Suatu hari Abu Nawas diminta
mengadili dua orang yang berselisih. Pemohon mengajukan alasan alasan yang
dapat membenarkan pendapatnya. Setelah mendengar semua alasan alasan pemohon
kemudian Abu Nawas mengatakan “ Oh kalau begitu kamu yang benar” Termohon lalu
mengajukan alasan alasan yang sekiranya dapat membatalkan dalil dalil pemohon. Begitu
mendengar semua alasan alasan dari Termohon tiba tiba Abu Nawas dengan
lantangnya mengucapkan kata kata “ Wah kalau begitu kamu juga benar” Dengan
terheran heran mendengarkan keputusan Abu Nawas maka orang yang telah membawa
dua orang tersebut (Pemohon dan Termohon) bertanya, “ Wahai Abu Nawas bagaimana
mungkin engkau dapat mengatakan bahwa kedua duanya benar ? Lalu jika begitu
siapa yang harus dibenarkan dan siapa yang harus disalahkan ? Beberapa saat Abu
Nawas berfikir dan nampaknya sedang menimbang nimbang pendapat dari orang yang
mendampingi keduanya. Tak lama lalu Abu Nawas dengan tersenyum dan sambil
menepuk bahu orang tersebut lalu berkata kepadanya “ Wah benar juga kamu !”
Ketiga tiga orang yang menghadap Abu Nawas demi mendengar bahwa semuanya benar,
bahkan akhirnya semakin bingung karena
dengan begitu lalu siapa yang salah ???
Tahukah para pemerhati
diantara keempat orang yang disebutkan di atas , siapa sebenarnya yang benar
benar salah. Apakah Pemohon ataukah Termohon , mungkinkah si Pendamping bahkan
jangan jangan malah Abu Nawas sendiri yang salah ???
Kisah di atas hikmah nya
adalah bahwa setiap manusia tidak ingin disalahkan apapun masalahnya
bagaimanapun keadaannya. Jangankan yang merasa benar, yang nyata nyata berbuat
salah , berbuat dzolim saja tidak mau disalahkan begitu saja. Dia akan mati
matian melakukan pembelaan terhadap dirinya melakukan pembenaran terhadap
segala perbuatannya dengan menghalalkan segala cara. Yang penting saya menang.
Kembali kepada pertanyaan di
atas, siapa sebenarnya yang salah ? Jawabannya tidak ada yang salah ! Semuanya
benar, mengapa ? Sebab semuanya memang atas Ijin dari Allah SWT dan tidak ada
yang keliru apalagi salah didalam segala sesuatu yang telah menjadi Kehendak
Allah SWT. Yang merasa benar juga atas Kehendak Allah SWT, yang berbuat salah
juga atas Kehendak Allah SWT walau memang tidak semua yang di Kehendaki Allah
SWT diridhoi Nya. Yang pasti ada hikmah sangat besar sekali dibalik semua yang
menjadi Kehendak Allah SWT yang hanya Allah SWT sajalah Maha Mengetahui semua
rahasia ini.
Maka dalam segala sesuatu
permasalahan yang dicari yang dituju hanyalah mendapatkan Ridho Allah SWT
semata mata. Kita tidak ingin mendapatkan pembenaran juga kita tidak mau
menyalah nyalahkan siapapun sebab semua orang maunya benar sendiri maunya orang
lain yang salah. Apalah artinya kita merasa benar lalu kita meyakini orang lain
yang salah kalau ternyata Allah SWT tidak Ridho. Walaupun kita disalah salahkan
dengan berbagai cara sementara yang kita perjuangkan adalah sesuatu yang diyakini
benar, tidak ada masalah sebab in syaa Allah Ridho Allah menyertai perjuangan
ini. Tidak ada apa apa lagi yang ingin kita dapatkan melainkan Ridho Allah
semata mata.
Ulama menasehati seandainya
Allah SWT meridhoi seorang hamba maka hakikatnya hamba Allah tersebut telah
mendapatkan segala galanya namun sebaliknya walau seorang hamba mendapatkan
segala galanya, harta tahta wanita dan segala kesenangan duniawi sementara
Allah SWT tidak meridhoinya hakikatnya telah kehilangan segala galanya bahkan
Allah SWT melaknati sebab menjadikan agama sebagai permainan belaka untuk
meraih maksud maksud lain yang bersifat keduniaan.
Ringkasnya dalam kehidupan
di dunia yang sementara ini janganlah hiraukan omongan omongan orang tentang
kebenarn atau kesalahan. Bisa jadi sesuatu yang memang benar benar Benar akan
dikatakan salah, sedangkan yang benar benar Salah akan dikatakan benar. Dunia sudah
mendekati zaman akhir. Yang paling penting sekali adalah hanya mencari Ridho
allah SWT semata. Mau dikatakan salah atau benar sedikitpun tidak mempengaruhi
kita. Tidak kendor walau disalah salahkan tidak menjadi ujub, bangga diri , riya
seandainya ada yang mengatakan benar karena yang Maha Mengetahui mana yang
benar dan salah hanyalah Allah SWT, kitapun juga tidak dapat memastikan bahwa
kitalah yang benar. Bisa jadi kita masih menyimpan begitu banyak dosa kesalahan
dan kelalaian di balik apa yang kita yakini sebagai “ saya sudah benar” Banyak
banyak beristighfar sajalah sambil terus selalu menyempurnakan Iman dan meningkatkan amal sholeh yang
semuanya hanya niat mencari Ridho Allah SWT.
Kebenaran hanyalah milik
Allah SWT bukan milik siapa siapa maka apabila ada perselisihan pendapat
kembalikan hanya kepada Allah SWT dan Sunnah Rasul Nya
فَإِنْ
تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ
تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ۚ ذَٰلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ
تَأْوِيلًا﴿٥٩﴾
Kemudian jika kamu berlainan
pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan
Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari
kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik
akibatnya.(An-Nisa: 59)
Semua masalah pasti akan
selesai dengan sebaik baiknya jika Allah SWT telah menolong hamba hamba Nya.
Allah SWT pasti akan menolong hamba hamba
Nya apabila hamba hamba Nya mau menolong agama Allah SWT.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ
آمَنُوا إِن تَنصُرُوا اللَّهَ يَنصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ
Artinya : “Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong
(agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (QS.
Muhammad : 7)
YAKINLAH !!! PERTOLONGAN
ALLAH SWT SUDAH SANGAT AMAT DEKAT SEKALI.
No comments:
Post a Comment
Kami akan sangat berbahagia apabila anda memberi komentar atas tulisan di atas. Jazakallooh atas segala perhatiannya.