Kita  harus yakin dan menguasai hal-hal yang berkenaan dengan Islam, pada  saat yang sama, kewajiban kita adalah mengamalkan apa yang menjadi  ajaran Islam itu. Proses pengamalan inilah yang dinilai oleh Allah swt.
Allah menilai amal seseorang sesuai dengan petunjuk-petunjuk-Nya.  Bagi Allah, amal yang memiliki nilai tinggi di hadapan-Nya adalah amal  yang dilakukan dengan iklas. Ikhlas artinya bersumber dari satu  keyakinan dan berdasarkan ilmu yang benar, sehingga lahirlah perbuatan  yang terbaik.
Jadi, amal yang ikhlas itu merupakan amal perbuatan yang berangkat  dari keyakinan semata-mata karena Allah, bukan karena niat-niat lain  yang ada di balik itu. Ciri dari sebuah perbuatan atau amal yang ikhlas  adalah apabila ia dilakukan dengan cara yang terbaik (the best). Manusia  yang berangkat dari niat yang benar, ikhlas kepada Allah kemudian dia  mengetahui ilmu yang berhubungan dengan perbuatannya itu, pasti dia akan  melakukan yang terbaik di dalam hidupnya.
Orang yang beramal atau bekerja seenaknya, berbuat ala kadarnya,  melakukan sesuatu karena ingin dipuji orang bukan karena Allah, biasanya  selalu melakukan perbuatannya itu tanpa dilandasi keyakinan dan  kepercayaan yang utuh.
Demikian juga, ketika seseorang beramal atau berbuat sesuatu tanpa  atas dasar ilmu yang benar, tidak didasarkan kepada teori-teori atau  syariat-syariat yang telah ditetapkan, tanpa memenuhi syarat dan rukun  dari pekerjaan itu. Pasti pekerjaannya itu tidak menghasilkan sesuatu  yang terbaik. Mana mungkin seseorang bisa berbuat atau beramal baik,  kalau dia tidak tahu ilmunya, pasti perbuatannya itu akan penuh dengan  kesalahan-kesalahan.
Karena itu dalam melakukan apa saja, terutama yang berhubungan dengan  agama Islam, baik dalam hubungan kita dengan Allah atau dengan sesama  manusia serta alam ini. Maka kita harus berangkat dari sebuah keyakinan  terlebih dahulu, keikhlasan dan ketulusan semata-mata karena Allah,  tetapi pada saat yang sama kita melakukannya atas dasar ilmu yang telah  kita miliki itu. Inilah makna dari amal yang ikhlas, maka ketika Allah  menegaskan bahwa kita ini diberi hidup dan mati untuk menguji kita siapa  di antara kita yang paling baik amal perbuatannya, amal ibadahnya.
Allah berfirman, “Liyabluwakum ayyukum ahsanu ’amala”. Kita harus  artikan bahwa perbuatan yang paling baik itu adalah perbuatan yang  berangkat dari niat yang ikhlas dan berdasarkan ilmu yang benar. Niat  yang ikhlas saja tanpa ilmu pasti menimbulkan kesalahan-kesalahan, ilmu  saja tanpa niat yang ikhlas pasti akan menyimpang dari nilai-nilai  kebenaran. Karenanya, mengamalkan apa saja yang menjadi ajaran Islam  yang kita yakini itu, harus berangkat dari kepercayaan dan keikhlasan  yang ada di dalam hati kita, kemudian dilaksanakan berdasarkan ilmu  pengetahuan yang ada di otak kita.
Ada tiga unsur utama yang harus ada di dalam sikap kita terhadap  agama, yaitu iman, ilmu, dan amal. Maka, akan tidak ada artinya  keyakinan kalau tidak ada amal perbuatan, tidak ada artinya ilmu yang  kita punya kalau tidak melahirkan amal-amal sholeh dalam kehidupan kita,  bahkan naudzubillah ilmu yang tidak bermanfaat. Justru akan menjadi  bumerang yang menghancurkan diri kita dan orang-orang lain di sekitar  kita.
Lalu, bagaimana kita menggabungkan tiga hal tersebut? Apakah kita  harus percaya dulu, kemudian belajar lalu beramal? Bukanlah itu cara  yang harus kita tempuh, melainkan antara keyakinan, ilmu pengetahuan dan  amal perbuatan haruslah diupayakan secara bersamaan, karena ketiganya  merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan.
Ketiga prinsip dasar itu harus senantiasa kita asah, kita perbaiki  setiap saat, agar kita dalam melakukan sesuatu, benar-benar berangkat  dari keyakinan dan berdasarkan ilmu pengetahuan. Dari keyakinan kita  melahirkan dorongan untuk selalu belajar-belajar dan berbuat sesuatu  dengan ilmu yang kita punya itu.
Inilah tiga hal yang harus senantiasa dijadikan prinsip dalam hidup  kita, yaitu antara iman, ilmu dan amal, antara keikhlasan dalam hati,  kecerdasan dalam otak dan ketulusan di dalam beramal.
Tulisan ini di copy dari
Yayasan Al Amin Prenduan
No comments:
Post a Comment
Kami akan sangat berbahagia apabila anda memberi komentar atas tulisan di atas. Jazakallooh atas segala perhatiannya.