Dakwah Maksud Hidup


widgeo.net

Saturday 29 January 2011

KEAJAIBAN MATEMATIS ALQUR'AN, TANDA KEBESARAN ALLAH BAGI MANUSIA YANG BERAKAL!

oleh Muhammad Demas Amrullah pada 29 Januari 2011 jam 23:29

Dan jika kamu meragukan (Al-Qur'an) yang Kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad), maka buatlah satu surah semisal dengannya dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar. Jika kamu tidak mampu membuatnya, dan (pasti) kamu tidak akan mampu, maka takutlah kamu akan api neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu yang disediakan bagi orang-orang kafir. (QS. Al-Baqarah : 23-24)

KEAJAIBAN MATEMATIS DALAM AL-QUR'AN (I)

1. SATU HARI
Kata "satu hari" (yaum) digunakan 365 kali dalam Al-Qur'an. Angka 365 tidak hanya menunjukkan jumlah hari dalam kalender, tetapi juga memperlihatkan hubungan astronomis antara bumi kita dan matahari. Ketika bumi selesai mengelilingi matahari, putaran pada porosnya berjumlah 365 hari. Dengan kata lain, saat bumi menyelesaikan siklus peredaran terhadap matahari, berarti kita telah melewati 365 hari. Penggunaan kata "satu hari" sebanyak 365 kali dalam Al-Qur'an sangat penting karena revolusi bumi mengelilingi matahari memakan waktu 365 hari.

Kata "Satu hari" dalam Al-Qur'an                                                         365
Jumlah hari yg diperlukan bumi untuk berevolusi                                 365
terhadap matahari

2. HARI-HARI
Kata "satu hari" digunakan 365 kali, sedangkan bentuk jamaknya (ayyam, yaumun) digunakan 30 kali. Ini menunjukkan jumlah hari dalam satu bulan, yaitu 30. Maka penyebutan kata "hari" (yaum) sebanyak 365 kali dan bentuk jamaknya (ayyam, yaumun) sebanyak 30 kali mengandung makna tersendiri.
Dalam kalender matahari (solar/syamsiyyah), satu bulan terdiri dari 30 atau 31 dan dalam kalender bulan (lunar/qamariyyah), satu bulan memiliki 29 atau 30 hari. Dengan demikian, angka 30 merupakan titik temu antara kedua kalender ini. Di kalangan masyarakat tempat Al-Qur'an diperkenalkan, kalender lunarlah yg digunakan sehingga pencantuman "30" amat berarti. Bulan sebagai satelit langit, menghabiskan 29,53 hari untuk menggenapi sebulan. Angka tersebut dibulatkan menjadi 30. Dengan keajaiban matematis ini, kita bersaksi bahwa Al-Qur'an menghitung perputaran ini dengan tepat. Seperti halnya bumi yg mengelilingi matahari tepat dalam 365,25 hari. Angka tersebut dibulatkan menjadi 365.

Hari-hari (jamak) dalam Al-Qur'an                     30
Jumlah hari dalam sebulan                                30

3. DERIVASI KATA HARI
Semua derivasi kata "hari" digunakan sebanyak 475 kali. Angka 475 sama dengan 19 x 25. Satu hari merupakan hasil kerja sama bumi dan matahari. Bumi berevolusi pada porosnya 365 kali sambil menyelesaikan peredarannya terhadap matahari, dan selama waktu tersebut matahari jg berevolusi pada sumbunya sendiri. Sementara bumi berevolusi 365 kali, berapa matahari melakukannya? Tepat 25 kali. Angka ini, yg memperlihatkan keajaiban yg mudah dipahami, tetapi tak mungkin ditiru, belum terungkap pada waktu Al-Qur'an diturunkan. Masyarakat tidak mengetahuinya. Suatu mukjizat bahwa Al-Qur'an menunjukkannya melalui penyebutan angka berulang-ulang, dan fakta bahwa angka tersebut mengindikasikan hal yg belum diketahui pada masa itu pun merupakan keajaiban.
Di lain pihak, angka 19, yg kemudian dikalikan dengan 25, memegang peranan penting dalam konteks konsep hubungan matahari/bumi dengan hari. Siklus Meton (yaitu ketika matahari, bumi, dan bulan berada di garis yg sama) terjadi sekali dalam 19 tahun. Dapat disimpulkan bahwa matahari berputar sebanyak 19 x 25 = 475 kali dalam satu siklus Meton. Ya persis 475 kali. Angka ini sama dengan jumlah kemunculan derivasi kata "hari" dalam Al-Qur'an.

Semua derivasi kata "hari"                                            475 (25 x 19)
Berapa kali matahari berputar dalam setahun?                     25
Berapa kali matahari berputar pada porosnya             475 (25 x 19)
dalam satu Siklus Meton?

4. TAHUN
Derivasi kata "tahun" (sanah, sinin) disebutkan 19 kali dalam Al-Qur'an. Kalender solar dan lunar memerlukan koreksi karena tahun kabisat. Ketika bumi beredar mengitari matahari sebanyak 365 kali, bulan mengelilingi bumi dan porosnya sendiri sebanyak 12 kali. Namun, tatkala bumi telah selesai berevolusi dan hendak memulai lagi, bulan belum merampungkan tugasnya. Bumi dan bulan membutuhkan 19 tahun untuk bertemu di titik awal yg sama. Siklus 19 tahun ini disebut siklus Meton. Kalender lunar, yg disusun kembali setiap 19 tahun sekali, akhirnya memiliki 7 tahun kabisat (365 hari) dan 12 tahun biasa (364 hari) selama periode ini. Karakteristik mukjizat lainnya yg mengejutkan adalah bahwa kata tahun tunggal (sanah) digunakan 7 kali, sedangkan bentuk jamaknya (sinin) sebanyak 12 kali dalam Al-Qur'an. Semua derivasi kata "tahun" disebutkan 19 kali, suatu indikasi siklus Meton.Bumi berada segaris dengan matahari dan bulan 19 tahun sekali. Dalam Al-Qur'an, kata "matahari" dan "bulan" digunakan dalam ayat yg sama tepat 19 kali; angka yg sama untuk satu "siklus Meton", yg juga sama dengan jumlah kemunculan kata "tahun" dalam Al-Qur'an. Fakta yg menarik adalah bahwa pada kali ke-19, kedua kata ini disebutkan bersamaan dalam ayat berikut :

"Lalu matahari dan bulan dikumpulkan." (QS. Al-Qiyamah : 9)

Kata "Tahun" dalam Al-Qur'an                              19
Berapa tahunkah satu siklus Meton terjadi?         19

Kecocokan makna dengan konkordasi matematis ini merupakan keajaiban. Sekarang mari kita lihat tabel ayat yg mencantumkan kata "matahari" dan "bulan" bersamaan (dalam surah ke 41, ayat 37, kata-kata itu disebutkan dua kali).

Pengulangan (ke-)       Surah        Ayat
       1                              6              96
       2                              7              54
       3                             10              5
       4                             12              4
       5                             13              2
       6                             14             33
       7                             16             12
       8                             21             33
       9                             22             18
      10                            29             61
      11                            31             29
      12                            35             13
      13                            36             40
      14                            39              5
      15                            41             37
      16                            41             37
      17                            55              5
      18                            71              6
      19                            75              9

Bila kita jumlahkan semua nomor surah dan ayat akan didapatkan 1.083 = 19 x (19 x 3)
Harap diingat bahwa konkordansi ini merupakan hasil perkalian 19. Keajaiban matematis dalam Al-Qur'an muncul dengan sendirinya dalam jumlah surah dan ayat. Ini membuktikan bahwa susunan urutan Al-Qur'an yg ajaib bahkan meliputi jumlah surah dan ayat.

5. HARI ITU DAN HARI KEBANGKITAN
Kita telah membuktikan kata-kata "hari" dalam Al-Qur'an, baik tunggal, jamak, maupun derivasinya, membentuk pola menakjubkan. Terlepas dari itu, frasa-frasa yg mengandung kata itu juga menghasilkan keajaiban matematis. Contohnya, kita melihat keajaiban ini dalam frasa seperti "hari itu" yg digunakan untuk merujuk akhir dunia (yauma idzin) dan "hari kebangkitan" (yauma qiyamah). Kedua frasa ini masing-masing digunakan 70 kali.

Hari itu                                70
Hari kebangkitan                70

6. BULAN (BENDA LANGIT)
Kata bulan (qamar), sebagai benda langit, beserta derivasinya dicantumkan tepat 27 kali dalam Al-Qur'an. Jumlah tersebut sama dengan siklus ekliptik bulan terhadap bumi. Al-Qur'an mengindikasikan bahwa baik matahari maupun bulan beredar pada jalurnya sesuai dengan hitungan (QS. Al-Rahman : 5). Definisi matahari dan bulan dalam peristilahan matematika ini menarik. Dan kata "bulan" sebagai benda langit disandikan secara matematis dalam Al-Qur'an.

Kata "Bulan" dalam Al-Qur'an                                      27
Berapa lama siklus ekliptik bulan berlangsung?           27

7. BULAN (PENANGGALAN)
Revolusi bumi mengelilingi matahari berlangsung selama 365 hari, sedangkan revolusi bulan mengitari bumi memerlukan 12 bulan dalam kalender lunar. Al-Qur'an menyatakan bahwa satu tahun terdiri dari 12 bulan. Di lain pihak, kata "sebulan" (syahr) juga disebutkan 12 kali dalam Al-Qur'an untuk menunjukkan adanya dua belas bulan dalam setahun. Ayat berikut menyebutkan hal itu :

"Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas bulan." (QS. Al-Taubah : 36)

Sebulan                                                                                  12
Jumlah bulan (penanggalan) atau jumlah revolusi                 12
bulan (benda langit) mengelilingi bumi dalam setahun     

8. TAHUN PENDARATAN DI BULAN

Saat (Hari Kiamat) semakin dekat, bulan pun terbelah. (QS. Al-Qamar : 1)

Salah satu tanda terpenting adalah ayat pertama Surah Al-Qamar diatas. Demi mendapatkan pemahaman lebih baik, marilah kita merenungi konotasi kata Arab "syaqqa" yang diantara bermacam-macam maknanya adalah "terpisah". "terbelah", "retak", dapat juga diartikan mengeruk tanah. Salah satu kejadian terpenting saat pendaratan manusia ke bulan adalah pengambilan contoh tanah bulan. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, permukaan bulan dirobek manusia. Kata "syaqqa" mungkin mengacu pada proses ini.
Jumlah ayat yg dihitung sejak ayat ini sampai akhir Al-Qur'an adalah 1.389 ayat. Tahun 1389 dalam kalender Muslim adalah tahun 1969 dalam kalender Masehi. Pada tahun tersebut, manusia mendarat di bulan untuk pertama kalinya. (Di lain pihak, angka 1.389 juga dapat menunjukkan bahwa manusia akan mendarat di bulan 1.389 tahun setelah ayat ini atau setelah Al-Qur'an diturunkan Allah.

Berapa jumlah ayat sejak awal Surah Al-Qamar sampai akhir Al-Qur'an                          1.389
Tahun berapa dalam kalender Muslim manusia mendarat di bulan pertama kali               1.389

9. RASIO LUAS DARATAN DAN LAUTAN
Kata "lautan" (al-bahr) digunakan 32 kali dalam Al-Qur'an. Kata "al-bahr" digunakan baik untuk laut maupun perairan lain seperti danau dan sungai. Kata "al-barri" (daratan) disebutkan 12 kali dalam Al-Qur'an.Luas permukaan bumi 510 juta kilometer persegi. Kira-kira 360 juta kilometer terdiri dari air, seperti laut, danau, dan lain-lain. Selain itu, 15 juta kilometer merupakan lempengan es; jika kita tidak memasukkan lapisan es ini dalam hitungan, berarti 135 juta kilometer persegi adalah daratan.Rasio kata "al-bahr" (lautan) dan "al-barri" (daratan) dalam Al-Qur'an adalah 12/32 = 0,375. Rasio daratan dan lautan di bumi adalah 135/360 = 0,375. Maka terdapat suatu harmoni yg sangat menarik antara kemunculan kata-kata tersebut dalam Al-Qur'an dan fenomena yg ada di bumi.

Kata "Daratan" dalam Al-Qur'an                                        12                                   Rasio 12/32 = 0,375
Kata "Lautan" dalam Al-Qur'an                                          32
Daratan (tidak termasuk lapisan es)                   135 juta kilometer persegi            Rasio 135/360 = 0,375
Lautan                                                                 360 juta kilometer persegi

10. KATA KE-309
Surah ke-18, Al-Kahfi, membahas kisah 7 orang yg tidur dalam sebuah gua selama 300 tahun dan 9 tahun ditambahkan pada kurun waktu itu. Para pemuda yg menghuni gua disebutkan dalam ayat ke-9 surah ke-18. Hingga ayat ke-25, semua ayat menceritakan para pemuda ini, dan ayat ke-25 mengatakan bahwa mereka tinggal dalam gua selama 300+9 tahun. Sejak awal petualangan para pemuda ini sampai akhir waktu mereka tinggal dalam gua, kisah tersebut disampaikan dengan 308 kata dan kata yg ke-309 adalah 300+9 tahun, yaitu waktu yg telah mereka habiskan selama di gua tersebut. Inilah ayat yg dimaksud :

Dan mereka tinggal dalam gua selama tiga ratus tahun ditambah sembilan tahun.(QS. Al-Kahfi : 25)

Berapa tahun para pemuda tinggal dalam gua?                                                           309
Berapa kata yg digunakan sejak awal yg mengisahkan para pemuda                         309
itu sampai waktu tinggal mereka di gua berakhir?

11. TUJUH LANGIT
Al-Qur'an menyampaikan kepada kita bahwa langit diciptakan dalam tujuh lapis. Istilah "tujuh langit" disebutkan tujuh kali dalam Al-Qur'an;
1. QS. Al-Baqarah : 29
2. QS. Al-Isra' : 443. QS. Al-Mu'minun : 86
4. QS. Fushshilat : 12
5. QS. Al-Thalaq : 12
6. QS. Al-Mulk : 3
7. QS. Nuh : 15

Tujuh langit                                                                                                         7
Angka yg disebutkan Al-Qur'an untuk menunjukkan jumlah langit                     7

12. NOMOR ATOM BESI
Mari kita lihat ayat pertama yg menyebutkan keutamaan dan sifat-sifat besi :

Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan bukti-bukti yg nyata dan Kami turunkan bersama mereka kitab dan neraca (keadilan) agar manusia dapat berlaku adil. Dan Kami menciptakan besi yg mempunyai kekuatan hebat dan banyak manfaat bagi manusia, dan agar Allah mengetahui siapa yg menolong (agama)-Nya dan rasul-rasul-Nya walaupun (Allah) tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Mahakuat, Mahaperkasa. (QS. Al-Hadid :25)

Al-Qur'an menunjukkan keajaiban matematis lain dengan memperlihatkan nomor atom besi, 26, dalam berbagai cara.
1. Dalam Al-Qur'an, setiap huruf memiliki nilai matematis. Nilai matematis untuk kata besi (hadid) adalah 26.
Ha = 8
Dal = 4
Ya = 10
Dal = 4
Total 26

2. Ayat yg merujuk pada besi merupakan ayat ke-25 dalam Surah Al-Hadid. Bila basmalah kita hitung juga, maka angkanya adalah 26.

3. Nama Allah yg disebutkan dalam surah ini untuk ke-26 kalinya berada pada ayat yg sama. Nomor atom sebuah unsur adalah karakteristik utama unsur tersebut dan ditentukan oleh jumlah protonnya, yg merupakan pembangun unsur itu. Sejak awal Surah Al-Hadid sampai ayat terakhir dalam surah tersebut yg berhubungan dengan besi, kata Allah tercantum 26 kali.


Nilai matematis kata "Besi"                                                                            26

Nomor atom besi                                                                                           26

Berapa kali kata "Allah" tertera sejak awal surah sampai akhir                    26

ayat ke-25, satu-satunya ayat yg menyebutkan ciri-ciri besi?

13. ISOTOP BESI
Selain nomor atom besi disiratkan dalam surah yg menyebutkan besi, terdapat pula tanda lain mengenai isotop besi dalam surah tersebut.Kata "al-hadid", yg mengacu pada besi tertentu, memiliki nilai matematis 57. Artikel "al" sama dengan "the" dalam bahasa Inggris. Ketika kata hadid digunakan dengan artikel "al", untuk merujuk pada besi tertentu, nilai matematisnya menjadi 57.
Alif = 1
Lam = 30
Ha = 8
Dal = 4
Ya = 10
Dal = 4
Total 57

1. Surah Al-Hadid adalah surah ke-57 dalam Al-Qur'an. Dan 57 adalah salah satu isotop besi.

2. Surah Al-Hadid adalah surah ke-58 dihitung dari akhir Al-Qur'an. Isotop besi lainnya adalah 58.

3. Surah ini terdiri dari 29 ayat. Keseluruhan menjadi 30 jika Basmalah dihitung. Kedua angka ini (29 dan 30) sama dengan jumlah neutron dua isotop besi dari total empat isotop. Frekuensi kata Allah dalam surah ini menunjukkan jumlah neutron dari isotop lainnya.

Besi (al-hadid)                                                      57
Salah satu isotop besi                                          57
Surah ke berapakah Al-Hadid itu?                        57

14. DERAJAT TERTINGGI
Salah satu ayat Al-Qur'an menyatakan bahwa Allah memiliki derajat mahatinggi. Ayat tersebut adalah :

(Dialah) Yang Mahatinggi derajat-Nya, yg memiliki Arasyi, yg menurunkan wahyu dengan perintah-Nya kepada siapa yg Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya, agar memperingatkan (manusia) tentang hari pertemuan (hari Kiamat). (QS. Al-Mu'min : 15)

"Rafi'i al-Darajat" diterjemahkan "Yang Mahatinggi derajat-Nya", tetapi jg dapat diartikan "yang meninggikan derajat". Kata "Rafi'i" menunjukkan kemuliaan dan kata "al-Darajat" menunjukkan kedudukan. Nilai matematis "Rafi'i", yg menyatakan derajat tertinggi, adalah 360. Angka ini ekuivalen dengan derajat tertinggi yg diterima secara konvensional di alam semesta. Nilai matematisnya adalah sebagai berikut :
Ra = 200
Fa = 80
Ya = 10
'Ain = 70
Total 360

Rafi'i                                                                                                                       360
Derajat tertinggi yg diterima secara konvensional di alam semesta                      360

15. SURAH TENTANG LEBAH MADU
Kita amati bahwa lebah madu disebut secara lebih spesifik dibandingkan dengan hewan lain dalam Al-Qur'an. Banyak binatang dalam Al-Qur'an, tetapi hanya lebah dan perannya yg dibicarakan secara khusus. Surah tersebut bernomor urut 16 dan bernama Al-Nahl. Nomor surah ini sama dengan jumlah kromosom lebah jantan. Jumlah kromosom lebah betina adalah (2n) yg sama dengan 32 (16x2). Maka nomor urut surah mengindikasikan jumlah kromosom. Jumlah kromosom tidak dapat dirubah, seperti juga nomor atom suatu unsur. Di mana pun di dunia ini, kromosom lebah jantan berjumlah 16 dan setiap lebah betina memiliki 32 kromosom. Di lain pihak, jumlah ayat dalam surah ini adalah 128. Artinya, 8 kali jumlah kromosom lebah jantan (16) dan juga 4 kali jumlah kromosom lebah betina (32). Seperti halnya nomor urut surah ini, jumlah ayatnya jg proporsional dengan jumlah kromosom lebah.Dalam surah ini, ayat 68 dan 69 menyebut lebah. Ayat 68 terdiri dari 13 kata. Bila kita menghitung kata dari awal surah ini sampai kata lebah (nahl) dalam ayat 68, seluruhnya berjumlah 884 huruf. Mari kita lihat apakah angka ini mengandung makna. Angka ini sama dengan nomor ayat (68) dikalikan jumlah kata (13) dalam ayat tersebut (68x13=884). Mungkinkah ini suatu kebetulan? Al-Qur'an memperlihatkan keajaiban matematisnya dalam berbagai cara.

Berapa nomor urut Surah Al-Nahl?                                            16                         
Berapa jumlah ayat dalam Surah Al-Nahl?                         128 (16 x 8)
Jumlah kromosom lebah jantan                                                 16
Jumlah kromosom lebah betina                                            32 (16 x 2)

16. DUNIA DAN AKHIRAT
Al-Qur'an membahas dua kehidupan : di "dunia" (dunya) yg fana dan di "akhirat" (akhirah) yg abadi. Hubungan antar dua kata ini sangat jelas di dalam Al-Qur'an. Kedua kata ini, yg terkadang disebutkan bersamaan dalam satu ayat dan terkadang terpisah, masing-masing disebut sebanyak 115 kali.

Dunia                                                 115
Akhirat                                               115

17. MALAIKAT DAN IBLIS
Bila orang ditanya, apa yg terlintas dalam benaknya ketika mendengar lawan kata "malaikat", kebanyakan akan menjawab "iblis". Semua derivasi kedua kata yg saling berkaitan ini (malaikat/iblis) muncul masing-masing 88 kali dalam Al-Qur'an. Hal yg menarik untuk dicatat adalah bahwa bentuk paling sering dari kedua kata ini, "al-syaithan" dan "al-mala'ikat" digunakan masing-masing 68 kali dalam Al-Qur'an.

Malaikat                                         88
Iblis                                                88

18. MANFAAT DAN KERUSAKAN
Kata "manfaat" (naf') beserta semua derivasinya disebut 50 kali dalam Al-Qur'an. Begitu pula kata "kerusakan" (fasad) berikut seluruh derivasinya disebutkan 50 kali dalam Al-Qur'an. Kerusakan (fasad) adalah kejahatan sosial dan dikutuk oleh Al-Qur'an. Seseorang tidak dapat meraih manfaat (naf') dari kerusakan (fasad). Hasil kerusakan adalah kebalikan dari manfaat.

Manfaat                                           50
Kerusakan                                       50

19. PERBUATAN KEJI, PERMUSUHAN, DAN MURKA
Kata "perbuatan keji" yg mengarah pada kejahatan seksual (fahsya') dan derivasinya tercantum 24 kali dalam Al-Qur'an. Kata "permusuhan" (baghi) dan semua derivasinya juga tertera 24 kali. Mengingat perbuatan ini dimurkai Allah, kata "murka" (ghadhab) pun tercantum 24 kali dalam Al-Qur'an. Hubungan antara kata "perbuatan keji" (fahsya') dan "permusuhan" tampak jelas dalam ayat berikut :

Dan Dia melarang melakukan perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. (QS. Al-Nahl : 90)

Perbuatan keji                                     24
Permusuhan                                        24
Murka                                                  24

20. DOSA DAN PERBUATAN KEJI
Dalam Al-Qur'an, kata "dosa" (rijs) dan "perbuatan keji" (rizj) memiliki pelafalan dan ejaan sama : kata "rijs" berarti dosa yg disebabkan tangan manusia, sedangkan "rizj" berarti dosa yg disebabkan perbuatan keji manusia. Kedua kata ini muncul 10 kali.

Dosa                                                         10
Perbuatan keji                                          10




Katakanlah, "Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa (dengan) Al-Qur'an ini, mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengannya, sekalipun mereka saling membantu satu sama lain." (QS. Al-Isra' : 88)

Malaikat Maut bertanya kepada Allah

Seorang hamba yang sholech senantiasa taat kepada Allah SWT sedang menghadapi sakaratul maut . Sedemikian beratnya sakaratul maut yang dialaminya sehingga terasa tenggorokan seolah terbakar, maka saat saat akhir menjelang kepergiannya hamba Allah tersebut telah minta segelas air minum yang dingin. Hampir saja gelas itu menyentuh bibirnya yang kering, tiba tiba gelas terjatuh dan dalam keadaan yang sangat kecewa malaikat maut telah diperintah Allah SWT untuk mencabut nyawanya.

Pada saat lainnya ada seorang hamba Allah yang tidak beriman juga menjelang sakaratul maut. Akhir dari kehidupannya dia ingin sekali meni’mati ikan laut, padahal ikan yang dia inginkan mustahil ada dikampungnya. Namun Allah SWT telah perintah satu malaikat untuk mengambil ikan tersebut di laut dan menyamar sebagai penjual ikan. Setelah dibeli dan dimasak maka dengan lahapnya ikan tersebut disantap habis. Dalam keadaan sangat puas karena keinginannya terpenuhi maka malaikat maut telah diperintah untuk mancabut nyawanya.

Atas dua kejadian ini malaikat maut telah bertanya kepada Allah SWT. Mengapa orang yang sholech dimatikan dalam keadaan kecewa sementara orang yang tidak beriman justru sebaliknya yakni dipuaskan keinginannya baru kemudian dimatikan.
Allah SWT kemudian menjelaskan bahwa hamba yang sholech itu adalah hamba yang sangat dicintai Allah SWT karena senantiasa taat , hanya saja pernah sekali berbuat dosa. Karena cinta dan sayangnya Allah SWT kepada hamba tersebut Allah SWT tidak tega hamba itu akan mendapat balasan di akhirat . Maka pada akhir hidupnya telah dibersihkan dosanya itu dengan sedikit kekecewaan . Sebaliknya hamba Allah yang tidak beriman itu sangat sangat dibenci Allah karena kekafirannya, akan tetapi pada saat hidupnya pernah sekali berbuat baik . Allah SWT tidak suka jika kebaikannya dibalas diakhirat maka ditunaikan semua hajatnya didunia ini . Apapun yang menjadi keinginan dari orang kafir itu dipenuhi oleh Allah SWT walaupun keinginan itu sangat musykil , selanjutnya di akhirat dia akan diadzab dengan adzab yang sangat pedih dan kekal abadi .

Hikmah dari kisah di atas  adalah hendaknya kita jangan berprasangka buruk jika dalam hidup kita sering mangalami kekecewaan ataupun musibah. Bisa jadi semuanya itu hanyalah bentuk kasih sayang Allah SWT kepada diri kita untuk membersihkan seluruh dosa dosa yang telah kita perbuat agar nanti diakhirat kelak tidak merasakan sedikitpun pembalasan terhadap dosa dosa kita . Sebaliknya kita jangan merasa iri terhadap kesenangan kesenangan yang diperoleh orang orang kafir .  Semuanya itu hanyalah pembalasan didunia saja setelah itu mereka akan dipaksa menerima adzab yang sangat pedih dan kekal abadi di dalam neraka jahannam karena kekafirannya.  Apalah arti sedikit penderitaan didunia yang fana ini dibandingkan kebahagiaan yang kekal abadi yang akan diberikan kepada hamba hamba-Nya yang berIman , buat apa kesenangan yang semu dan sesaat saja bila akhirnya harus menderita untuk selama lamanya.

Janganlah sekali-kali kamu menujukan pandanganmu kepada kenikmatan hidup yang telah Kami berikan kepada beberapa golongan di antara mereka (orang-orang kafir itu), dan janganlah kamu bersedih hati terhadap mereka dan berendah dirilah kamu terhadap orang-orang yang beriman.
( QS Al Hijr ayat 88 )

Sesungguhnya Allah memasukkan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Dan orang-orang yang kafir itu bersenang-senang (di dunia) dan mereka makan seperti makannya binatang-binatang. Dan neraka adalah tempat tinggal mereka.
( QS Muhammad ayat 12 )

 (Bagi mereka) kesenangan (sementara) di dunia, kemudian kepada Kami-lah mereka kembali, kemudian Kami rasakan kepada mereka siksa yang berat, disebabkan kekafiran mereka.
( QS Yunus ayat 70 )


Ya Allah lindungi kami dari fitnah dunia dan fitnah Dajjal
Selamatkan kami dari siksa api neraka jahannam
Masukkan kami ke dalam syurga Mu dengan Rachmat Mu
Aamiin ya Allah Rabbal ‘aalamiin.

Andai hujan ini

Malam ini rintik rintik hujan telah membasahi bumi

Titik titik airnya berkumpul bersatu lalu mengalir dengan derasnya
Angin sejuk pun terus bertiup menerpa dedaunan dan pohon pohonan
Sesekali kilat menyambar dan gemuruh petir yang menggelegar
Tampak manusia manusia hilir mudik dalam hujan rintik rintik
Berlari lari kecil menerjang riak di jalanan

Andai titik titik air hujan di malam ini
Mampu melarutkan titik titik dosa di hati ummat manusia
Andai angin sejuk yang bertiup di malam ini
Mampu menggugah kesadaran akan arti cinta dalam kehidupan
Andai air yang deras mengalir di muka bumi ini
Mampu mengikis habis kesombongan ummat manusia

Tentu esok matahari akan tersenyum
Menyaksikan pemandangan yang benar benar indah
Hati hati yang bersinar bagai intan berlian
Cinta dan kasih sayang bertebaran dimana mana
Jiwa jiwa yang dipenuhi kepuasan bathin
Dalam rengkuhan Rachmat Allah SWT

Hujan tetap turun dan akan terus turun
Hingga sampai hari dipenghujung zaman
Namun manusia tetap tidak berubah
Mungkin sebab manusia tak pernah menyadari dan mengakui
Kalau hujan adalah rachmat dari Nya
Yang ada keluh kesah, kejengkelan dan makian pada hujan

Friday 28 January 2011

Pemuda Ahli Yakin, …….


Di suatu kerajaan ada seorang raja yang sangat bijaksana dan adil, dia memerintah dengan penuh rasa amanah sehingga seluruh rakyatnya sangat mencintai raja tersebut . Namun pada suatu hari raja kelihatan sangat sedih entah apa yang menjadi kegelisahannya. Nampak dari raut wajahnya seperti memikirkan sesuatu yang sangat serius . Penasehat raja kemudian dengan taqdim telah menanyakan kepada baginda raja apa yang menjadi kerisauannya sehingga beliau nampak gelisah.


Baginda raja lalu dengan penuh keprihatinan menyampaikan permasalahan yang saat itu masih menjadi beban fikirannya. Kata baginda raja : “ Wahai penasehatku yang bijak, engkau tahu bahwa aku sudah tua sewaktu waktu Allah SWT akan memanggilku pulang menghadap Nya, namun aku risau siapa yang akan menggantikan kedudukanku sebagai raja di kerajaan kita ini.” Memang bisa difahami kerisauan dan kegelisahan baginda raja karena bagi dirinya kekuasaan ini adalah amanah dari Allah SWT dan pasti nanti akan dimintai pertanggung jawaban dihadapan Hakim Yang Maha Agung yakni Allah SWT di yaumil hisab. Seandainya penerus raja adalah orang yang tidak amanah bagaimana nanti nasib rakyatnya dan bagaimana beratnya beban tanggung jawab di hadapan Ilahi.

Penasehat raja sangat memaklumi pemikiran beliau yang memang seperti itulah sewajibnya seorang pemimpin negara. Kata baginda raja : “ Aku ingin penggantiku nantinya seorang yang memiliki kesempurnaan Iman dan yakin sepenuhnya tanpa ada keraguan sedikitpun dengan Janji Janji Allah dan Rasulullaah saw, tetapi bagaimana caranya aku dapat mengetahuinya.”
Penasehat raja yang seorang ulama itupun lalu berfikir keras bagaimana cara mendapatkan orang yang memiliki kualitas tersebut dan bagaimana cara mengujinya. Alhamdulillaah Allah SWT memberikan petunjuknya kepada penasehat raja yang kemudian disampaikan pada baginda raja. Dengan berbisik , ulama itupun telah menyampaikan sebuah gagasan yang cemerlang, baginda rajapun terlihat sangat gembira dengan usulannya itu.

Atas usulan penasehat raja maka dibangunlah sebuah menara yang cukup tinggi dan diadakanlah sebuah sayembara yang boleh diikuti semua orang laki laki . Sayembara itu menawarkan kepada siapa saja yang dapat memenuhi persyaratan yang ditetapkan raja, bahwa akan dijadikan menantu dan akan diangkat menjadi raja .  Maka semua laki laki dewasa tanpa kecuali telah berbondong bondong menuju ke Istana untuk mengikuti sayembara tersebut . Kemudian baginda raja telah membacakan sendiri persyaratan tersebut. Ternyata persyaratannya hanya satu tetapi sungguh sangat mengejutkan, yakni siapa saja yang berani terjun bebas dari ketinggian menara disamping Istana maka akan dijadikan menantu dan akan diangkat jadi raja. Maka tiba tiba semua orang mundur teratur tak ada yang berani mengikuti sayembara tersebut. Dalam hati orang orang yang berkumpul itu mereka mengatakan , tumben raja koq tidak sebagaimana biasanya, itu khan namanya bunuh diri . Maka semua orang tidak mau mati sia sia jatuh dari ketinggian menara tanpa alat bantu apapun.
Tinggal satu pemuda saja yang masih tegar berdiri di hadapan raja, semua mata tertuju kearah pemuda itu. Lalu raja bertanya kepada pemuda itu : “ Wahai pemuda beranikah kamu terjun bebas dari menara itu ?”  Jawab pemuda : “ Kalau itu memang persyaratannya untuk dapat memenangkan sayembara maka saya siap” Raja lalu bertanya lagi : “ Apa kamu tahu apa resikonya jika kamu terjun dari manara yang sangat tinggi itu ?” Dengan yakinnya pemuda itu pun menjawab : “ Saya tahu baginda raja, dan saya siap menerima apapun resikonya .”
Kata raja : “ Yach itu pilihanmu sendiri, kalau memang kamu siap dengan segala resiko yang bakal kamu tanggung silahkan kamu naiki menara itu.”
Maka dengan tidak menunjukkan keraguan sedikitpun pemuda itu lalu memanjat menara yang tinggi disamping Istana dan setelah mencapai puncaknya lalu ia menerjunkan dirinya. Semua orang berteriak teriak melihat kenekatan pemuda itu, sebagian mengganggap bahwa pemuda itu sudah gila karena mau maunya bunuh diri dengan terjun dari menara yang tinggi. Terbayang bahwa pemuda itu akan mati seketika manakala kepalanya membentur lantai yang sangat keras.

Raja yang sedari tadi sebetulnya sudah mengagumi pemuda itu, merasa puas dan setelah yakin akan sifat pemuda itu, maka sebelum kepala pemuda tersebut membentur lantai yang keras tiba tiba raja telah memerintahkan kepada sekelompok pengawal raja untuk menyelamatkan pemuda tersebut. Jaring jaring yang telah disiapkan sejak awal kemudian dibentangkan dan selamatlah pemuda itu dari maut yang akan merenggutnya.

Raja bertanya kepada pemuda itu : “ Mengapa engkau begitu yakin tanpa keraguan sedikitpun memenuhi persyaratan sayembara ini ?”
Pemuda itupun memberikan jawaban : “ Wahai raja bagaimana saya tidak yakin, sedangkan baginda seorang raja yang sangat bijaksana dan adil , raja sangat amanah tidak pernah sekalipun raja berkhianat terhadap janji janji raja kepada rakyatnya, dan tidak mungkin raja ingin punya menantu yang cacat karena kakinya patah ataupun tangannya patah atau kepalanya benjol karena terbentur lantai.”
Raja tersenyum puas dan sangat gembira mendengar jawaban pemuda tersebut sehingga baginda turun dari singgasananya dan dipeluknya erat erat pemuda itu.

Inilah gambaran untuk hamba hamba Allah SWT yang memiliki keImanan yang sempurna dan keyakinan yang tidak ada keraguan sedikitpun akan janji janji Allah SWT , maka di akhirat akan menjadi raja yang kekal abadi dengan Istana Istana di syurga dan memperistri bidadari bidadari cantik jelita yang belum pernah disentuh oleh siapapun.

“dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al Qur'an) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat.”
(QS Al Baqarah ayat 4)

Maha Suci (Allah) yang jika Dia menghendaki, niscaya dijadikan-Nya bagimu yang lebih baik dari yang demikian, (yaitu) surga-surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, dan dijadikan-Nya (pula) untukmu istana-istana.
(QS Al Furqon ayat 10)

Di dalam surga itu ada bidadari-bidadari yang sopan menundukkan pandangannya, tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni surga yang menjadi suami mereka) dan tidak pula oleh jin.
(QS Ar Rachman ayat  56)

Ya Allah penuhilah hati hati kami dengan keyakinan yang sempurna atas Kebenaran Agama Islam dan kuatkan kami dalam menghadapi ujian dan cobaan hidup ini, aamiin yaRabbal aalamiin.

Thursday 27 January 2011

5 tipe manusia

Manusia dalam melaksanakan suatu perbuatan mestinya didorong oleh suatu motivasi tertentu. maka ada beberapa tipe manusia sesuai dengan apa yang memotivasi perbuatannya.
Ada beberapa motivasi yang mendorong seseorang untuk melakukan suatu perbuatan,

1.     Hawa Nafsu

Manusia yang melakukan suatu perbuatan hanya karena dorongan hawa nafsu belaka, tujuannya untuk meraih kepuasan setinggi tingginya dengan memperturutkan apa saja keinginan hawa nafsunya tanpa kontrol sedikitpun. Tidak perduli apakah akan merugikan orang lain atau bahkan akan merugikan dirinya sendiri. Hawa nafsunya telah dijadikan sebagai tuhannya.

“Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya, dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?”
( QS Al Jaatsiyah ayat 23 )
                                                
2.     Kesempurnaan jasmani

Tujuan hidupnya adalah untuk mendapatkan kesempurnaan jasmani semata, segala daya dan upaya semuanya hanya untuk menghias diri agar bagaimana fisiknya tampil semakin menarik atau semakin perkasa. Waktunya fikirnya tenaganya dan keseluruhan dana dikhususkan untuk menyempurnakan fisik dan penampilannya semata mata.
Tidak sadar bahwa jasmani lambat laun namun pasti, akan mengalami penuaan dan akhirnya mengalami kematian. Allah SWT tidak memandang kepada jasmaninya melainkan kepada hatinya.

Dari [Abu Hurairah] dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada rupa dan harta kalian, tetapi Allah melihat kepada hati dan amal kalian."
( Shahih Muslim)


3.     Keuntungan Materi

Usaha yang dilakukan hanyalah semata mata untuk mendapatkan keuntungan materi sebanyak banyaknya. Tidak lagi memperhatikan waktu waktu ibadah, syariat agama ditinggalkan halal haram tidak ada masalah. Manusia seperti ini meyakini bahwa dengan mengumpulkan materi sebanyak banyaknya maka hidup pasti akan bahagia dan mulia.
Dia lupa akan kisah Qorun laknatullah alaih yang walaupun memiliki harta sedemikian banyaknya justru asbab dibinasakan oleh Allah SWT beserta seluruh hartanya dibenamkan ke dalam bumi. Sesungguhnya kesenangan duniawi hanyalah menipu.

“Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada adzab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu”.
( QS Al Hadiid yat 20 )

4.     Janji Pahala

Manusia yang mengerjakan perbuatan amalan karena yakin akan pahala yang dijanjikan oleh Allah SWT melalui Rasulullaah saw. Mereka melaksanakan sholat fardhu berjamaah di masjid karena termotivasi akan pahala 27 derajad, membaca Al Qur’an karena satu hurufnya akan mendapat sepuluh khasanah, berdzikir karena akan mendapatkan kekayaan di syurga dan lain sebagainya. Mereka sangat bersemangat dalam melaksanakan amalan dan mereka di sebut sebut sebagai ahli ibadah.

Barang siapa yang mengerjakan amal shaleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.
( QS An Nahl ayat 97 )

5.     Ridha Allah SWT

Tingkatan manusia yang terakhir ini melaksanakan amal perbuatan semata mata hanya mengharap ridha Allah SWT.  Tak jarang manusia manusia umumnya karena ketidak tahuannya telah mencemooh mereka mencibir mereka bahkan tidak jarang mereka telah dimusuhi difitnah, namun karena semata mata hanya mengharap ridha Allah SWT sedikitpun mereka tidak menaruh benci. Bagi mereka sama saja , dipuji, disanjung, dicela, dibenci , sedikitpun tidak ada pengaruhnya. Pendek kata mereka hanya melaksanakan saja perintah Allah SWT dengan cara yang dicontohkan Rasulullaah saw, selebihnya mereka berserah diri sepenuhnya kepada Allah SWT. Biasanya golongan inilah yang disebut sebut sebagai ahli dakwah yang mana ketika mendakwahkan agama mendapat tentangan dari berbagai fihak tetapi tetap istiqomah dalam jalan dakwah.

Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena mencari keridhaan Allah; dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya.
( QS Al Baqarah ayat 207 )

Manusia tipe 1, 2 dan 3 adalah tipe manusia yang merugi, sedangkan manusia tipe ke 4 dan 5 adalah manusia yang akan mendapatkan keberuntungan dan kemenangan yang besar. Semoga Allah SWT mudahkan kita untuk mencontoh kepada manusia yang diridhai Nya, aamiin.

Sunday 23 January 2011

Ahh itu khan hadist yang dhoif, ….tidak shahih.

Sekecil apapun makhluk ciptaan Allah SWTpasti ada manfaatnya, semisal bakteri atau bahkan virus yang menyebabkan berbagai macam penyakit, ternyata dibalik itu Allah SWT simpan rizki jutaan ummat manusia melalui obat obatan, melalui rumah sakit , alat alat kesehatan dan lain lain sebagainya. Allah SWT simpan ilmu pengetahuan yang sungguh luar biasa untuk kesejahteraan ummat manusia.
Atau yang paling kecil semisal atom , proton dan neutron. Dari ukuran memang kecil namun setelah diteliti manusia maka lahirlah teori relativitas Einstein lalu dikembangkan lagi lahirlah ilmu nuklir dan tenaga nuklir yang sangat dahsyat.

Kecil ukuran tidak berarti kecil pula nilainya atau kecil manfaatnya.

Sekarang kita bandingkan dengan agama. Sekecil kecil perkara agama jauh lebih hebat daripada perkara dunia bahkan tak dapat dibandingkan karena perkara agama akan kekal abadi sebaliknya dunia dan seisinya akan musnah lenyap saat Allah SWT hancurkan dengan kedatangan hari Kiamat.  
Tetapi hari ini ummat Islam telah mengaggap kecil perkara agama :

“Ah itu khan hanya sunnah saja, perkara yang kecil , bukan wajib ,”

“Ah itu khan hadist yang dhaif,… tidak shahih, aku maunya yang shahih shahih saja, yang dhaif no way.”  

Sesungguhnya perkara agama tidak ada yang tidak penting. Semuanya penting dan besar nilainya di sisi Allah SWT .

Sesungguhnya iman kitalah yang dhoif , pengamalan agama kitalah yang tidak shahih.

Manakala ummat Islam sudah mengganggap kecil perkara agama sesungguhnnya ia telah menyombongkan diri terhadap Rachmat Allah SWT. Tidakkah kita tergerak untuk meneliti setiap amalan amalan agama dan mengaplikasikan dalam kehidupan sehari hari.  Kalau atom saja yang kita anggap paling kecil mampu menghasilkan tenaga nuklir yang begitu dahsyat, tidak bisa kita bayangkan bagaimana amal agama akan menghasilkan kekuatan yang jauh lebih hebat dan dahsyat bila kita serius memikirkannya dan mengamalkannya sekecil apapun amal agama tersebut .

Sayang sekali ummat Islam tertinggal dengan ummat ummat manusia lainnya. Mereka telah dengan serius memikirkan hal hal yang nampak kecil yang dianggap kecil oleh manusia tetapi ternyata terkandung kekuatan yang sangat dahsyat. Sebaliknya ummat Islam bahkan mengecil ngecilkan amal amal agama bahkan tanpa sadar sudah meremehkan atau “menghina” perkara agama . Bagaimana ummat Islam akan maju, bagaimana ummat Islam akan menang, bagaimana ummat Islam akan berjaya kembali kalau seperti ini.

Kita beristighfar kepada Allah SWT atas segala kelalaian ini.

Tidak ada doa mereka selain ucapan: "Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami dan tindakan-tindakan kami yang berlebih-lebihan dalam urusan kami dan tetapkanlah pendirian kami, dan tolonglah kami terhadap kaum yang kafir".
(QS Ali Imran ayat 147)

Friday 21 January 2011

Syukuri saja ni’mat yang ada

Suatu saat nabi Musa as berjalan jalan dan bertemu dengan seorang hamba Allah yang seumur umur hidupnya tidak pernah merasakan kesenangan hidup. Pada waktu itu dia tengah berendam di suatu sungai karena pakaian satu satunya yang ia miliki sedang dikeringkan dibebatuan setelah selesai dicuci. Begitu melihat nabi Musa as, spontan hamba Allah SWT tersebut  memanggil manggilnya dan berkata : “Wahai Musa, tolong sampaikan pada Allah SWT bagaimana seharusnya aku berbuat agar hidupku senang , seumur hidupku aku belum pernah merasakan hidup senang .” Maka nabi Musa as pun mengiyakan dan berjanji akan menyampaikan kepada Allah SWT tentang permohonan hamba Allah tersebut.
Setelah berjalan beberapa jauh kemudian nabi Musa as pun bertemu dengan hamba Allah lainnya yang keadaannya bertolak belakang dengan hamba Allah sebelumnya. Seumur hidupnya selalu berada dalam kesenangan dan kebahagiaan hidup, tak pernah sekalipun merasakan susahnya hidup. Dia sedang berada di taman dengan begitu banyak pelayan pelayan dan buah buahan serta harta yang banyak. Begitu melihat nabi Musa as tiba tiba dia menghampirinya dan berkata : “ Wahai nabiullaah Musa , aku mohon sampaikan kepada Allah SWT bagaimana seharusnya aku buat agar aku bisa merasakan susahnya hidup walau hanya sekali, seumur hidupku tak pernah aku merasakan hidup susah.” Kemudian nabi Musa pergi bermunajat kepada Allah SWT menyampaikan permohonan kedua hamba Allah tersebut.

Setelah nabi Musa as menyampaikan permohonan kedua hamba Allah tersebut maka Allah SWT telah berfirman kepada nabi Musa as. Allah SWT telah memerintahkan kepada hamba Allah yang pertama, agar dapat merasakan hidup senang dan bahagia maka syukuri saja ni’mat yang ada, sedangkan untuk hamba Allah yang kedua bila ingin hidupnya susah maka ingkari saja ni’mat yang selama ini telah dirasakan.

Nabi Musa lalu kembali menemui hamba Allah yang sedang berendam di sungai. Dikatakan kepadanya bahwa jika ia benar benar ingin merasakan hidup bahagia dan senang maka syukuri saja ni’mat yang ada. Begitu mendengar jawaban yang diberikan nabi Musa as , maka tiba tiba wajahnya telah berubah merah dan dengan meradang ia berkata : “ Wahai Musa apa yang bisa saya syukuri  dalam hidup ini, aku tak punya rumah tak punya istri apalagi anak , tak punya pekerjaan, tak punya ……..” Hamba Allah tersebut terus mengomel karena merasa selama ini tidak pernah mendapat keni’matan dari Allah SWT. Dia tidak sadar bahwa seungguhnya ni’mat Allah SWT tiada terhingga seperti ni’mat sehat ni’mat hidayah ni,mat iman dan sebagainya. Karena hamba Allah tersebut tetap tak mau mensyukuri ni’mat yang ada maka tidak perduli, walau dia sudah tidak punya kebendaan apapun kecuali satu satunya pakaian , tiba tiba angin yang kencang telah menerbangkan pakaian satu satunya itu.

Nabi Musa as kemudian menemui hamba Allah yang kedua dan menyampaikan bahwa jika ingin hidup susah yakni dengan cara ingkari saja ni’mat yang selama ini diperolahnya. Hamba Allah tersebut tercengang dan berkata : “ Wahai nabiullah Musa , tidak mungkin saya akan mengingkari ni’mat dari Allah SWT. Seumur hidupku aku selalu bersyukur atas segala keni’matan yang Allah SWT telah anugerahkan kepadaku.”  Nabi Musa as kemudian berkata kepadanya, :” Kalau begitu kamu selamanya tidak akan pernah merasakan hidup susah, selamanya kamu akan hidup bahagia dan hidup senang.” Benar saja walau hamba Allah tersebut telah diberi karunia begitu banyak keni’matan, karena dia senantiasa mensyukurinya maka tiba tiba hartanya jadi bertambah banyak, buah buahan dikebunnya jadi berlimpah limpah. Inilah balasan Allah SWT kepada hamba hamba-Nya yang selalu bersyukur atas segala ni’mat.

Hikmah yang bisa kita petik dari kisah tersebut di atas adalah bahwa kunci kebahagiaan hidup adalah dengan senantiasa mensyukuri ni’mat ni’mat yang dinugerahkan kepada kita sebaliknya jika kita tidak mau bersyukur maka bersiap siaplah untuk selalu hidup susah baik di dunia terlebih lebih lagi di akhirat kelak.

Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan: "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya adzab-Ku sangat pedih".
( QS Ibrahim ayat 7 )

"Ya Tuhanku, berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal shaleh yang Engkau ridai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang shaleh".
( QS An Naml ayat 19)