Dakwah Maksud Hidup


widgeo.net

Saturday 21 April 2012

Penyakit para Dai



Setidaknya ada dua penyakit para Dai yang semestinya diwaspadai. Jika tidak segera diobati maka penyakit ini bisa bertambah parah sehingga dapat melemahkan kekuatan dan tidak jarang bisa menimbulkan kehancuran dan kebinasaan.

1.     Ragu ragu
Penyakit ragu ragu sangat berbahaya sekali. Ketika ragu ragu mulai merasuk kedalam hati seorang Dai terhadap Islam maka sedikit demi sedikit akan menggerogoti semua kekuatan kekuatan yang ada didalam ruhani seperti kekuatan yakin, kekuatan fikir, kekuatan amal, laksana kanker ganas yang meluluh lantakkan seluruh sistem pertahanan tubuh manusia. Keyakinan yang sempurna tanpa keraguan sedikitpun terhadap kebenaran Islam akan membuahkan kekuatan fikir yang sangat jernih yang sangat cerdas. Fikiran yang sangat jernih dan sangat cerdas akan melahirkan amal amal yang sesuai dengan Kehendak Allah SWT dan sesuai dengan Sunnah Rasul saw.

Alif Laam Miim.  Kitab (Al Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa,
(yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib, yang mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka, ( QS Al Baqarah ayat 1 s/d 3 )

Jika racun keraguan terhadap kebenaran Islam berhasil disuntikkan syaithon kedalam hati manusia maka yang pertama kali diserang adalah keyakinannya. Pelan pelan keyakinan terhadap kebenaran Islam semakin melemah. Dengan melemahnya keyakinan terhadap Islam maka fikirpun akan kacau tidak lagi bisa berfikir jernih. Lambat laun kemampuan untuk menilai suatu kebenaran jadi hilang. Pada akhirnya amal amal perbuatan tidak lagi disandarkan pada sesuai tidaknya dengan Kehendak Allah SWT dan Sunnah Sunnah Rasul saw melainkan sudah semata mata mengikuti keinginan hawa nafsu .

2.     Tidak Sabar
Didalam Al Qur’an surat Al Ashr telah dinyatakan oleh Allah SWT bahwa semua orang dalam keadaan merugi dari waktu ke waktu. Seberapa besarkah kerugian yang Allah SWT sendiri telah menyatakan kerugian tersebut ?  Apakah cukup hanya berbekal Iman saja, atau Iman dan Amal saja atau sudah cukupkah dengan iman kemudian amal serta saling ajak mengajak mengenai kebenaran. Masih belum beruntung menurut Allah SWT kecuali hamba tersebut senantiasa bersabar didalam ajak mengajak semua manusia untuk taat kepada Allah SWT. Terkadang kita sangat ingin sekali hidayah seketika datang saat ini juga ketika kita telah berdakwah, atau kita sangat ingin sekali hidayah turun tepat di tempat kita telah berdakwah bahkan kita sangat ingin sekali hidayah langsung diberikan tepat kepada orang yang telah kita dakwahi.
Sesungguhnya urusan kita hanyalah menjalankan perintah untuk berdakwah saja. Mengenai kapan hidayah akan diturunkan, dimana hidayah akan diberikan dan siapa yang akan mendapat hidayah itu adalah Kehendak Mutlaq Allah SWT. Jangan pernah kita mencampuri urusan Allah SWT. Urusan kita adalah taati semua perintah perintah Allah SWT sesuai contoh dari Rasul saw selebihnya kita bersabar dan tawaqal menerima segala Ketentuan dan Kehendak Nya. Kerja agama adalah kerjanya Allah SWT dan mustahil Allah SWT gagal dalam pekerjaan Nya.

Kedua penyakit ini jika menghinggapi hati seorang dai maka pelan tapi pasti Daya Juang Dai akan semakin melemah dan Cepat Putus Asa karena segala sesuatu tidak sesuai dengan keinginannya. Pada akhirnya jika penyakit ini tidak segera diobati maka seorang Dai akan berhenti dari berdakwah, sesuatu yang akan mendatangkan bencana besar bagi kehidupan ummat manusia. Sebaliknya apabila para Dai memiliki keyakinan yang sempurna terhadap segala perintah perintah Allah SWT melalui cara sunnah Rasul saw serta memiliki kesabaran yang tiada ada batasnya maka insya Allah kerja kerja dakwah ini semakin hari terasa semakin nikmat dan tidak ada kerja yang lebih asyik melebihi asyiknya kerja kerja dakwah, karena pahala dakwah mengikut sebanyak mana orang yang mendapatkan hidayah.

“Siapa saja yang menyeru manusia pada hidayah, maka ia mendapatkan pahala sebesar yang diperoleh oleh orang-orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi sedikit pun pahala mereka. “
[HR. Muslim]


    “Allahumma yaa muqallibal quluubi sabbit qalbii ‘ala diinika”
  “Ya Allah, wahai Tuhan yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku pada agama-Mu. (H.R. Tirmizi)”

“Rabbana Afrigh alaina shabra wa tsabbit Aqdamana wanshurna alal qaumil kafirin”
( QS Al Baqarah ayat 250 )

"Ya Tuhan kami, tuangkanlah kesabaran atas diri kami, dan kokohkanlah pendirian kami dan tolonglah kami terhadap orang-orang kafir".

صالح المري يدعو : « اللهم ارزقنا صبرا على طاعتك ، وارزقنا صبرا عن معصيتك ، وارزقنا صبرا على ما تحب ، وارزقنا صبرا على ما نكره ، وارزقنا صبرا عند عزائم الأمور »

Doa Shalih Al Mari:
“Ya Allah berikanlah aku rezeki sabar dalam ketaatan pada-Mu, rezeki sabar dari kemaksiatan, rezeki sabar pada hal yang Engkau sukai, rezeki sabar pada apa yang kami benci, dan rezeki sabar ketika bertekad mendapatkan sesuatu.” (HR Ibnu Abi Dunya)

Aamiin ya Rabbal aalami

Saturday 7 April 2012

Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?


Kita terlahir sebagai manusia, sebaik baik ciptaan Allah SWT. Pernahkah kita berfikir andai saja kita dicipta Allah SWT bukan sebagai manusia. Mungkin sebagai burung , sebagai kucing apalagi sebagai batu , air atau benda benda lainnya.

Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?

Lalu dianugerahinya kita dengan akal dan hati nurani yang berbekal keduanya itu kita dapat mempertimbangkan segala sesuatu. Masya Allah. Kemudian diangkatnya kita kederajad tertinggi yakni sebagai Khalifah di muka bumi ini. Malaikatpun sempat bertanya tanya koq manusia yang dijadikan sebagai Khalifah bukannya dari golongan para malaikat, bahkan iblis laknatullah alaih akhirnya terpaksa menyombongkan diri merasa bahwa dalam proses penciptaannya lebih baik daripada manusia. Iblis dari api sedangkan manusia dari tanah liat.

Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?

Apakah sudah cukup sampai disini ? Tidak tidak. Kita pun telah dimenangkan Allah SWT atas lebih kurang 100 juta calon calon manusia lainnya. Dari sperma yang dipancarkan seorang laki laki hanya satu dan hanya satu satunya yang membuahi sel telur dan jadilah manusia seutuhnya yakni kita kita ini. Allaahu Akbar. Maka siapapun kita darimanapun asalnya, bagaimanapun bentuk tubuh warna kulit dan juga rupa, pastinya kita ini adalah the Winner “ Petarung Sejati ” atas 100 juta calon manusia lainnya. Jangan pernah merasa “minder” rendah diri dihadapan manusia .

Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?

Allah SWT menciptakan alam semesta ini dengan segala kelengkapan dan kesempurnaan nya untuk siapa kalau bukan untuk manusia. Diadakannya segala sesuatu di alam semesta ini, ditundukkan Nya segala yang ada di alam semesta ini hanyalah untuk kebahagiaan ummat manusia. Sudah selesai ? Belum belum.

Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?

Nikmat terbesar karunia dari Allah SWT adalah nikmat Agama, Petunjuk jalan Kebenaran dan Kebahagiaan. Sejak dari Nabi Adam as hingga ke Rasulullaah saw dan agama Islam ini adalah agama sempurna yang telah diridlai Allah SWT sebagai agama ummat akhir zaman.

Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?

Manusia tetaplah manusia yang mempunyai sifat lupa dan berdosa. Maka Allah SWT Dzat Yang Maha Pemurah telah menyediakan samudera Ampunan Nya hingga batas akhir sesaat sebelum ajal tiba. Bila seseorang hamba yang telah banyak berbuat dosa tidak berarti telah tertutup segala kemungkinan untuk mendapatkan syurga . Jika benar benar bertaubat maka dosa dosanyapun diampuni dan bahkan akan diubah menjadi amal amal sholeh.

Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?

Disediakan pula oleh Allah SWT suatu kehidupan sempurna, yang abadi yaitu kehidupan di alam akhirat. Kehidupan alam syurga yang mana mata belum pernah melihatnya , telingapun belum pernah mendengarnya kulitpun juga belum pernah menyentuhnya. Kenikmatan yang tiada ada batasnya, terus dan terus nikmat dan semakin nikmat tanpa batas.

Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?

"Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi".( QS Al A’raaf ayat 23 )



Mari amalkan serta sampaikan kepada semua ummat manusia

Thursday 5 April 2012

Demo ...Demo ... Demoooo.... !!!


Jika kita berniat untuk memperbaiki orang lain maka boleh jadi orang yang akan kita perbaiki malah menentang keinginan kita, tetapi bila kita berusaha untuk memperbaiki diri sendiri maka insya Allah diri kita akan diperbaiki oleh Allah SWT dan menjadi asbab turunnya hidayah untuk kebaikan orang lain. Sebagaimana diri sendiri tidak ingin dibuka aibnya maka demikian juga orang lain tidak ingin pula dibuka  aibnya . Karena terlalu semangatnya, kita seringkali tidak menyadari apabila ucapan ini telah melukai hati saudara kita, sehingga penyakit yang telah ada pada dirinya bertambah tambah lagi parah karena luka baru yang kita torehkan didalam hatinya. Penyakit akan sembuh manakala obat yang diberikan tepat sasaran tepat takaran dan dengan penuh kehati hatian karena sumber semuanya itu adalah hati hati manusia.

“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah-lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya.” ( QS Ali Imron ayat 159 )

Hati adalah ciptaan Allah SWT dan milik Nya yang hanya Dia saja Maha Mengetahui akan haqiqat hati ini. Yang mampu menggerakkan hati untuk menerima atau menolak sesuatu hanyalah Kehendak Allah SWT maka sebelum kita pergi menemui manusia maka hendaknya kita bertawajjuh menghadap kepada Allah SWT yaitu Pencipta dan Pemilik hati manusia. Jika kita langsung menuju kepada manusia tanpa terlebih dahulu mohon ijin kepada Allah SWT maka pasti banyak gagalnya atau pasti banyak menimbulkan masalah masalah baru yang iauh lebih parah karena tidak melibatkan Allah SWT.

Kita perbaiki diri kita terlebih dahulu dengan semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT . Kita tegakkan sholat  lima waktu dengan berjamaah di masjid , sholat tahajjud berusaha dilaksanakan dengan istiqomah sholat dhuha juga jangan sampai lupa dikerjakan, shodaqoh jangan takut takut dan ragu ragu, baca Al Qur’an jangan malas malas, doa yang sungguh sungguh dan jika mampu dengan menangis dan amalan amalan lainnya yang dicontohkan Rasulullaah saw.
Kita “ Demo ” dihadapan Allah SWT maka pasti Allah SWT akan menemui kita , pasti Allah SWT akan sangat memperhatikan keinginan kita dan pasti dan pasti Allah SWT akan sanggup memenuhi segala keinginan kita dengan tidak menimbulkan masalah masalah baru yang lebih rumit.  Sebaliknya jika kita demo dihadapan manusia , apalah manusia itu. Manusia tidak ada apa apanya, paling kita akan dihadang , dipentungi , disemprot dengan water canon ditembak dengan gas air mata lebih parah lagi kita bisa cidera atau bahkan mati sia sia. Ujung ujungnya hanya penundaan saja tidak menyelesaikan masalah. Fihak yang didemopun tidak ada pilihan lain untuk mengambil kebijakan. 

Jika manusia hanya ketemu manusia maka masalah masalah akan bisa timbul dan penyelesaiannya tidak ada melainkan justru timbul masalah masalah baru yang jauh lebih rumit, akan tetapi jika manusia menemui Allah SWT maka masalah apa yang Allah SWT tidak bisa menyelesaikan ?
Kalau begitu pilih demo kepada manusia apa demo kepada Allah SWT dengan meningkatkan amal amal agama ?

Ya Allah anugerahkan kepada kami hikmah sehingga dapat saling memahami saling memaafkan saling menolong dan bukannya saling curiga saling menyakiti saling merusak satu sama lainnya yang hanya akan merugikan kami semua . Beri kami kekuatan kesemangatan kegairahan serta kemudahan didalam menjalani perintah perintah Mu sesuai sunnah Rasul Muhammad saw.
Hanya Engkau Yang Maha Kuasa dan hanya Engkau Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
Aamiin Ya Rabbal ‘aalamiin