atas tulisan di atas. Jazakallooh atas segala perhatiannya.