Dakwah Maksud Hidup


widgeo.net

Wednesday 30 March 2011

“Menyatu...”

Subhanallaah, Allah SWT Maha Suci, tidak beranak dan tidak diperanakkan. Maha Melihat, Maha Mendengar, Maha Mengetahui. Seekor semut yang hitam berjalan diatas batu yang hitam di malam gelap gulita, maka Allah SWT Maha Mengetahui akan hamba Allah tersebut. Allah SWT Maha Agung tidak ada satu makhluqpun yang menyamai-Nya. Kasih Sayang-Nya mendahului Murka-Nya. Bila Allah SWT menolong seorang hamba-Nya walau masalah yang dihadapinya teramat rumit dan teramat pelik , maka masalah itu akan selesai dengan mudah dan dengan sebaik baiknya, tetapi jika Allah SWT tidak menolong seorang hamba-Nya walaupun memiliki suatu masalah sepele maka  tidak akan pernah terselesaikan justru semakin rumit dan semakin berat saja masalah tersebut. Allah SWT Maha Indah dan menyukai keindahan. Seindah indahnya perhiasan dunia adalah wanita sholechah dan sebaik baik laki laki  adalah yang paling baik akhlaqnya terhadap keluarganya.

Saat ini betapa jauh jarak antara kehidupan ummat Islam dengan kehidupan para Shahabat ra ajmain. Kehidupan ummat Islam saat ini “menyatu” dengan kehidupan duniawi sedangkan para Shahabat ra ajmain kehidupannya telah “menyatu” dengan kehidupan akhirat. Ummat Islam saat ini ketaatannya sangat tergantung dengan suasana dan keadaan duniawinya, bila duniawinya sedang berada diatas maka kehidupannya semakin jauh dengan agama sebaliknya ketika datang mushibah mushibah barulah ingat kepada Allah SWT atau bahkan banyak juga yang tetap tidak menyadari bahwa semua ini adalah peringatan dari-Nya. Kehidupan para Shahabat ra ajmain sama sekali tidak terpengaruh dengan suasana dan keadaan duniawinya. Dari hari ke hari mereka semakin taat saja walau berbagai macam ujian dan cobaan datang mendera bahkan sebagaimana pupuk yang menumbuh suburkan ketaqwaannya, semakin mantap keImanannya dan semakin kuat amalan agamanya.

Ummat Islam saat ini antara lisannya hatinya dan amal perbuatannya belum “menyatu” bahkan tidak jarang yang saling bertentangan. Lisannya mengucapkan A, hatinya meyakini B dan amal perbuatannya melaksanakan C. Para Shahabat ra ajmain telah betul betul “menyatu” antara lisannya hatinya dan amal perbuatannya. Shahabat Bilal bin Rabah ketika disiksa oleh majikannya maka lisannya tetap mengatakan “ Ahad,...Ahad,...Ahad” hatinyapun memurnikan tauhidnya hanya yakin kepada keAgungan Allah SWT semata mata dan amal perbuatannya tetap istiqomah dalam ketaatan kepada perintah Allah SWT.

Saat ini ummat Islam ciri ciri keIslamannya telah memudar dan banyak yang telah “menyatu” dengan ciri ciri yahudi dan nasrani jauh dari sunnah sunnah Rasulullaah saw. Budaya April Mop, Valentine day, Happy New Year, Happy Birthday dan lain lainnya telah “menyatu” dengan budaya umat Islam . Perbuatan, cara berfikir dan penampilan ummat Islam sudah “menyatu” tidak bisa dibedakan lagi dengan yahudi dan nasrani. Berpakaian tetapi hakikatnya “telanjang” karena sangat ketat sehingga bentuk tubuhnya nampak jelas kelihatan. Sedikitpun tidak merasa bersalah bahkan dengan bangganya mengikuti budaya budaya yahudi dan nasrani yang diyakini sebagai budaya modern.

Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)". Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.( QS Al Baqarah ayat 120 )

Para Shahabat ra ajmain amalannya, cara berfikirnya bahkan penampilannya   “menyatu” dengan sunnah sunnah Rasulullaah saw. Suatu saat bahkan seorang Shahabat saking cintanya kepada Rasulullaah saw ketika hendak membelah buah semangka maka beliau bertanya terlebih dahulu bagaimana cara Rasulullaah saw ketika membelah buah semangka. Mereka melaksanakan sholat fardlu persis sebagaimana mereka melihat sholatnya Rasulullaah saw yaitu diawal waktu, di masjid dan dengan cara berjamaah. Cara berfikir para Shahabatpun sebagaimana cara berfikirnya Rasulullaah saw yakni berfikir untuk kebahagiaan dan keselamatan dunia dan akhirat bagi seluruh ummat manusia hingga hari kiamat kelak bukan fikir sesaat ataupun hanya berfikir untuk golongannya saja.

Saat ini ummat Islam dalam melaksanakan amalan agama “menyatu” dengan nafsu syaithan dan budaya jahiliah. Dari hari kehari perintah perintah Allah SWT diabaikan dan semakin jauh saja dengan Kehendak Allah SWT dan sunnah sunnah Rasul saw. Mereka lebih suka menghidup hidupkan adat dan budaya jahiliah ketimbang menghidup hidupkan sunnah sunnah Rasul saw.

Dan apabila dikatakan kepada mereka: "Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah," mereka menjawab: "(Tidak), tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami". "(Apakah mereka akan mengikuti juga), walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apa pun, dan tidak mendapat petunjuk?" ( QS Al Baqarah ayat 170 )


Para Shahabat ra ajmain dalam mengamalkan agama Islam sesuai dengan Kehendak Kehendak Allah SWT dan sesuai dengan sunnah sunnah Rasul saw. Dari hari kehari mereka semakin dekat saja dengan apa yang di Kehendaki Allah SWT , dari hari kehari kehidupan mereka semakin dekat saja dengan sunnah sunnah Rasul saw. Tidak hanya itu bahkan para Shahabat ra ajmain telah betul betul “menyatu” dengan Kehendak Allah SWT, apa saja yang diKehendaki Allah SWT mereka segera memenuhinya dengan penuh ridha, rela berkorban apa saja demi memenuhi Kehendak Allah SWT.

Saat ini ummat Islam ketika telah mencapai suatu puncak kemuliaan maka timbulnya adalah kesombongan. Keakuannya telah betul betul “menyatu” dengan jiwanya sehingga sangat sulit sekali untuk mengakui bahwa dirinya hanyalah seorang hamba belaka yang sesungguhnya tidak punya apa, tidak tahu apa apa, tidak bisa apa apa, bukan siapa siapa. Kita ini TIDAK ADA APA APANYA  dihadapan Allah SWT hanyalah hamba Allah SWT biasa sebagaimana hamba hamba Allah SWT lainnya.
Para Shahabat ra ajmain justru ketika mereka telah mencapai kesempurnaan hidup kesempurnaan Iman dan amal agama sangat takut sekali dan hatinya penuh dengan kekhawatiran. Ada Shahabat yang berandai andai jika dirinya hanyalah seikat rumput yang dimakan domba habis perkara, andai saja ia seekor burung yang terbang kian kemari tak takut hisab nanti atau ada juga yang berandai andai jika dia hanyalah sebatang pohon yang akan ditebang dan dibakar. Walau beberapa diantara mereka telah nyata nyata dijamin kehidupan syurga oleh Rasulullaah saw tetapi mereka tetap senantiasa harap harap agar selamat masuk syurga dan cemas jangan jangan amalannya tidak diterima ALLAH swt. Jika dua keadaan ini ada pada setiap hati orang yang beriman paka Allah SWT akan memenuhi harapannya dan menghilangkan kekhawatirannya.

Tidak heran saat ini mushibah dimana mana, ummat Islam walau jumlahnya banyak tetapi jadi mangsa musuh musuh Islam. Karena sudah “menyatu” dengan yahudi dan nashrani tidak ada bedanya . Sedangkan para Shahabat ra ajmain pada saat itu dengan Pertolongan Allah SWT telah menguasai dua pertiga dunia dengan kemuliaan dan ditakuti oleh musuh musuh Islam.
Maka untuk dapat berjaya kembali dan meraih kemuliaan hidup didunia dan akhirat tidak ada lain kecuali dengan semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT dan menghidup hidupkan kembali sunnah sunnah Rasul saw. Tidak cukup hanya itu , dari hari ke hari kita senantiasa berusaha semakin dekat dengan Allah SWT hingga  “menyatu” dengan Kehendak Kehendak Allah SWT ( bukan menyatu dengan wujud Allah SWT !!!), dan kehidupan kita betul betul “menyatu” dengan kehidupan sunnah sunnah Rasul saw, barulah pertolongan sepenuhnya akan datang kepada ummat Islam ini.

Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. ( QS Ali Imran ayat 31 )

Ya Allah mudahkan kami dalam menta’ati segala perintah perintah-Mu
Ya Allah mudahkan kami dalam menghidup hidupkan sunnah sunnah Rasul saw
Ya Allah beri kami kesempatan untuk mengajak kepada semua ummat manusia untuk mereka mau ta’at kepada-Mu dan hidup dengan cara sunnah Rasul saw
Ya Allah bimbinglah kami dan tolonglah kami dalam setiap urusan urusan kami
Aamiin ya Rabbal ‘alamiin



Kunjungi kami di http://drtamtomo.blogspot.com/
Mari amalkan apa yang sudah kita ketahui
Mari sampaikan pada semuanya saja apa yang sudah kita fahami

Sunday 27 March 2011

Siapakah yang ada didalam hati ini

Allah SWT Maha Pengasih dan Maha Penyayang, Maha Mengetahui segala galanya, apa yang ada didalam hati setiap insan, apa yang ada didalam rahim setiap wanita. Maha Mengetahui peristiwa peristiwa yang akan datang. Apabila Allah SWT Menghendaki sesuatu cukup dengan Mengatakan “ Kun ” maka wujudlah seketika apa yang di Kehendaki Nya itu. Kekuasaan Allah SWT meliputi segala sesuatu, seluruh makhluq bergantung kepada Nya sedangkan Dia Maha Berdiri Sendiri tidak membutuhkan kepada makhluq Nya. Bila Allah SWT berKehendak memuliakan seorang hamba Nya maka tak memerlukan apapun untuk memuliakan hamba tersebut sebaliknya bila Allah SWT berKehendak menghinakan seorang hamba Nya maka walau hamba tersebut memiliki segala galanya dalam dunia ini maka akan hinalah dia ditengah tengah kebesaran dunianya. Sebagaimana Bilal bin Rabah ra meski dia hanyalah seorang budak yang derajadnya disisi manusia layaknya hewan ternak saja , dipaksa bekerja tanpa upah dan disiksa tanpa mengenal perikemanusiaan sedikitpun, namun di sisi Allah SWT Bilal bin Rabah adalah seorang Shahabat yang dijamin syurga oleh Rasulullaah saw dan di akhir hayatnya menjadi seorang Gubernur di Damaskus. Sebaliknya Namrudz laknatullah alaih mati hina di atas singgasananya sendiri dengan kepala remuk dipukul beramai ramai oleh balatentaranya sendiri gara gara penyakit yang disebabkan hanya oleh seekor nyamuk betina yang pincang dan patah sebelah sayapnya.

Hati manusia , apa saja bisa masuk kedalam hati ini dan jika suatu perkara telah masuk kedalam hati ini maka akan mempengaruhi segala galanya. Cara berfikirnya, gaya hidupnya, keyakinannya, pembicaraannya, cara menyelesaikan semua masalah masalah hidupnya akan mengikuti apa yang ada didalam hati ini. Ketika akhir hayatnyapun maka ucapan yang terkeluar adalah apa saja yang ada didalam hati ini. Jika yang ada didalam hati adalah kebendaan kebendaan maka yang akan keluarpun kebendaan kebendaan juga sebagaimana kita memiliki satu botol susu, maka jika kita buka tutup botolnya dan ditumpahkan isinya akan keluar susu juga bukan yang lain.

Marilah kita tengok apa yang sebenarnya ada didalam hati ini. Ulama mengatakan untuk dapat mengetahui apa sebenarnya yang ada didalam hati ini adalah ketika datang suatu masalah apapun masalah itu maka siapa yang kita ingat pertama kali ? Makhluq kah atau Al Kholiq kah ? Ketika ada masalah yang datang kepada kita apakah kita yakin dengan amalan agama untuk menyelesaikannya ataukah kita yakin dengan cara cara yang selainnya. Apabila masalah datang menghadang diri kita apa yang ada dalam fikiran kita, adakah kita menyalahkan keadaan menyalahkan lingkungan dengan memaki makinya dan kecewa ataukah kita ikhlas serta beristighfar menyalahkan diri sendiri dan segera bertaubat kepada Allah SWT.

Hati ini hanyalah semata mata untuk “ Singgasana ” Nya Allah SWT , tak boleh ada satupun yang duduk di “Singgasana” Nya Allah SWT. Maka apapun atau siapapun yang kita dudukkan di dalam hati kita apalagi jika kita sangat mencintainya sebagaimana cintanya kepada Allah SWT meyakininya sebagai sesuatu yang memiliki kuasa dan kehendak pada diri kita, berarti kita telah menduakan tuhan.

Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat cinta kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat dzalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal). 
( QS Al Baqarah ayat 165 )

Jika suatu saat kita mendapat ujian musibah semisal penyakit maka hendaknya yang kita ingat pertama kali adalah Allah SWT, lalu segera ucapkan Istighfar mohon ampun atas segala salah dan dosa dosa kita selama ini. Langkahkan kaki kita untuk menuju tempat berwudlu dan laksanakan sholat hajad mohon sungguh sungguh kesembuhan dari Allah SWT.

dan apabila aku sakit, Dialah Yang menyembuhkan aku, 
( QS Asy Syu’araa’ ayat 80 )

Keluarkan shodaqoh kita dan berusaha mendapatkan pengobatan sesuai dengan sunnah Rasul , jika kita datang kepada seorang tenaga medis pastikan obat obatnya bukan dengan obat obatan yang haram ( mengandung alkohol/ethanol atau bahan dari babi )

Tidak heran saat ini banyak bermunculan rumah rumah sakit , ratusan ribuan tenaga medis maupun tenaga spesialis, obat obatan yang serba mutakhir dan peralatan yang serba canggih namun jumlah pasien semakin banyak saja dan macam macam penyakit semakin banyak bermunculan. Bagaimanapun pada saat itu pernah ada seorang thabib yang berpraktek di zaman Rasulullaah saw tetapi tidak mendapatkan pasien karena derajad kesehatan pada saat itu telah sempurna.
Tanpa sadar kita telah mempertuhankan makhluq yang sangat diyakini akan dapat menyembuhkan sakit jasmani kita, sementara kita punya ruhani yang sakit parah namun tetap saja tidak pernah dirasakan sama sekali. Padahal jasmani sehebat apapun dan sekuat apapun pada akhirnya akan menjadi tanah sedangkan ruhani akan kekal mempertanggung jawabkan segala amal perbuatannya dihadapan Mahkamah Maha Agung dengan Maha Hakim Allah SWT
Kalau sakit jasmani tempatnya adalah di Rumah Sakit Islam tetapi sakit ruhani tempatnya tidak ada lain adalah Rumah Sakit Iman yakni Masjid Masjid. Saat ini Rumah Sakit Islam pasien banyak berjejal jejal sebaliknya Rumah Sakit Iman yakni Masjid Masjid banyak yang kosong ditinggal pergi olah ummatnya. Tidak heran semakin banyak pasien pasien sakit jasmani terlebih lebih pasien sakit ruhani yang jauh lebih berbahaya.

Mari kita tengok hati kita masing masing, adakah didalam hati kita bersemayam keyakinan kepada makhluq ataukah hanya Keyakinan semata mata kepada Allah SWT. Adakah kita selama ini mempertuhankan makhluq ataukah memperTuhankan Allah SWT. Akan bisa dibuktikan dengan ujian dan cobaan yang datang dari Allah SWT baik berupa mushibah ataupun berupa kesenangan. Jika kita senantiasa ingat Allah SWT dengan ujian dan cobaan itu maka itulah yang dikehendaki namun jika semakin jauh dari Allah SWT maka kita perlu segera bertaubat dan segera memperbaiki diri dengan semakin mendekat kepada-Nya.

"Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang yang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir".   
( QS Al Baqarah ayat 286 )



Thursday 24 March 2011

Ikhwan Sejati dan Akhwat Sejati/Pria Sejati dan Wanita Sejati

oleh 'Bro Naufal pada 24 Maret 2011 jam 20:47

Wanita/Akhwat Sejati
Bukan dilihat dari kecantikan parasnya…
Tetapi dari kecantikan hati yang ada dibaliknya…
Akhwat Sejati…
Bukan dilihat dari bentuk tubuh yang mempesona…
Tetapi dari sejauh mana dia berhasil menutup tubuhnya…
Akhwat Sejati…
Bukan dilihat dari begitu banyaknya dia melakukan kebaikan…
Tetapi dari keikhlasannya memberikan kebaikan itu…
Akhwat Sejati…
Bukan dilihat dari seberapa indah lantunan suaranya…
Tetapi dari apa yang sering mulutnya bicarakan…

Akhwat Sejati…
Bukan dilihat dari keahliannya berbicara…
Tetapi dari bagaimana caranya berbicara….
Akhwat Sejati…
Bukan dilihat dari keberaniannya berpakaian…
Tetapi dari sejauh mana dia mempertahankan kehormatannya…
Akhwat Sejati…
Bukan dilihat dari kekhawatirannya digoda orang dijalan…
Tetapi dari kekhawatiran dirinya yang membuat orang tergoda…
Akhwat Sejati…
Bukan dilihat dari seberapa banyak dan besar ujian yang dijalani…
Tetapi dari sejauh mana dia menghadapi ujian dengan kesabaran…
Akhwat Sejati…
Bukan dilihat dari sifat supelnya bergaul…
Tetapi dari sejauh mana dia menjaga kehormatannya dalam bergaul…


Pria Sejati
Pria Sejati bukanlah dilihat dari bahunya yang kekar, tetapi dari kasih sayangnya pada orang disekitarnya.
Pria Sejati bukanlah dilihat dari suaranya yang lantang, tetapi dari kelembutannya mengatakan kebenaran.
Pria Sejati bukanlah dilihat dari jumlah sahabat di sekitarnya, tetapi dari sikap bersahabatnya pada generasi muda bangsa.
Pria Sejati bukanlah dilihat dari bagaimana dia di hormati di tempat bekerja, tetapi bagaimana dia dihormati di dalam rumah.

Pria Sejati bukanlah dilihat dari kerasnya pukulan, tetapi dari sikap bijaknya memahami persoalan.
Pria Sejati bukanlah dilihat dari dadanya yang bidang, tetapi dari hati yang ada dibalik itu.
Pria Sejati bukanlah dilihat dari banyaknya akhwat yang memuja, tetapi komitmennya terhadap akhwat yang dicintainya.
Pria sejati bukanlah dilihat dari jumlah barbel yang dibebankan, tetapi dari tabahnya dia mengahdapi lika-liku kehidupan.
Pria Sejati bukanlah dilihat dari kerasnya membaca Al-Quran, tetapi dari konsistennya dia menjalankan apa yang ia baca.

Wednesday 23 March 2011

Witing Tresna Jalaran Saka Kulina


Witing Tresna Jalaran Saka Kulina

Sebuah pepatah jawa yang menyebutkan bahwa “ Witing tresna jalaran saka kulina “ yang artinya kurang lebih tumbuhnya cinta itu dikarenakan sebab terbiasa .  Sedangkan sesuatu yang sudah menjadi kecintaan tidak akan pernah dilupakan, terasa semakin ni’mat dan menjadi asbab kebahagiaan. Seorang petani tua renta karena dia sangat mencintai pekerjaannya yaitu bercocok tanam di sawah atau dikebunnya maka dia tidak akan pernah lupa untuk selalu bangun pagi pagi sekali mempersiapkan segala sesuatunya untuk bekal berangkat ke sawah atau kebunnya.  Walau di usia nya yang sudah semakin renta namun pekerjaan itu dilakukannya dengan penuh keni’matan dan hatinya akan merasa bahagia jika telah berhasil menyelesaikan semua “kewajibannya” sebagai seorang petani.

Keajaiban cinta ini sungguh luar biasa, apapun dapat dikorbankan demi kecintaan ini. Petani tua itupun telah rela mengorbankan segalanya demi kecintaannya pada pertanian. Ia telah rela mengorbankan waktunya , mengorbankan hartanya bahkan mengorbankan badannya disengat teriknya matahari atau didera derasnya hujan dan bergelut dengan tanah lumpur. Semua itu tidak terasa sebagai beban melainkan terasa sebagai suatu keni’matan tersendiri yang hanya dia saja dapat merasakan keni’matan dan kebahagiaan itu. Semuanya ini berawal dari suatu hal yang biasa lalu dibiasakan dan kemudian menjadi terbiasa, lambat laun laun kebiasaan itu telah menumbuhkan rasa cinta yang pada akhirnya menjadi cinta yang luar biasa. Dengan ketekunan dan kesungguhan serta dipenuhi dengan hati yang sangat cinta maka tak heran akhirnya telah membuahkan hasil panen yang luar biasa .

Demikian juga bila kita mengamalkan suatu amal ibadah semisal sholat. Dari dulu sampai kini dan sampai akhir zaman sholat tetaplah seperti yang telah disunnahkan Rasulullaah saw tidak ada perubahan. Tetapi dengan senantiasa menjalankan sholat secara rutin maka dimaksudkan untuk semakin menumbuhkan rasa cinta didalam hati. Maka setiap kali sholat hadirkanlah perasaan cinta itu , cinta kepada amal sholat itu sendiri dan terlebih lebih cinta kepada Allah SWT yang telah memberi kita amal sholat. Demikian pula dengan seluruh amal amal lainnya manakala kita melaksakannya tumbuhkan dari dalam hati kita kecintaan terhadap amalan agama ini dan terlebih lagi kecintaan kepada Allah SWT yang telah menganugerahkan amalan ini kepada kita. Maka dari waktu kewaktu amalan amalan agama yang kita kerjakan akan semakin bermakna dan ada ruhnya bukan sekedar rutinitas karena dari waktu ke waktu semakin mendekatkan diri kita kepada Nya, dari waktu ke waktu kita semakin cinta saja kepada amal agama ini terlebih lebih lagi cinta kita kepada Dzat Yang Maha Mencintai .

Itulah sebabnya amal agama dari sejak dahulu sampai akhir zaman nanti tetap sama dan akan tetap sama tidak boleh dirubah namun dengan lagi dan lagi kita terus mengulang ulangnya akan menumbuhkan perasaan cinta dari dalam hati ini dan inilah salah satu pertanda bahwa pengamalan kita benar. Akan tetapi jika dari waktu kewaktu kita tidak semakin dekat dengan Allah SWT tidak ada getaran getaran cinta terhadap amal amal agama ini maka boleh jadi kita masih belum benar didalam pengamalan agama ini. Agama diciptakan oleh Allah SWT karena teramat cintanya Allah SWT kepada hamba hamba-Nya ini . Jika amal agama ini dikerjakan sesuai Kehendak Allah SWT dan sesuai contoh dari Rasulullaah saw maka pasti, pasti dan pasti akan membawa kebahagiaan , kemuliaan dan kecintaan.

31. Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah Aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. ( QS Ali Imran ayat 31 )

29. orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka kebahagiaan dan tempat kembali yang baik. ( QS Ar Ra’d ayat 29 )

30. Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan Kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, Maka Malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: "Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu". ( QS Fushshilat ayat 30 )

Ya Allah mudahkanlah kami dalam mengamalkan agama ini dengan istiqomah
Ya Allah tumbuhkan kecintaan pada amal amal agama ini dari dalam hati kami
Ya Allah anugerahkan kami cinta kepada Mu, cinta kepada Nabi Mu cinta kepada Agama Islam melebihi diatas segala gala cinta kami
Kabulkanlah do’a kami ya Allah Rabbal ‘aalamiin 



Thursday 10 March 2011

Ikhlas


Allah SWT Maha Mengetahui apa yang ada didalam hati setiap insan, Allah SWT Maha Mengetahui apa yang ada dalam rahim setiap wanita. Seluruh manusia dan jin berkumpul di suatu tempat untuk memohon kepada Allah SWT dengan bahasanya masing masing, maka Allah SWT Maha Mengetahui setiap permohonan hamba hamba-Nya itu dan Allah Maha Kuasa untuk mengabulkan semua permohonan hamba hamba-Nya dengan tidak mengurangi sedikitpun dari Khasanah-Nya melainkan seperti ujung jarum yang dicelupkan kedalam samudra luas membentang.
Seorang shahabat telah bertanya kepada Rasulullaah saw tentang hakikat ikhlas, maka Beliau tidak menjawabnya kemudian suatu saat Rasulullaah saw bertanya kepada malaikat Jibril as mengenai hakikat ikhlas tersebut, maka malaikat Jibrilpun tidak mampu memberikan jawabannya. Akhirnya malaikat Jibril as pun bertanya kepada Allah SWT apa sebenarnya hakikat ikhlas itu. Allah SWT berfirman bahwa ikhlas adalah rahasia dari rahasia-Nya . Kita tidak akan pernah mengetahuinya hingga kita nanti dihadapan Sang Hakim untuk mengetahui amalan amalan kita apakah diterima dengan penuh ridha atau tidak. Bisa saja terjadi amalan yang dikira sepele ternyata diterima di sisi Allah SWT dengan penuh ridha-Nya demikian pula amalan yang nampak dimata manusia sebagai amalan yang sangat luar biasa namun ternyata di sisi Allah SWT ditolak-Nya karena Allah SWT Maha Mengetahui akan niat hamba hamba-Nya.

Janganlah kita merendahkan suatu amalan agama sekecil apapun amalan agama itu dimata kita, karena bisa jadi hal itu adalah sangat besar nilainya di sisi Allah SWT, sebaliknya janganlah kita menyombongkan diri karena merasa telah berbuat amal yang sangat besar menurut keyakinan kita. Karena kesombongan kita itu maka amalan yang sebenarnya sangat mulia ini ternodai dengan kesombongan, dan akhirnya musnah binasa tanpa tersisa. Inilah usaha syaithan untuk membinasakan kita dengan menganggap remeh amal amal agama dan menumbuhkan rasa bangga diri, ujub dengan amal amal yang telah kita buat. Sedekah sebiji kurma dengan niat ikhlas semata mata mengharap ridha Allah SWT maka akan mendapat pahala yang nilainya melebihi besarnya gunung Uhud, sebaliknya hamba hamba Allah SWT yang pertama kali diadili justru adalah hamba hamba Allah SWT yang menurut perkiraan manusia adalah hamba hamba Allah SWT yang paling baik didunia yaitu seorang Ulama, seorang Dermawan dan seorang Pejuang agama. Semua mereka telah gagal dihadapan Allah SWT karena dalam hatinya ada keinginan lain selain ridha Allah SWT yakni popularitas dan kebanggaan diri dan sakit hatinya bila tidak mendapatkan popularitas itu yakni sebutan sebagai seorang Ulama yang bijaksana, sebutan sebagai Dermawan yang arif dan sebutan sebagai seorang Pejuang Agama yang gagah berani.

Ikhlas dalam beramal tidak saja diawal melainkan juga harus dikoreksi niat tersebut pada perjalanan amal dan pada akhir dari beramal. Maka sebaiknya untuk orang awam seperti kita, setelah beramal kita terus banyak banyak beristighfar agar keburukan dari niat kita diampuni Allah SWT dan kebaikan dari amal ini diterima Allah dan disempurnakan-Nya.

Jangan pernah berputus asa dalam beramal dan jangan pernah merasa rendah diri dengan amalan amalan yang sementara ini kita baru mampu kerjakan. Jangan putus asa dari Rachmat Allah jika suatu saat kita tersalah berbuat khilaf dan dosa. Allah sangat murka kepada hamba hamba-Nya yang gampang menyerah dan gampang putus asa . Segera beristighfar kepada Allah SWT dan berprasangka baik kepada-Nya , bertobat dan yakinlah bahwa pintu pintu kebaikan selalu ada bagi orang orang yang benar benar ingin memperbaiki dirinya.

Walau kita tak pernah tahu persis apa ikhlas itu tetapi Ulama telah memberitahukan kepada kita ciri dan tanda amalan yang ikhlas. Contoh gambaran amalan yang ikhlas adalah ( maaf ) sebagaimana kita buang hajat maka kita tidak ingin membangga banggakan kotoran tersebut kepada orang orang. Kita bahkan menutup rapat rapat agar semua orang tidak mengetahuinya dan kita juga tak pernah mau mengingat ingat apa apa yang telah kita keluarkan. Maka ikhlas pun juga demikian tidak ingin rasanya dan bahkan sangat malu jika diketahui amalan kita oleh orang banyak. Dan kita tidak mengingat ingat apa apa yang sudah diamal tetapi apa yang belum kita buatlah yang kita terus risaukan. Contoh gambaran ikhlas lainnya adalah ketika kita sedang tidur maka sangat khusyuk sekali , tidak ada keinginan apapun selain tidur itu sendiri jika sudah sangat mengantuk sekali.  Tawaran tawaran apapun akan kita tolak dengan tegas jika kita sangat lelah dan kantuk . Maka ikhlas demikian juga hanya ridha Allah saja yang kita maui bukan yang lainnya

Ya Allah anugerahkan kami hakikat niat Ikhlas kedalam hati ini
Terimalah seluruh amal amal kami dengan penuh ridha-Mu
Ampuni segala kesalahan dan kekhilafan serta dosa dosa kami
Baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja
Baik dosa kecil maupun dosa dosa yang besar
Hanya Engkau sajalah wahai Allah Dzat Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
Hanya Engkau sajalah wahai Allah Dzat Yang Maha Pengampun atas segala dosa dosa kami.
Aamiin ya Rabbal aalamiin.