
 
Tradisi pulang kampung
 atau yang populer disebut mudik yang bermakna kembali ke udik pada hari
 Lebaran, adalah sebagian dari ekspresi kerinduan masyarakat Indonesia 
untuk pulang kekampung halamannya. Momen ini untuk sebagian
 masyarakat kita tidak hanya telah menjadi tradisi tahunan, tapi lebih 
jauh dari itu ia telah menjadi semacam kebutuhan “hati” untuk melepaskan
 rasa kangen pada orang-orang yang dekat dihati setelah lama tidak 
bertemu.
 
 Mudik lebaran memang sebuah fenomena tahunan yang 
menarik di Indonesia. Semangat mudik sebenarnya ada di setiap bangsa 
karena bersumber dari fitrah manusia berupa kerinduan akan tempat asal. 
Namun ritual mudik masal hanya hidup di Indonesia dan sebagian 
masyarakat melayu. 
 
 Apa filosofi mudik ini ? Sejauh mana kita memaknai mudik ini sebagai sesuatu yang sangat sarat makna dalam kehidupan ?
 Mudik dari sisi agama memberikan sebuah pemahaman bahwa manusia punya 
daerah asal. Manusia diciptakan Allah, dia berasal dari Allah dan dia 
akan kembali kepada-nya. Tidak ada satupun manusia yang tidak mengalami 
hal yang satu ini, tidak ada satupun yang mampu menghindar dari 
penggilannya, sekalipun mereka tidak percaya pada-Nya. Mudik boleh 
dikata sebagai pemahaman dari konsep innalillahi wainna ilaihi rajiiun, 
yang dimiliki akan kembali pada sang pemilik.
 
 Makna mudik yang sangat penting:
 1. Sejauh jauh manusia bepergian, setinggi tinggi manusia mendaki pada 
akhirnya dia pasti akan kembali ke asalnya. Manusia hidup didunia ini 
seberapa lamapun dia tinggal di dunia pada akhirnya akan menghadap Ilahi
 sebagai asal dari segala galanya.
 
 2. Berkumpulnya seluruh 
handai tolan darimanapun datangnya dan dari berbagai latar belakang 
apapun dirinya menggambarkan bahwa kelak semua ummat manusia pasti akan 
dikumpulkan oleh Allah SWT di alam Mahsyar. Karena sesungguhnya ummat 
manusia adalah satu keluarga yakni Bani Adam as.
 
 3. 
Silaturrahmi yang menjadi tujuan dari mudik sesungguhnya mempunyai makna
 yang sangat dalam sekali. Amalan ahli syurga kelak di akhirat hanyalah 
saling kunjung mengunjungi / bersilaturrahmi hanya karena Allah SWT maka
 kebiasaan suka bersilaturrahmi di dunia yang niatnya hanya karena Allah
 SWT saja ini akan menjadi sebab seseorang akan menjadi penduduk syurga 
di akhirat kelak. 
 
 4. Bermaaf maafan pada saat bersilaturrahmi /
 mudik tersebut adalah amalan calon ahli syurga. Suatu ketika 
Rasulullaah saw memberitahukan kepada para Shahabat ra ajmain mengenai 
seseorang yang dijamin akan masuk syurga. Ternyata amalannya adalah 
sifat suka memaafkan orang lain yang telah berbuat dzalim kepada dirinya
 sebelum orang itu meminta maaf terlebih dahulu.
 
 Itulah 
filosofi mudik yang menjadi tradisi di negara kita yang patut 
dilestarikan dan terutama difahami agar tidak sampai bergeser kepada 
pemahaman lain sebagaimana sekedar pamer harta pamer kedudukan dan 
berbangga banggaan terhadap perkumpulan bani ini dan bani itu. 
 
 Suatu saat nanti ummat manusia semuanya pasti akan Mudik Besar Besaran 
di alam Mahsyar dan sebelum hari itu datang menjemput kita , bersihkan 
hati ini dari segala macam penyakit hati berupa iri dengki dendam dan 
lain lain. Diganti sifat kasih sayang serta saling memaafkan baik 
diminta ataupun tidak agar kita semua termasuk hamba hamba Allah SWT 
yang akan mendapat Rahmat Nya serta akan dimasukkan kedalam syurga Nya ,
 aamiin.
 
 Maka saya beserta sekeluarga mengucapkan 
 Taqabbalallahu minna wa minkum, shiyamana wa shiyamakum” 
 “Semoga Allah menerima amalan saya dan saudara, amalan puasa saya dan saudara“.
 Selamat Hari Raya Iedul Fitri 1 Syawal 1435 H
 Mohon maaf lahir dan bathin
  
 
 
 

 
Setiap hamba Allah SWT diberi bekal masing masing dengan beberapa 
kelebihan maupun kekurangan. Kelebihan kelebihan yang Allah SWT 
anugerahkan ada maksud yang tersembunyi juga kekurangan atau kelemahan 
ada maksud pula yang tersembunyi. 
 
Maksud Allah SWT memberikan semua kelebihan yang ada pada diri seseorang
 beserta kekurangan kelemahannya itulah yang seharusnya difahami benar 
benar sehingga jangan sampai membawa kemudharatan baik untuk diri 
sendiri terlebih lagi bagi semua ummat manusia. Sebagai contoh Allah SWT
 menganugerahi seseorang dengan harta benda maupun ilmu pengetahuan 
bukan maksudnya untuk sebatas memamerkan kekayaan atau menyombongkan 
kepintarannya saja. Jauh daripada itu maksud Allah SWT memberikan 
kelebihan kepada seorang hamba adalah untuk disyukuri dengan cara 
bagaimana agar memberikan manfaat yang sebesar besarnya untuk 
kebahagiaan kehidupan ummat manusia. Bagaimana hartanya diinfakkan untuk
 membantu fakir miskin bagaimana ilmunya digunakan untuk menyelamatkan 
hamba hamba Allah SWT yang lemah ilmunya dengan penuh bijaksana . 
 
 Kebanyakan kita justru dengan kelebihan kelebihan itulah semakin jauh 
dari Allah SWT semakin sombong dihadapan manusia dan itulah sesungguhnya
 kesalahan dan kelemahan kita. Maka sikap merasa BERSALAH dan MENGAKU 
LEMAH dihadapan Allah SWT adalah sikap yang terpuji. Rasulullaah saw 
yang maksum saja telah mencontohkan kepada ummatnya untuk senantiasa 
beristighfar tidak kurang dari 70 hingga 100 kali dalam sehari maka 
sudah sepantasnya kita sebagai ummatnya menteladani kehidupan beliau 
dengan senantiasa beristighfar bahkan setelah berbuat amal yang kita 
merasa amal sholeh. Mengapa ? Ulama mengatakan dengan beristighfar 
setelah beramal akan menghapus dosa dosa dalam amalan tersebut dan 
selebihnya kebaikan kebaikannya akan diterima Allah SWT. 
 
 
Sebagai contoh setelah mengerjakan shalat maka bagi orang awam hendaknya
 beristighfar karena didalam sholat kita banyak sekali dosa dosa 
diperbuat tanpa sadar. Wudlunya yang kurang sempurna, sholat yang tidak 
tepat waktu bahkan selalu tertinggal berjamaah di masjid, bacaannya yang
 tidak fasih, tidak khusyu dalam sholat dan lain lain lagi adalah contoh
 dosa dosa dalam amalan sholat. Sehingga sebaiknya sebagai hamba Allah 
SWT yang banyak salah dan dosa ini senantiasa beristighfar sehabis 
sholat ataupun setelah beramal lainnya baru kemudian mengucapkan syukur 
karena bagaimanapun Allah SWT telah memudahkan kita untuk beramal dengan
 niat menyempurnakan ketaatan kita kepada Allah SWT dan niat istiqomah 
hingga akhir zaman nanti.
 
 Marilah kita belajar tawadlu , 
merendahkan hati penuh harap dan cemas kepada Allah SWT . Dengan dua 
perasaan tersebut yakni HARAP dan CEMAS , maka in syaa Allah akan Allah 
SWT berikan apa yang menjadi harapan kita dan akan Allah SWT hindarkan 
dari segala apa yang kita cemaskan.
 Orang yang mengaku salah dan 
mengaku lemah tidak berarti dia memang betul betul bersalah dan lemah 
sebaliknya orang yang mengaku benar dan mengaku hebat dialah orang yang 
menipu dirinya sendiri, wallahu a’lam.
 Ya Allah tolonglah diri kami 
dari sifat menyombongkan diri , karena setitik dzarrah kesombongan yang 
ada pada diri kami Engkau haramkan syurga bahkan bau syurga pun tidak 
akan dapat menciumnya.
 Ampuni kami ya Allah . Aamiin Aamiin Ya Allah Rabbal ‘aalamiin 
 
 
 

 
Dari 
Abu Hurairah Radhiyallahu anhu , dia berkata: “Rasululah Shallallahu 
‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Di antara (tanda) kebaikan Islam seseorang 
adalah meninggalkan perkara yang tidak bermanfaat baginya’.” [Hadits hasan. Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dan selainnya seperti itu]
 
 Salah satu hal yang sangat berharga didalam kehidupan didunia adalah 
kesempatan atau waktu. Sungguh akan sangat merugi orang orang yang 
menyia nyiakannya . manusia tidak akan pernah mengetahui seberapa besar 
nilai waktu atau kesempatan hidup didunia sebelum waktu itu meninggalkan
 kita buat selama lamanya. Pada saat itulah kita baru memahami dengan 
sebenar benarnya nilai waktu yang telah Allah SWT anugerahkan kepada 
kita. Seorang yang mati dengan mengucapkan kalimat thoyyibah kalimat 
tauhid maka akan dihapuskan semua dosa dosanya dan akan mendapat jaminan
 syurga, sebaliknya seseorang yang mati dalam keadaan tidak beriman maka
 dia akan menyesali kehidupannya dan akan meminta kesempatan sekali lagi
 bahkan walau hanya sesaat saja untuk di akhir hidupnya menyatakan 
keImanan dengan mengucapkan kalimat tauhid.
 
 Kalau kita hitung 
hitung, betapa banyaknya waktu yang kita buang buang percuma dengan hal 
hal yang tidak bermanfaat dibandingkan dengan waktu yang kita isi dengan
 kesibukan amal agama. Yang lebih parah lagi seorang hamba mengira bahwa
 amalannya adalah amalan yang bermanfaat ternyata tidak,karena dia tidak
 berusaha belajar ilmu ilmu agama sehingga tidak mengetahui bahwa 
amalannya tidak sesuai dengan syariat agama, tidak ada dalil perintah 
dari Allah SWT dan tidak ada dalil dari Sunnah Rasul saw hanya berdasar 
nafsu semata dan sebatas ikut ikutan saja. Inilah pentingnya kita semua 
mewajibkan diri untuk tetap terus belajar dan belajar agama, baik laki 
laki maupun wanita, dari ayunan hingga liang lahat bahkan seandainya 
harus ke Negara China sekalipun tetap melekat kewajiban tersebut.
 
 Tidak hanya itu betapa banyaknya barang barang yang kita beli tetapi 
sesungguhnya jauh sekali dari manfaatnya baik manfaat duniawi terlebih 
lagi manfaat ukhrowi. Sekian juta rupiah telah kita hambur hamburkan 
untuk perkara sia sia yang seandainya kita lebih teliti lagi dapat 
digunakan untuk hal hal yang jauh lebih bermanfaat lagi. 
 
 
Sebuah hadist dari Rasulullaah saw “Berkemauan keraslah kepada apa-apa 
yang bermanfaat bagimu, dan minta tolonglah kepada Allah dan janganlah 
bersikap lemah….” Shahîh. HR Muslim (no. 2664), dari Sahabat Abu 
Hurairah Radhiyallahu anhu.
 
 Hidup didunia teramat sangat 
singkat sekali , bahkan andai kita gunakan seluruh waktu harta dan diri 
untuk hal hal yang tidak sia sia sekalipun kita masih merasa rugi 
setelah kita menjalani kehidupan di akhirat nanti karena kita menyesal 
bahwa sebenarnya kita masih bisa memanfaatkannya dengan amalan yang jauh
 lebih baik lagi jika kita memahami agama. Wallahu a’lam
 
 Mari 
kita belajar meninggalkan perkara sia sia dan belajar untuk mengisi 
kehidupan sepenuhnya dengan hal hal yang sangat bermanfaat saja. 
 In syaa Allah
  
 
 
 

 
Keadilan adalah sesuatu 
barang yang dari hari ke hari semakin langka saja. Sungguh sangat sulit 
sekali menemukan keadilan ini bahkan pada institusi Pengadilan sekalipun
 tidak begitu saja bisa mendapatkan keadilan ini.
 Keadilan adalah
 suatu yang wajib untuk ditegakkan oleh siapapun dan berlaku untuk 
siapapun. Rasulullah saw pernah bersabda yang mafhumnya adalah 
seandainya putri Beliau saw kedapatan mencuri maka hukum potong tangan 
akan tetap diberlakukan.  
 
 “Hai orang-orang yang beriman, 
hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) 
karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali 
kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak 
adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan 
bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang 
kamu kerjakan. [QS Al-Maidah : 8].
 
 " Dan Allah Telah 
meninggikan langit dan Dia meletakkan neraca (keadilan). Supaya kamu 
jangan melampaui batas tentang neraca itu. Dan Tegakkanlah timbangan itu
 dengan adil dan janganlah kamu mengurangi neraca itu." (QS. Ar 
Rahman:7-9).
 
 Orang yang bersifat adil dekat dengan taqwa, dan 
taqwa adalah derajad tertinggi seseorang di hadapan Allah SWT. Seorang 
pemimpin yang adil juga akan dijamin mendapat perlindungan Allah SWT di 
bawah ‘Arasy Nya ketika semua ummat manusia dalam keadaan sengsara di 
alam Mahsyar
 
 Adil juga bermakna seimbang. Maka adil juga 
berrmakna menyeimbangkan kehidupan antara dunia dan akhirat. Adilkah 
kita bila untuk dunia yang hanya sementara kita habis habiskan seluruh 
waktu , tenaga , uang dan segenap perhatian sedangkan untuk akhirat yang
 kekal abadi selama lamanya kita hanya beri sedikit itupun sisa sisa 
yang sudah tidak berguna dari duniawi kita.
 
 Keadilan adalah 
suatu perjuangan , untuk tegaknya keadilan di muka bumi ini maka 
terlebih dahulu kita tegakkan keadilan di dalam diri sendiri. Selama 
keadilan tidak bisa tegak dalam diri masing masing hamba Allah AWT maka 
Keadilan tidak mungkin bisa tegak di muka bumi ini. Mari kita belajar 
berbuat adil untuk diri sendiri dan berbuat adil untuk sesama, in syaa 
Allah. 
 
 
 

 
“Hai orang-orang yang
 beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya, dan 
janganlah kamu turut langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh
 yang nyata bagimu. Tetapi jika kamu menyimpang (dari jalan Allah)
 sesudah datang kepadamu bukti-bukti kebenaran, maka ketahuilah, 
bahwasanya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS Al-Baqarah [2]: 
208-209)
 
 Memahami agama tidak seutuhnya dan mengamalkan agama 
hanya setengah setengah hanya akan menimbulkan masalah. Penyimpangan 
penyimpangan yang terjadi yang tidak mencerminkan amalan agama yang 
sesungguhnya yakni membawa rahmatallil ‘alamiin adalah karena pemahaman 
agama yang tidak utuh dan akibatnya melahirkan amal agama yang setengah 
setengah.
 
 Ulama ahli dakwah menyampaikan bahwa usaha agama yang
 utuh itu meliputi usaha Dakwah Ilallah, Ta’lim Wa Ta’allum, Dzikir dan 
Ibadah serta Khidmat. 
 Dakwah Ilallah adalah usaha mengajak ummat 
manusia hanya yakin kepada Allah SWT dan tidak yakin kepada makhluq, 
mencintai amal bukan mal ( harta benda ), lebih mencintai kampung 
akhirat daripada kampung dunia. Ta’lim wa Ta’alum adalah usaha memberi 
kefahaman kepada ummat manusia akan Kehendak Kehendak Allah SWT dan tata
 cara Sunnah Rasul saw melalui ilmu ilmu agama yang akan membawa kepada 
kebahagiaan dunia maupun akhirat. Dzikir dan Ibadah adalah suatu usaha 
mengajak ummat manusia untuk mengamalkan ilmu ilmu agama dengan bentuk 
nyata berupa amalan amalan keseharian serta senantiasa mengingat Allah 
SWT dalam setiap saat maupun keadaan. Khidmat adalah usaha memberi 
pelayanan kepada ummat manusia baik secara perseorangan dengan akhlaqul 
karimah maupun dengan secara ijtimaiyyah berupa pelayanan ummat misalnya
 pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial lainnya. 
 
 Keempat 
usaha agama tersebut diatas seharusnyalah dikerjakan secara menyeluruh 
dan berurutan sebagaimana usaha pertanian yang dimulai dari pengolahan 
lahan, penaburan benih, penyiraman, pemupukan pemeliharaan dan 
pemanenan. Satu saja tidak dikerjakan atau dikerjakan tetapi tidak 
berurutan maka tentu saja tidak akan bisa panen.
 
 Mengamalkan agama hanya sebagian sebagian saja juga akan membawa fitnah.
 Hanya berdakwah saja maka lama lama bukan meng Agungkan Allah SWT tanpa
 disadari sedikit demi sedikit membesarkan kelompok golongan nya sendiri
 terjebak dalam ashobiyah.
 Hanya taklim wa ta’alum saja maka yang 
semula mencari kebenaran yang hakiki tanpa sadar dari waktu kewaktu 
hanya sibuk mencari cari kesalahan orang lain atau kelompok lain dan 
semakin gigih membenarkan dirinya sendiri atau fahamnya sendiri.
 
Hanya dzikir dan ibadah saja banyak yang kemudian tidak menyadari bahwa 
ibadahnya sudah melenceng jauh karena tidak didasari ilmu sehingga jatuh
 dalam lembah bid’ah dhalalah.
 Hanya giat dalam usaha perhidmatan 
ummat saja maka lambat laun hanya mengutamakan tampilan luar nya 
sedangkan esensinya sudah hilang. Nama Islam saja yang dibangga 
banggakan , maaf Rumah Sakit Islam, Bank Islam Pendidikan Islam , Islam 
ini dan Islam itu tetapi dalam memberikan pelayanan sudah hampir tidak 
beda dengan cara cara yahudi dan nashara.
 
 Semoga Allah SWT 
berikan kefahaman kepada kita semua untuk masuk Islam secara kaaffah 
jangan mau diajak syaithon untuk meninggalkan Islam secara perlaha 
perlahan tanpa kita sadari. Allah SWT hanya akan menerima hamba hamba 
Nya yang senantiasa berusaha mengamalkan agama seutuhnya mencontoh 
kepada bagaimana Rasulullaah saw dan para Shahabatnya dahulu telah 
berusaha. menyempurnakan Iman dan amal agama. In syaa Allah apabila kita
 benar benar berusaha dengan niat tulus ikhlas akan mendapat bimbingan 
dari Allah SWT.
 
   Allah SWT berfirman, “Walladziina jaahaduu 
fiinaa lanahdiyannahum subulanaa wa innaLlaaha lama’al Muhsiniin”. Yang 
artinya, “dan orang-orang yang berjuang di jalan Kami niscaya akan Kami 
tunjukkan jalan jalan Kami, dan sesungguhnya Allah beserta orang-orang 
yang baik”. (QS. Al-Ankabut 69)