Setiap kita tahu bahwa latihan itu perlu dan adakalanya
sangat penting, mengingat bahwa tanpa latihan terlebih dahulu mana mungkin bisa
dikerjakan dengan baik. Sebagai contoh seorang yang tidak terlatih berolah raga
mana mungkin bisa meraih prestasi yang baik dalam pertandingan, demikian pula
dalam bidang militer , tentara tidak mungkin tidak latihan lalu langsung saja ke
medan perang yang sesungguhnya. Pasti akan terbunuh semua karena yang dihadapi
adalah musuh yang sangat terlatih dan sangat menguasai medan perang, strategi
perang dan menguasai betul betul persenjataan. Apa saja menghendaki latihan
sesederhana apapun pekerjaan itu seperti misal baris berbaris. Kelihatannya
hanya sekedar jalan bersama sama , namun jika tidak dilatih dan dilatih lagi
pasti acak acakan dan jadi bahan tertawaan orang orang. Okelah kita sepakat
bahwa segala sesuatu itu butuh latihan dan dengan latihan yang teratur maka
hasilnya akan semakin baik. Pertanyaannya sekarang adalah apakah keImanan dan
amalan perlu latihan juga ? Justru inilah yang paling penting. Tanpa latihan
Iman dan amal mana mungkin kita akan memahami hakikat Iman, tanpa dilatih lagi dan
lagi mana mungkin kita bisa tahu bahwa Iman kita telah teruji. Jangan jangan
kita merasa sudah beriman akan tetapi sesungguhnya Iman kita baru Iman lisan
saja atau Iman sekedar gambaran saja atau Iman tulisan bukan Iman yang sebenar
benarnya. Lalu bagaimana latihan Iman dan Amal bisa kita kerjakan ?
Contohnya adalah pada saat kita mendapat cobaan berupa sakit.
Kita yakin bahwa hanya Allah SWT sajalah yang Maha Menyembuhkan penyakit, bukan
dokter bukan obat, infus dan lain lain sebagainya.
Dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkan Aku,
( QS As Syu’ara’ ayat 80 )
Cara latihannya adalah ketika kita sakit jangan buru buru
fikirannya ke dokter atau minum obat, melainkan segeralah beristighfar, sebab
bisa jadi musibah ini karena kelalaian kita terhadap panggilan Allah SWT.
Mungkin saja segera setelah kita beristighfar dan bertaubat kepada Allah SWT
penyakit tersebut segera disembuhkan langsung oleh Allah Yang Maha
Menyembuhkan. Kalau belum sembuh juga segera mengambil air wudlu dan sholat
hajat mohon kesembuhan kepada Allah SWT. Tanamkan kedalam hati kita sedalam
dalamnya bahwa hanya Allah SWT saja yang Maha Menyembuhkan penyakit dan kita
niatkan untuk melatih sejauh mana keyakinan kita kepada Allah SWT. Seandainya
belum sembuh juga penyakit kita bisa ditambahkan dengan amalan lain yakni
sedekah karena dengan kita bersedekah maka salah satu fadilahnya adalah dapat
menghindarkan kita dari musibah. Ternyata Allah SWT belum berkenan menyembuhkan
penyakit kita maka barulah kita berikhtiar datang ke dokter dengan terlebih
dahulu meluruskan niat mencari pertolongan Allah SWT melalui cara yang
disunnahkan Rasul saw yakni datang kepada ahlinya dalam pengobatan yaitu dokter
/ thobib. Insya Allah dengan dilandasi amalan amalan tersebut di atas maka
dokter akan diberi petunjuk oleh Allah SWT mengenai penyakitnya dan
menggerakkan dokter itu untuk memberikan obat obatan yang tepat dan tidak
menimbulkan efek samping serta menjadi asbab kesembuhan yang cepat. Dan jika
atas ijin Allah SWT penyakit sembuh melalui pengobatan yang diberikan dokter
kepada kita maka ruhani kita semakin kuat dengan semakin meningkatnya keImanan
kita . Apalah artinya penyakit jasmani kita sembuh namun justru memperburuk
penyakit ruhani yang sudah ada yakni yakin kepada makhluq semakin menjadi jadi.
“ Wach hebat betul pak dokter anu, saya disembuhkan dengan obatnya yang sangat
manjur itu” Astaghfirullaah, bukannya bersyukur karena telah disembuhkan oleh
Allah SWT malah memuji muji makhluq.
Dengan senantiasa dilatih sedemikian rupa maka lama kelamaan
tidak mustahil keImanan semakin kuat bahwa hanya Allah SWT saja Yang Maha Kuasa
menyembuhkan dan suatu saat jika mendapat musibah kembali , cukup dengan sholat
dua rekaat sudah diberi kesembuhan oleh Allah SWT, atau bahkan boleh jadi cukup
hanya dengan beristighfar saja dengan Kehendak Allah SWT penyakit segera
berangsur angsur sembuh. Setidak tidaknya kita akan dilindungi oleh Allah SWT
dari penyakit yang sangat berbahaya yaitu berubahnya keyakinan dari yakin
semata semata kepada Allah SWT kepada yakin kepada makhluq, suatu bentuk kemusyrikan
yang terselubung yang seringkali tidak disadari oleh kita semua. Pengalaman
latihan keImanan ini dan amalan sungguh sangat mengasyikkan. Apa saja
permasalahan cobalah kita selesaikan dengan kita kembalikan kepada Allah SWT.
Sholat dua rekaat mohon pertolongan Allah SWT , do’a dengan sungguh sungguh dan
yakin bahwa Allah SWT pasti akan menolong hamba Nya yang meminta. Kita buat
lagi dan lagi sampai kita punya pengalaman bahwa dengan sholat telah selesai
masalah masalah kita dengan bantuan Allah SWT.
“
Carilah pertolongan ( Allah ) dengan sabar dan sholat.” ( QS Al Baqarah: 45 )
Betapa senangnya permasalahan permasalahan
terselesaikan cukup hanya dengan dua rekaat sholat sebagaimana pengalaman para
Shahabat ra ajmain dahulu.
Ada seorang shahabat yang sawahnya kekeringan lalu sholat dua
rekaat maka turunlah hujan tepat diatas sawahnya saja, ada pula shahabat Ali ra
suatu ketika pulang dari jihad dan didapati di rumahnya tidak ada makanan maka
dengan sholat hajat tiba tiba gilingan gandum telah berputar dengan sendirinya
dan gandum telah keluar melalui gilingan tersebut langsung dari Khazanah Nya.
Kita pun juga bisa, apa bedanya kita dengan para Shahabat ? Bila kayakinan kita
sama dengan para Shahabat dahulu pengorbanan kita sama dengan pengorbanan para
Shahabat dahulu maka tidak mustahil hal tersebut akan terulang kembali karena
Allah SWT Maha Kuasa dan Maha Berkehendak.
Maka mari kita mulai dari hal hal yang kecil dan masalah
masalah ringan untuk melatih keyakinan kita dan menguji sejauh mana kwalitas
sholat kita. Insya Allah dengan kita latih secara kontinyu dan sungguh sungguh
maka suatu saat kwalitas Iman kita dan kwalitas amal kita akan mampu menarik
pertolongan segera dari Allah SWT secara langsung.
Mari amalkan dan sampaikan kepada siapapun dimanapun dan
sampai kapanpun, Insya Allah !!!